Menjadi Baik

Aku tahu semua ini memang akan terjadi tapi aku tidak pernah menyangka semuanya akan tiba secepat ini, aku tidak bisa berbuat apapun lagi dan hanya berusaha tersenyum meski air mata mengalir deras di pipiku.

"Berhenti ayah jangan meminta maaf kepadaku, aku yang seharusnya berterimakasih kepadamu karena sudah mau membesarkan aku sampai saat ini, aku tahu kau orang baik dan aku minta maaf karena telah menyusahkan mu selama ini, aku janji akan pergi ke luar untuk menjalani hidupku sendiri dan bekerja agar aku tidak menyusahkan dirimu lagi" ucapku kepada sang ayah.

Mungkin tepatnya ayah angkatku, bisa ku lihat bagaimana ayahku menghembuskan nafas kasar dan berat, aku tahu dia juga mungkin merasa sedikit berat untuk melepaskanku karena tidak bisa dipungkiri selama ini aku memang paling dekat dengan ayahku dan dia orang yang paling perduli terhadapku, dia menjadi sedikit ketat hanya karena ibu dan Cecil yang selalu membenciku dan membuat aku mendapatkan banyak fitnah dari mereka.

Tapi selama ini aku sama sekali tidak pernah membela diriku bahkan lebih tepatnya tidak memiliki kesempatan untuk membela diri sendiri, sehingga aku lebih banyak diam dan menerima semua yang terjadi, menyerahkan semua nasib hidupku kepada takdir karena meski aku membela diriku, aku tetap tidak akan menjadi pemenang dan aku akan tetap menjadi yang salah bahkan mungkin akan menjadi semakin salah jika aku melawan mereka.

Kupikir setelah ayah menghembuskan nafas berat seperti itu dia akan mengijinkan aku untuk keluar dari rumah ini, namun nyatanya tidak, ayah justru malah menahanku dan meminta aku untuk tetap bertahan disana.

"Vivian....ayah mohon kepadamu, tolong tetaplah tinggal disini jangan pernah meninggalkan rumah ini, bukan tanpa alasan mengapa ayah membawamu ke dalam rumah ini, semua itu ada alasannya dan kau juga bukan putri sembarang, ayah sudah berjanji pada sahabat ayah untuk melindungimu dan menjagamu, jadi ayah mohon kepadamu Vivian tolong jangan tinggalkan rumah ini" ungkap ayahku memberitahu.

Ketika mendengar penuturan dari ayah aku memahami sekarang mengapa tuan Karlons Wheeler ini mengangkat ku sebagai putrinya walaupun aku tidak pernah di kenalkan kepada publik dan selalu dia sembunyikan, apalagi ketika mendengar tentang dirinya yang telah mengikat janji dengan ayahku, disana aku langsung paham ternyata tuan Karlons tidak sepenuhnya orang asing bagiku tetapi dia sahabat ayahku yang luar biasa.

"Tapi ayah, untuk apa aku tetap tinggal disini istri dan putrimu jelas sangat membenciku, mereka akan jauh lebih bahagia jika aku pergi, apa kau tidak ingin melihat kedua orang yang engkau sayangi menjadi bahagia?" Ucapku bertanya kepadanya.

Ayah langsung tertunduk diam membisu, dia mengetahui dengan jelas seberapa bencinya nyonya Sava Wheeler kepadaku bahkan sejak aku pertama kali dibawa masuk olehnya ke dalam rumah ini, dia sudah sangat membenciku, namun meski begitu tuan Karlons tetap memaksakan Vivian untuk tinggal bersamanya dan menjadikan dia sebagai putri keduanya, bahkan disaat Vivian sudah mengetahui semua kebenarannya dan dia memilih untuk keluar dengan sendirinya dari rumah tersebut, tuan Karlons tetap saja tidak membiarkannya untuk pergi sebab dia masih melihat Vivian yang masih kecil karena baru saja berusia 17 tahun, dan dia masih membutuhkan pendidikan untuk masa depannya yang lebih baik.

"Vivian...ayah mohon tetaplah tinggal disini ayah akan melepaskanmu jika kamu sudah menemukan pendamping hidupmu, sehingga ayah bisa menyelesaikan amanah yang ayahmu berikan" ucapnya sambil memegang kedua tanganku dengan erat.

Melihatnya yang begitu amanah dan bersih keras untuk menjagaku hingga akhir, aku pun mengalah dan memberikan ayah angkatku ini kesempatan kedua, ini juga sebuah keberuntungan yang luar biasa disaat aku bisa masuk menjadi salah satu anggota keluarga Wheeler yang terhormat di kota ini.

"Baiklah ayah, aku akan tetap menjadi putri bungsumu dan tetap tinggal disini bersamamu" ucapku sambil tersenyum kepadanya.

Ayah terlihat sangat senang dan dia segera menyuruhku untuk kembali ke kamar sedangkan dirinya pergi menemui sang istri juga putri kandungnya, aku sangat berharap ayah akan berhasil membujuk mereka karena mau bagaimanapun mereka adalah keluarga kandung ayah yang sah sedangkan aku hanyalah anak pungut yang tidak tahu apapun dan tidak mengenal siapa kedua orangtuaku dan asal usulku sebenarnya.

Hingga ke esokan paginya ibu tiba-tiba saja datang menemuiku dan dia bersikap jauh lebih baik kepadaku, begitu juga dengan Cecil mereka terlihat sangat berbeda dalam bersikap kepadaku, ibu mengajakku sarapan di meja makan bersama dengan mereka padahal sebelumnya aku selalu makan di dapur bersama para pelayan, bahkan ibu juga menuangkan nasi serta lauk ke atas piringku dan aku merasa senang meski aku tahu ini terlihat aneh dan janggal.

"Vivian ayo makan sayurnya kau harus tumbuh dengan baik" ucap ibu sambil mengisi piringku,

"Iya Vivian dan mulai saat ini kau bisa melanjutkan sekolahmu di sekolah yang sama denganku, bagaimana apa kau senang?" Ucap Cecil yang membuatku langsung terperangah sangat kaget dan tidak menyangka.

Sebelumnya ibu sudah memberitahuku bahwa aku hanya bisa sekolah sampai tingkat SMP jadi aku sudah merelakan mengenai pendidikanku tapi kali ini tiba-tiba saja Cecil berkata bahwa aku bisa masuk ke sekolah yang sama dengannya dimana itu adalah sekolah internasional dan hanya anak-anak keluarga terpandang yang bisa bersekolah disana, tentu saja aku sangat kaget dan tidak menyangka ketika mendengarnya.

"Ce..Cecil...apa itu benar?" Tanyaku dengan gugup,

"Tentu saja Vivian, mana mungkin aku membohongimu, dan maafkan aku atas perlakuanku selama ini terhadapmu, aku ingin memperbaiki hubungan persaudaraan diantara kita, maukah kamu memulainya dari awal lagi denganku juga ibu?" Ujar Cecil sambil menggenggam kedua tanganku dengan lembut dan hangat.

Untuk pertama kalinya aku melihat Cecil tersenyum seperti ini kepadaku dan dia menggenggam tanganku layaknya seorang kakak yang menyayangi adiknya, aku sangat senang dan langsung mengangguk menyetujuinya hingga Cecil langsung memelukku di ikuti dengan ibu.

"Terimakasih sudah mau memaafkan kami Vivian, ibu janji akan memperlakukan kalian sama mulai saat ini" ucap ibuku sambil mengusap lembut pucuk kepalaku.

Aku sungguh sangat senang karena bisa mendapatkan kasih sayang dari mereka berdua yang tidak pernah aku dapatkan selama ini, ku lihat ayah juga tersenyum kepadaku dan aku yakin semua ini terjadi berkat ayah, tidak tahu apa yang ayah bicarakan kepada mereka berdua sebelumnya sehingga mereka menjadi menyukaiku seperti ini, bahkan disaat aku selesai sarapan Cecil membawaku ke kamarnya dan memberikan pakaian sekolah miliknya yang lain kepadaku.

Saat itu juga aku pergi ke sekolah internasional school untuk pertama kalinya, memakai seragam yang sangat cantik dan rapih dengan rambut yang di sisir rapih dan wajah berseri seri, bahkan aku diperbolehkan untuk masuk ke dalam mobil yang sama dengan Cecil, kami juga duduk bersampingan di dalam mobil hingga sampai ke sekolah.

Berkali kali aku berusaha menyadarkan diriku dengan mencubit pipiku sendiri karena aku pikir ini adalah sebuah mimpi namun ternyata aku masih bisa merasakan sakit sehingga aku sangat yakin bahwa semua ini adalah kenyataan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!