Aku segera mencari keberadaan tongkat yang dia maksud di sekitar sana, hingga akhirnya mataku melihat sebuah tongkat yang tenggelam di dasar kolam, dan aku tidak bisa mengambilnya karena aku tidak bisa berenang saat itu.
"I..itu...maaf tongkatmu ada di dalam kolam dan itu di dasarnya aku tidak bisa membantumu untuk mengambilnya karena aku tidak bisa berenang, maaf yah semua ini karena aku" ucapku meminta maaf dengan rasa yang penuh bersalah,
"Tidak papa aku akan meminta bodyguard ku untuk mengambilkannya, bisakah kamu antarkan aku kepadanya?" Tanyanya kepadaku,
"Aaahh...iya tentu saja, ayo aku bantu kamu berdiri" balasku sambil memegang tangannya dan membantu dia agar berdiri,
Aku berjalan dengan baju basah kuyup berdua dengan seorang anak laki-laki asing itu mencari bodyguard yang dia sebutkan tapi sayangnya kami tetap tidak bisa menemukan orang yang anak laki-laki itu maksud, bahkan hingga pakaian kami sudah hampir kering kami masih belum bisa menemukannya juga dan aku sudah agak lelah pria itu juga merasakan hal yang sama.
"Sebenarnya dimana pria yang kamu maksud itu aku tidak mengetahui wajahnya dan kamu juga tidak bisa melihatnya bagaimana kita bisa menemukannya dengan mudah, sedangkan pesta di rumah sangat meriah?" Gerutuku merasa hampir putus asa,
Pria itu nampak begitu lesu dan dia terlihat sangat lemas, aku merasa sangat kahwatir saat melihat kondisinya yang terlihat sangat lemas tidak berenergi dan tidak berdaya, aku semakin cemas dan memegang tangannya dengan kuat.
"Eh...hey....hey...ada apa denganmu...hey ..ayolah sadar kenapa kau menjadi seperti ini?" Tanyaku kebingungan sendiri dan mulai panik,
"Hey....tolong sadarlah, apa kau baik-baik saja?, Tolong jawab aku jangan membuatku cemas seperti ini" ucapku sambil menepuk pipinya beberapa kali dengan pelan,
"AA..aku....tidak tahan dingin...aku...kedinginan..." Balas pria itu dengan terbata bata,
Aku bingung harus melakukan apa sehingga langsung memeluknya dengan sangat erat sekuat tenagaku, karena dia mengatakan dingin dan tidak tahan dengan rasa dingin sehingga hanya itu yang bisa aku lakukan untuk membuat tubuhnya sedikit lebih hangat dari sebelumnya.
"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa memelukmu, maafkan aku sudah membuatmu begini...huhu...aku harus bagaimana lagi?" Gerutuku merasa semakin panik dan cemas.
Pria itu sudah tidak bicara lagi di saat aku memeluknya hingga tiba-tiba saja dia hanya tersenyum kepadaku dan membuka matanya perlahan, dia menatap kosong ke depan namun senyum terlihat jelas di wajahnya, aku sangat senang ketika dia mulai kembali sadar dengan perlahan.
"Wahh ..kamu sadar, aahh syukurlah akhirnya kamu sadar, huaa...kau membuatku cemas" ucapku sambil terus kembali memeluknya semakin erat.
Aku sangat senang saat melihat anak laki-laki itu kembali sadar dan bisa tersenyum seperti sebelumnya hingga tidak lama seorang pria yang berpakaian serba hitam datang menghampiri kami lalu dia mendorongku cukup kuat dan menggendong anak laki-laki yang aku peluk sebelumnya.
"Ya ampun tuan muda? Apa yang terjadi denganmu, maafkan saya tuan muda karena terlambat menemukanmu, maafkan saya tuan muda" ucap pria dewasa itu yang sama cemasnya denganku,
"Kau? Siapa kau, menjauhlah dari tuan muda Lukas" bentak pria Dewasa tersebut sambil mendorongku cukup kuat,
"Aduhh...." Ucapku sambil meringis kesakitan karena jatuh terduduk di lantai sebab aku di dorong oleh pria dewasa yang menggendong anak laki-laki buta tersebut.
Anak laki-laki itu langsung memerahi pria dewasa yang menggendong nya dan dia memerintahkan pria dewasa itu untuk menurunkan dirinya dengan segera.
"Hey, Tiko beraninya kau membentak gadis kecilku, dia yang sudah menyelamatkan aku cepat minta maaf kepadanya dan turunkan aku segera!" Bentak anak laki-laki tersebut dengan mendominasi.
Aku sangat kaget ketika mendengar anak sekecil itu bicara memerintah kepada orang dewasa bahkan aku sendiri tidak pernah berani berbicara seperti itu terlebih kepada seorang pria dewasa, namun anehnya saat itu pria dewasa yang menggendong anak laki-laki tersebut segera menuruti permintaannya.
Dia menurunkan anak laki-laki yang buta itu dan segera menghadap ke arahku lalu meminta maaf sambil membungkuk memberi hormat kepadaku.
"Ohh...maafkan saya nona kecil, dan maafkan saya tuan muda karena saya sudah salah paham mengenai kalian berdua terutama untukmu nona kecil" ucap pria dewasa itu membuatku kaget.
"Ehh ..tidak tidak bangkitlah dengan tegak kamu tidak pantas membungkuk kepada anak kecil sepertiku, kamu juga tidak salah karena ini hanya kesalahan pahaman" balasku memintanya agar segera bangkit.
Akhirnya pria dewasa itu segera bangkit dan aku bisa merasa jauh lebih tenang dan lebih baik sedangkan anak laki-laki itu tiba-tiba saja memegang tanganku dan memintaku untuk ikut pulang bersamanya.
"Gadis kecil ayo ikut pulang denganku aku akan memperkenalkan kamu kepada kedua orangtuaku" ucapannya mengajakku begitu saja,
"Aku ingin sekali ikut denganmu tapi aku tidak bisa ibuku akan memarahi aku jika aku pergi dari rumah ini, maafkan aku" balasku menolaknya dengan baik,
Dia nampak sedih dan tertunduk lesu serta perlahan melepaskan genggaman tangannya dariku aku tidak tega melihatnya bersedih sehingga aku langsung kembali meraih tangannya dan menggenggam tangannya itu dengan lebih kuat.
"Jangan bersedih pria tampan, kamu anak laki-laki paling tampan yang pernah aku temui dan aku tidak akan pernah melupakanmu kau bisa pergi ke taman di samping rumahku aku akan selalu datang ke sana untuk menyiram bunga di sore hari, meski aku tidak bisa keluar dari rumah ini kita masih tetap berteman dan tetap bisa bertemu, jika kamu setuju aku akan menunggumu di taman itu besok sore" ucapku membuat janji dengannya,
Dia menjadi jauh lebih gembira dari sebelumnya dia tersenyum sangat senang dan mengangguk menyetujui ucapanku.
"Tentu saja aku akan datang kesana besok, kau harus menepati janjimu yah gadis kecil, ingat itu aku akan datang menemuimu besok" ucapnya begitu senang.
Lalu anak laki-laki yang buta itu pergi dibawa oleh pria dewasa berpakaian serba hitam keluar dari kediamanku dan aku kembali ke dalam untuk pergi ke ruang pelayan dan mengganti pakaianku karena bekas tercebur ke kolam renang sebelumnya.
Saat aku melewati pesta tiba-tiba saja Cecil memanggilku dan dia memintaku untuk datang kepadanya dengan alasan kami akan meniup lilin bersamaan di acara ulang tahun kami berdua yang bersamaan.
"Ehh.....Vivian kemari ayo kita tiup lilinnya bersama-sama" ajaknya memanggilku,
Aku tidak bisa menolak permintaan karena saat itu aku berada di depan banyak orang dan lagi karena saat itu aku masih kecil aku tidak memiliki pikiran buruk sedikitpun dan aku justru merasa senang saja ketika Cecil mengajakku seperti itu.
Aku berlari kecil menghampirinya dan berdiri tepat di samping Cecil tapi disaat kami hendak meniup lilin Cecil justru malah mendorong kepalaku dari belakang dengan kuat sehingga membuat aku tidak bisa menahannya dan wajahku jatuh menyimpan kue ulangtahun miliknya, dia juga langsung memarahiku tanpa sebab yang jelas.
"Astaga....Vivian apa yang kamu lakukan, kenapa kamu merusak kue ulangtahunku hiks...hiks...ayah lihat dia merusaknya dengan wajahnya sendiri" ucap Vivian merengek kepada ayahku.
Aku hanya menatapnya dengan bingung dan tidak tahu harus menjelaskan yang sebenarnya terjadi seperti apa kepada ayahku dan semua orang yang ada disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments