Aku tidak bisa berkata-kata apapun lagi karena memang jas yang pria itu kenakan sudah kotor terkena bekas makananku dan aku segera mengambil tisyu yang ada diatas meja tak jauh dari tempatku berdiri dengannya, sehingga aku segera mencoba untuk membersihkan jas yang dia kenakan tersebut.
"A...ahh...begini saja biar aku bersihkan jas mu, maaf ya maafkan aku, atau kalau tidak.... bisakah tolong kau lepas dahulu jasmu itu aku akan membersihkannya ke kamar mandi" ucapku kepadanya.
Dia langsung menepis tanganku dan mendorongku hingga jatuh tersungkur ke lantai cukup keras. Bukan hanya itu dia kembali membentakku dan menjadikan aku bahan candaan baginya, dia mempermalukan aku di depan umum dan mengolok-olok aku dengan kejam.
"Minggir kau, kau tidak pantas menyentuh jas mahalku ini, mungkin anak pungut sepertimu juga tidak pantas untuk menginjakkan kaki di sekolah mewah dan luar biasa seperti ini, dasar kotoran" ucapnya kepadaku dihadapan banyak orang.
Mereka semua yang melihatnya langsung saja berbisik riuh satu sama lain membicarakan ku sedangkan ketiga perempuan yang sebelumnya mengajakku makan siang bersama, dia juga datang menghampiri aku, lalu menertawakan aku dengan puas bahkan mereka menyiramkan minuman dingin keatas kepalaku.
"Ahaha....ternyata kau anak pungut, pantas saja jika tadi kau menolak begabung dengan kami, CK....untung saja kita tidak makan dengannya, dasar penipu" ucapnya melemparkan tatapan sinis,
"Rasakan ini kau pantas mendapatkan perlakuan seperti ini, ahahaha" tambah salah satu temannya sambil menumpahkan air dingin keatas kepalaku.
"AA..aaahh...tidak tolong hentikan" ucapku berontak dan meminta mereka berhenti memperlakukan aku seperti itu.
Mereka tetap menertawakan aku dan menjadikan aku bahan tontonan hingga tidak lama wanita tomboi itu datang bersama pria culun yang pernah menolongku sebelumnya, dia langsung berteriak dengan keras membuat para kerumunan segera bubar dari sana dan dia juga langsung membantuku untuk bangkit berdiri.
"Hey, apa yang sedang kalian tonton, BUBAR!" bentak dia berteriak dengan kencang.
Semua orang terlihat takut dan mereka seketika membubarkan diri sendiri dengan cepat hingga hanya tersisa pria sombong itu bersama beberapa teman prianya di belakang dan ketiga wanita centil itu yang ada disana.
"Heh, ayo bangun kau tidak pantas duduk di lantai seperti itu" ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
Aku senang melihat dia datang menolongku dan segera aku menerima uluran tangan darinya, lalu dia langsung membuka jas sekolahnya dan mengenakan jas itu kepadaku karena seragam yang aku pakai sudah basah kuyup.
Kami bertiga segera pergi dari sana begitu saja, dia membawaku ke UKS dan membantu aku mengeringkan pakaianku, meski dia tidak mengatakan apapun lagi kepadaku tetapi dia dengan serius membantu aku mengeringkan jas sekolah dan sepatu milikku, begitu juga dengan pria culun itu, dia sangat baik mau mengeringkan rambutku.
Aku sungguh merasa tidak enak kepada mereka dan merasa sangat gugup untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasih kepada mereka namun walau aku merasa canggung, aku tetap memberanikan diri untuk mengatakannya, saat wanita tomboi dengan rambut pendek sebahu itu memberikan jas milikku yang selesai dia keringkan aku langsung menahan tangannya.
"Ini cepat pakai jas mu" ucapnya sambil memberikan jas itu kepadaku,
"Aahh...iya terimakasih sudah membantuku" ucapku kepadanya sambil melemparkan senyum setulus mungkin.
Dia tidak menjawabku dan langsung mengajak pria culun itu pergi dari sana.
"Bimo ayo kita pergi" ucapnya langsung menarik pria itu keluar dari ruang UKS.
Aku langsung bergegas memakai sepatuku dan berlari mengejar dia, aku berusaha keras untuk menghentikan dia hingga aku kembali berhasil menahan tangannya.
"Eh ..tunggu, hey...tunggu...." Teriakku menahan mereka,
"Hah...hah....hah, tolong bisakah kalian menjadi temanku, aku bukan terlahir dari keluarga kaya raya, kalian dengar sendiri tadikan bahwa aku hanya seorang anak angkat, meski aku merasa heran mengapa pria asing itu mengetahui identitas asliku tetapi yang terpenting aku memang orang biasa, jadi bisakah kalian menerima aku sebagai teman baru kalian, aku sungguh tidak mengenali siapapun disini dan sekarang malah mendapatkan musuh, mungkin orang-orang tidak akan ada yang mau berteman denganku" ucapku sambil memasang wajah yang menyedihkan dihadapan mereka berdua.
"Elis....tidakkah kamu merasa kasihan kepadanya, sudah kita terima saja dia, lagi pula dia juga bukan orang sombong seperti mereka" ucap pri culun tersebut.
Aku mengangguk berusaha meyakinkan Elis agar mau menerima aku sebagai temannya.
Entah kenapa aku sangat ingin berteman dengan mereka pilingku mengatakan bahwa merekalah orang-orang baik yang bisa aku jadikan teman di sekolah ini, hanya mereka yang cocok denganku dan hanya mereka juga yang bersedia membantuku sejak awal aku masuk ke lingkungan sekolah ini, sehingga aku sangat mempercayai bahwa mereka adalah orang yang baik.
Setelah beberapa saat terdiam akhirnya Elis mengangguk dan aku langsung tersenyum serta membuka mataku kegirangan, bahkan aku refleks langsung memeluk si culun itu karena dia juga memelukku.
"Aaaa....benarkah, kau menerima aku aaahhh aku senang sekali" ucapku kegirangan dan tidak sadar malah berpelukan sambil berjingkrak bersama pria culun tersebut.
"Hey....hey...jangan senang dulu, ada beberapa peraturan jika kau mau menjadi temanku dan Bimo" ucapnya membuatku langsung tertegun dan kembali berdiri tegak,
"Apa itu?" Tanyaku dengan penasaran,
"Elis, sejak kapan ada peraturan dalam pertemanan kita bukankah kau bilang kalau...." Ucap pria culun itu yang mulutnya langsung dibekap dengan kuat oleh Elis hingga dia tidak berani melanjutkan ucapannya lagi.
"Tidak papa, aku tidak masalah katakan saja apa peraturannya" tambahku sudah sangat penasaran,
"Aturannya mudah, kau hanya harus setia kepada kami berdua, jangan bergaul dengan orang-orang sombong seperti tadi dan jangan terlibat dengan brandal Kaylo itu, apa kau mengerti!" Ucapnya membuatku sedikit bingung.
Walau aku merasa bingung tapi aku tetap langsung menanggapi ucapannya dengan anggukan karena aku tidak berani untuk membantahnya.
"Eumm...aku mengerti, tapi siapa brandal Kaylo yang kamu maksudkan itu?" Tanyaku kepadanya,
"Aishh.....dasar kau, apa kau sama dengan si culun ini, aaarghh merepotkanku saja, kau tanya pada si culun itu, aku malas menjelaskannya" ucap dia sambil memijat keningnya pelan dan berjalan menuju kelas lebih dulu.
Aku menatap pada Bimo dan dia langsung menarik tanganku, di perjalanan sampai ke kelas Bimo terus menjelaskan kepadaku bahwa pria yang sebelumnya aku singgung adalah Kaylo, putra pewaris perusahaan ternama di negara ini dan dia termasuk orang paling berpengaruh di sekolah tersebut, Bimo juga memberitahu aku agar menghindar dan menjauhkan diri dari ketiga wanita yang tadi mengajakku makan bersama sebelumnya, karena mereka adalah biang keladi di sekolah ini.
Aku hanya terus mengangguk patuh dan memahami apa yang Bimo katakan kepadaku, tentang apa yang boleh aku lakukan dan apa yang tidak boleh aku lakukan, bahkan aku tidak menyangka banyak sekali peraturan yang tidak masuk akal di sekolah besar seperti ini.
Aku juga masih tidak mengerti mengapa pria bernama Kaylo itu bisa ada di kantin sekolahku padahal sebelumnya aku kira dia pergi ke jalan menuju universitas di sebelah sekolah ini, dan jas yang dia kenakan juga masih jas yang sama, itu sama persis dengan jas yang dikenakan oleh Cecil ke universitas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Alihabibnisa
lanjuttt thorrr...
2023-02-12
0