8. She Said Yes

Angga

Gue mengambil langkah yang akan menjadi langkah penentu dari bagian kehidupan baru gue. Dengan mantap gue lahap meter demi meter yang memisahkan kami. Setiap jarak yang berkurang, gue telan dengan mata tak pernah lepas dari manik-manik cantik kepunyaan wanita pujaan gue itu yang keningnya berkerut itu.

"Hai, Ma. Pa." Gue terpaksa memutuskan koneksi kami demi menyapa orang tua gue terlebih dahulu. Gue tatap mata Papa lebih lama sepersekian detik dan berharap gue bisa mengirimkan isyarat kepadanya dalam waktu yang singkat itu.

Bokap gue adala seorang observer. Bertahun-tahun bertahan di dunia musik yang kejam telah melatih insting dan ilmu pengamatannya. Gue menangkap sekilas anggukannya.

Okay, then. My mission starts now.

"Hai, Sayang," jawab Mama dengan senyum indahnya.

"Angga boleh pinjam Olavianya sebentar?"

Mata Mama membesar untuk beberapa saat yang pendek sebelum menyahut. ",Of course, of course. Go ahead."

"Thanks, Ma." Gue mengecup pipi wanita yang sudah melahirkan gue dan bersabar dengan segala kelakuan gue ketika gue masih kecil dulu. "We will be right back, okay?"

Bokap dan nyokap gue mengangguk dan bergumam serempak. "Oke."

Gue lalu mengalihkan perhatian gue lagi pada Olavia. "Hey, Sayang." Gue kecup rambutnya. "Punya waktu sebentar, gak? Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Alis yang rapi itu masih saja berusaha untuk bertemu di tengah-tengah keningnya. "Kamu mau ngomong soal apa emangnya?"

Gelak gue tidak dapat ditahan. "Ada, deh. Sesuatu," jawab gue tanpa menerangkan lebih jauh sambil mengusap-usap kerutan yang ada di keningnya itu dengan lembut. "Dan gak usah pakai curiga segala. Aku gak bakalan ngomong yang aneh-aneh, kok."

Tiba-tiba saja gue merasakan sentuhan di perut gue. Olavia lagi-lagi gagal dalam usahanya mencubit bagian tubuh gue itu dan hanya sukses membuat gue geli. Gue tertawa lagi. Bukan hanya karena "gelitikan" yang baru saja mendarat di perut dan pinggang gue, akan tetapi juga karena raut mukanya yang kini terlihat gugup bercampur malu.

Gue bisa mendengar kikikan nyokap di sebelah kami.

Mata Olavia semakin melebar.

Gue tidak kuat menahan tawa gue sendiri.

Wanita pujaan gue itu kali ini meninju perut gue dengan lembut dan menoleh ke arah orang tua gue. "Sorry, Om, Tante. Kami permisi dulu. Nanti kita lanjutkan lagi ngobrolnya." Setelah men-cupika-cupiki bokap dan nyokap, dia berbalik dan meninggalkan gue.

Gue menggeleng dengan gelak yang masih saja ingin ke luar dari dalam dada.

"Angga!" Mama menghardik dari balik gigi-giginya yang terkatup. "Jangan main-main kamu. Cepat samperin Ola sana. Mama gak akan terima kamu di rumah sebelum kamu bisa pastikan kalau Ola mau jadi mantu Mama. Mama maunya mereka cepat-cepat jadi anggota keluarga kita secara resmi. Dengar kamu?"

Seperti gue, Bokap dan Nyokap juga sudah sangat terikat dengan keberadaan Olavia dan Oleander di sekeliling mereka. Semenjak mereka menyelesaikan liburan keliling dunia dengan kapal pesiar kurang lebih delapan belas bulan yang lalu, gue sering mengajak Olavia dan Ole untuk menghabiskan waktu di rumah mereka. Selain karena gue yang betul-betul rindu pada orang tua gue, gue juga ingin mendekatkan keluarga gue dengan calon anggota keluarga yang akan gue bangun sendiri.

Well, gue rasa usaha gue berbuah sesuai dengan keinginan. Thank you, God.

Gue mengedipkan mata ke arah Mama yang setengah geram setengah excited itu dan segera menyongsong Olavia yang sudah beberapa langkah di depan gue. Gue sudah memberi tahu orang tua gue soal rencana ini sejak beberapa hari yang lalu dan gue benar-benar senang ketika mengetahui bahwa mereka jauh lebih tidak sabaran dari gue.

Hm. Tidak ada pilihan lain selain mendapatkan wanita yang paling gue cintai di dunia ini dan membuat dia setuju menjadi istri gue.

"Olavia, Sayang. Tunggu, dong!"

Permintaan gue berhasil membikin langkah Olavia terhenti tepat di tengah-tengah taman.

God damn, the palce and the time cannot be any more precise than that.

Dia berbalik dan sekonyong-konyongnya menyemprot gue dengan omelan. "Ngga, kamu sadar gak, sih, kalau kamu udah bikin aku malu di depan orang tua kamu? Kenapa kamu harus bilang kalau kamu gak akan ngomong yang aneh-aneh di depan mereka? Aku rasanya mau pingsan saat mencoba menebak apa yang ada di dalam pikiran mereka sekarang. Anggaaa, kamu ini benar-benar, deh!"

Seiring dengan gerutuan yang ke luar dari bibir indah nan lembut dan gue yakin sekarang akan terasa sangat manis itu, gue semakin merendahkan tubuh gue hingga akhirnya gue berlutut di hadapan Olavia.

Keningnya kembali mengerut lagi ketika melihat gue ada di posisi ini. Namun, kerutan itu hanya bertahan beberapa sekon sebelum otaknya memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi dan mengubah ekspresi gugup dan malunya tadi menjadi keterkejutan yang luar biasa. "A-Ang-Angga? Wh-what a-are you d-doing?" tuturnya dengan terbata.

Gue tersenyum dan mengeluarkan cincin yang sudah menemani perjalanan gue selama lebih dari enam ratus hari belakangan ini. Dengan tidak mengindahkan pertanyaan yang dia ucapkan—lagian gue akan menjawab pertanyaan itu secara tidak langsung dengan melanjutkan apa yang sudah gue mulai ini, bukan?—gue berkata, "Olavia, kamu sudah mencuri hari aku semenjak aku melihat kamu pertama kalinya. Waktu itu hari pertama aku masuk ke sekolah dan seorang anak laki-laki ini mengajak aku main ke rumahnya karena kasihan.

"Aku tidak pernah suka dikasihani, akan tetapi, kalau boleh jujur, itu adalah rasa kasihan yang sangat, sangat, sangat aku syukuri dan akan terus aku syukuri sepanjang hidup aku. Because I got to meet you, the love of my life, that day. So, dengan spirit yang sama, aku mau berterima kasih sama abang kamu yang mungkin menyesal sekarang."

Gue tidak membiarkan tawa yang terjadi di latar belakang mengganggu konsentrasi gue. "Olavia, sudah hampir empat belas tahun semenjak hari itu dan aku masih merasakan hal yang sama. Malah rasanya semakin menjadi-jadi. Dan itu membuat aku tidak ingin menjalani hari-hari tanpa yakin kalau kamu akan benar-benar menjadi milik aku seutuhnya.

"Olavia Marie Arifin, the love of my life, maukah ... maukah kamu menjadi pendamping hidup aku, menjadi tempat aku pulang, menjadi ibu dari adik-adiknya Ole? Maukah kamu melengkapi separuh aku dan menjadikannya utuh? Maukah kamu ... menjadi cinta pertama dan terakhir untuk aku?"

Tahu-tahu jari manis tangan kiri Olavia sudah berada sangat dekat dengan cincin yang gue pegang. "Yes," bisik Olavia. Jawaban yang khusus diperuntukkan buat telinga gue.

Tanpa aba-aba segera saja gue sorongkan benda bulat dari perak dengan mata berlian princess cut dan beberapa potong berlian kecil-kecil di kiri dan kanannya itu semakin dalam hingga ke pangkal. Gue kecup cincin yang akhirnya terparkir di tempat seharusnya dia berada itu setelah sekian lama bersarang di kantong gue.

Seketika saja gue sudah berada di dalam pelukan Olavia yang ternyata ikut berlutut di depan gue.

Gue hirup wangi kulit yang bercampur dengan aroma lain dari produk kecantikan dan kebersihan yanh dipakainya. Aroma yang gue harap akan selalu ada di dalam udara yang gue hela sampai gue mati nanti.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yuyu

Yuyu

omg yessssssss

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!