14. I Love You So Much

Angga

Kening kecil dan mulus Oleander berkerut. "What, Papa?" tanyanya penuh rasa penasaran.

"Kamu juga harus bantu Mama, ya? Biar Mama gak terlalu capek. Kan, kasihan Mama kalau kecapekan."

"Mama capek?" Dia mengulang kalimat itu.

Gue mengangguk. "Iya. Mama's feeling is not really good. Jadi, Mama mudah capek. Kalau Mama sudah capek, Mama akan mudah merasa sedih. Dan kita tidak mau melihat Mama sedih, kan?"

Kepala kecilnya menggeleng. Kerutan yang ada di kening Oleander tadi kini sudah berganti dengan raut yang cemas. Tak lama kemudian dia bergerak-gerak di dalam gendongan gue, meliuk-liukkan badannya agar dapat terlepas. Gue kalakian membungkuk. Sesaat setelah kakinya menginjak tanah, dia melesat menuju ke arah mamanya.

Gue serta-merta menyusul. Ketika gue sampai, Ole sudah berada di dalam pelukan Olavia. Lengannya dikalungkan di leher wanita pujaan gue itu. "Sowwy, Mama. Lele udah bikin Mama capek."

Sebelah alis Olavia terangkat saat matanya terkunci dengan pandangan gue. Gue hanya mengedikkan bahu dan meringis. Maksud gue bukan membuat Ole ikut sedih juga sebenarnya. Namun, apalah daya. Gue harus banyak belajar lagi di masa depan. "Hm. Enggak, Sayang. Mama capek karena Mama kurang enak badan aja."

"Weally?" Dia menegakkan tubuhnya yang sebelum ini disandarkan oada tubuh Olavia.

"Yeah." Olavia menyisir rambut si bocah dengan jari-jarinya. "Mama will feel better soon though. I promise."

"You pwomise?" Ole mengangkat jari kelingking kecil miliknya.

"I promise." Kedua kelingking orang-orang yang penting di dalam hidup gue itu pun bertaut.

Oh, my fxcking God. That scene in front of me? Apa yang sedang gue lsaksikan benar-benar melelehkan sekaligus menguatkan hati gue. Gue harus membereskan urusan gue dengan Owen secepatnya.

Olavia lalu mengecup rambut bocah itu. Dan sama seperti gue, hidungnya seketika mengernyit. Dia memelototkan matanya ke gue.

Gue balik membesarkan mata gue sambil mengedikkan bahu. Gue lalu mengambil alih percakapan. "Hm. Papa tahu cara yang paling ampuh untuk membuat Mama merasa lebih baik."

Kepala Oleander tegak lagi. "What, Papa?"

Oh, how I love intonasi yang dia pakai ketika dia mengucapkan kalimat itu; sangat genuine dan penuh antusias. "Kita bisa pijitin Mama. How about that?"

"Pijit?"

"Yeah, pijit." Gue memeragakan sebuah gerakan menekan-nekan menggunakan tangan gue. "Kayak gini."

Oleander terdiam.

"Gimana? Do you think you can do that?"

Layaknya sang Mama, tidak ada yang bisa membuat Ole mundur dari sebuah tantangan. "Yes!" raungnya penuh semangat. Dia segera turun dari pangkuan Olavia dan berdiri di samping mamanya yang sedang duduk dengan posisi miring itu.

Gue tergelak dan segera mengambil posisi. Gue angkat kaki Olavia yang tengah terunjur di sepanjang sofa dan kemudian duduk. Kaki wanita pujaan gue gue letakkan di atas paha. Gue mulai memijat telapaknya.

"Hm." Olavia mengerang. "That feels so good."

Walaupun mata gue sibuk memperhatikan gerakan bocah laki-laki tiga tahun yang auper duper lucu itu, telinga gue tetap fokus menyimak reaksi yang diberikan oleh Olavia melalui suara-suara yang dikeluarkannya. It's music to my ears.

"Good, Mama?" Suara kecilnya bergabung.

Dari sudut mata gue bisa melihat anggukan Olavia. "Yes, Baby. That's really really really good. Mama feels better already."

Pujian dari Olavia juga menjadi bahan bakar bagi Oleander. Gerakannya semakin cepat. Wajahnya semakin serius. Dia ... semakin terlihat adorable.

Ekspresi di wajah Oleander semakin membakar semangat gue.

Gue tidak sabar lagi untuk menyongsong hari esok.

****

Agak berat meninggalkan rumah orang tua Olavia tadi malam. Alasannya adalah karena gue harus melihat raut sedih di wajahnya setelah gue memberi tahu kalau gue akan pergi ke luar kota. "Berapa lama?" tanyanya sembari menengadah untuk melihat gue. Bibirnya cemberut.

"Gak lama, kok, Yang. Cuma sehari doang, kok. Aku berangkat besok pagi dan pulang malamnya. Lusa kita udah bisa ketemuan lagi." Gue menjelaskan.

Kami sedang berada di dalam kamar Olavia. Tubuh gue disandarkan di kepala tempat tidur dengan kaki berselonjoran. Olavia merebahkan badannya di samping gue, lengan kirinya memagut pinggang gue sedangkan kepalanya direbahkan di atas dada gue. Lengan kanan gue menyilang di punggung Olavia yang menghadap ke atas karena posisi yang dilakukannya, memberikan akses yang lebih luas dan lwbih mudah bagi gue untuk menggosok-gosok bagian punggung bawahnya yang mulai nyeri.

"Oooh. Oke," jawabnya singkat sebelum mengajukan pertanyaan lain. "Ada urusan apa, sih, emangnya di sana?"

Ternyata inilah yang paling berat; berjalan di sekitar topik untuk menghindari berkata jujur. "Ada bisnis. Kebetulan orangnya gak bisa ketemu di luar. Makanya aku yang harus ke sana."

Damn it. White lie or not, berbohong adalah sesuatu yang tetap saja sangat sulit untuk gue lakukan. Apalagi sambil menatap mata yang memohon itu secara langsung.

Ditatapnya mata gue barang satu atau dua detik lebih lama. "Fine." Dia akhirnya mendesah, mengalah pada keadaan. Dia bukannya sedang ingin bersikap curigaan dan mengekang gue, dia tidak pernah menjadi sosok yang seperti itu selama ini, akan tetapi pre-menstrual syndrome-lah yang patut disalahkan. "Just, please come back home soon."

Dan, jujur saja, gue sangat menyukai sikapnya yang clingy ini. Begitu juga dengan cara dia yang tak ragu-ragu mendeskripsikan dirinya dan Oleander sebagai rumah gue. "I will, Baby. I will." Gue sekonyong-konyongnya melorotkan tubuh gue hingga pada akhirnya tubuh kami sama-sama rebah di sana.

****

Gue terbangun pukul dua belas lewat sepuluh tengah malam dengan Olavia yang masih ada di dalam pelukan gue.

Come on, Time. Berjalanlah dengan lebih cepat sehingga hari di mana gue bisa memiliki wanita ini seutuhnya segera tiba.

"I love you, Baby. I love you so much," bisik gue.

Setelah mengecup puncak kepalanya, dengan hati-hati gue menarik diri dari bawah wanita yang sedang pulas itu. Setelah berhasil lepas dari pelukannya, gue perlahan-lahan memberingsut ke tepi kasur.

Setelah sampai di pintu, barulah gue menoleh untuk melihat wanita yang paling gue cintai di dunia ini itu. God, I love her so much.

Gue selanjutnya memeriksa Ole yang kamarnya tepat berada di seberang kamar Olavia. Pintu kamar tamu yang disulap menjadi kamar bocah yang sudah gue anggap seperti anak gue sendiri itu tidak tertutup rapat. Olavia sengaja melakukan itu agar dia bisa keluar dan masuk kamar secara bebas, tidak takut akan mengganggu tidur si balita.

A thoughtful thought that come in handy sekarang ini.

Gue tetap melangkah dengan lambat meski gue tahu karpet yang menutupi permukaan lantai akan meredam suara yang muncul. Dari samping box tempat tidurnya, gue melihat Ole yang sama pulasnya dengan sang Mama sambil memegang boneka beruang berwarna putih yang merupakan hadiah pertama gue untuknya ketika dia baru lahir.

"Hei, kiddo. Papa jalan dulu, ya. Doain Papa biar semua urusan Papa lancar. Love you. So much."

Bersambung ....

Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!