Owen
Padahal hari baru pukul delapan pagi, akan tetapi, gue sudah mendapatkan pukulan demi pukulan kalimat dari Bram yang porsinya cukup untuk dijadikan sarapan, makan siang, dan makan malam sekaligus.
Sialan.
Siapa suruh menciptakan skandal sejelek itu?
Gue mengumpat diri gue sendiri di dalam hati.
"Kalau lo masih mau gue urusin, lay the fxck down, as low as you can. Kalau perlu masuk ke bawah tanah, go underground. Fxck. No. Jangan, jangan lakukan itu. Jangan go underground. Jangan mati dulu lo. Shxt.
"Jangan buat tingkah. Jangan buat kegaduhan. Jangan ciptakan situasi. Jangan terlibat apa-apa. Stop uploading status di semua media sosial lo. Menghilang. Buat diri lo tenggelam. Kalau perlu jangan mengeluarkan suara. Jangan sampai ada yang tahu soal keberadaan lo.
"Gue bakal siapin jet biar lo bisa terbang ke Bali secepatnya. Lo bisa ngumpet di sana sampai situasinya aman dan kondusif. Bikin lagu yang banyak, yang bagus. Gunakan waktu yang ada untuk berpikir, merenungi tindakan yang udah lo buat, dan semua keputusan yang udah lo ambil selama ini. Petik pelajarannya dan jangan ulangi lagi di kemudian hari.
"Sekalian pikirin cara untuk membuat publik simpati lagi sama lo. Hell, lo boleh ikut kelas yoga dan meditasi for all I care. Tapi, ingat. Kalau ada sesuatu yang mau lo lakuin, yang membuat lo berkemungkinan untuk muncul di publik, lapor dulu sama gue. Kasih tahu gue. Konsultasi dulu sama gue. Apa pun itu. Gue gak peduli. Sekalipun lo pengen pergi ke Korea Selatan cuma buat nonton konser Blackpink, lapor. Oke? Yang jelas, LAY THE FXCK LOW DAN LAPORAN KE GUE. SETIAP SAAT UNTUK SETIAP URUSAN! Ngerti lo?!"
"Okay, okay, okay!" Gue menekankan. Terlebih lagi, gue tidak punya pilihan lain selain bilang oke. "Okay. Gue bakal sembunyi dulu. Gue bakal lay low. Gue bakal laporan ke elo. Calm the fxck down, okay? Okay. Okay. I will. I fxcking will. Oh, my fxcking God. Cerewet banget, sih, lo."
Ooops! Gue keceplosan.
"Masih sempat-sempatnya lo bilang gue cerewet, ha? Sialan lo! Gue udah cerewet aja, lo masih tetap berkelakuan kayak begini. Lo pikir jadi apa lo kalau gue biarin lo berkeliaran sesuka hati lo itu? Ha?" Bram menambahkan sembari berkacak pinggang. Dia sudah tidak hilir-mudik lagi di depan gue.
Gue jadi tidak pusing lagi melihat dia yang sibuk berputar-putar. "Iya, iya, iyaaaa. Iya, Bram, iya. Gue ngerti. Apa gue harus bilang thank you ke elo sekarang? Hm? Supaya elo senang?"
"Gue gak bisa tenang dan senang sebelum nama lo mulai sedikit bersih di dunia ini lagi. Gue gak bisa tenang dan senang kalau lo tetap gak mau dengerin gue. Apalagi sekarang. Mana bisa tenang dan senang gue, Weeen?"
Gue embuskan napas panjang. Fxck. Apa pun yang gye katakan selalu salah. This is fxcked up. Gue tidak menyangka semuanya akan jadi kacau seperti ini.
Sialan.
Kenapa gue melakukan semua itu? Kenapa gue tidak mendengarkan kata-kata Bram dari awal? Kenapa gue susah sekali untuk diberi tahu, sih? Kenapa gue keras kepala banget? Kenapa gue mudah sekali dibawa dan hanyut dalam keinginan sesaat?
Fxck. Fxck fxck fxck fxck fxck fxck.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yuyu
pendek banget babnya
tambahin toooor
2023-02-05
0