10. Percakapan Ayah dan Anak

Angga

"You did great, Son." Bokap berkata dari tempatnya berdiri di samping gue.

Gue menoleh dan tersenyum. "Thanks, Pa."

Tumbuh tanpa bakat bermusik dari Bokap, dari kecil gue menjadikan mendapat pengakuan dari orang tua laki-laki gue itu sebagai sebuah misi. Entah dengan melakukan suatu hal yang kecil seperti menyelesaikan sendiri soal-soal pekerjaan rumah dengan benar atau mengembangkan usaha yang sudah dirintis olehnya terlebih dahulu. Apa pun gue lakukan agar bisa mendapat sebuah anggukan penuh rasa bangga, tepukan di bahu, atau cara apresiasi lainnya dari Papa.

Meski dia dan Nyokap tidak pernah memaksa gue untuk mengikuti jejak mereka, ketika pada akhirnya gue malah mewarisi kemampuan Mama dalam belajar, gue akui gue merasa sedikit kecewa. Karena gue kecil dulu merasa kalau gue harus menjadi pemusik dan rock legend seperti Papa untuk dia bisa menyayangi gue. Agar dia tidak pergi meninggalkan gue di rumah bersama Mama. Agar ketika dia sedang tur nasional dan internasional, dia mau mengajak gue karena gue juga bisa bermain musik.

Hal ini terjadi terus-menerus dan berulang-ulang sampai gue mampu berpikir dan mengambil kesimpulan sendiri kalau; tidak peduli apa pun pekerjaan gue, apa pun minat dan bakat gue, Bokap akan tetap sayang sama gue. Bokap akan selalu ada buat gue sepanjang gue membutuhkan dia. Bokap akan terus mendukung semua keputusan gue.

Termasuk ini.

"Si Berxngsek itu pasti menyesal sudah meninggalkan mereka." Papa menambahkan di kemudian.

Gue merasa senang ketika mendengar Papa menyebut si Berxngsek itu dengan sebutan berxngsek, akan tetapi gue tidak tahu apa yang harus gue rasakan soal hal yang lain. Gue mendesah.

"What is it?" tanya Papa dengan penasaran.

"Angga gak tahu harus merasa gimana soal itu, Pa." Gue melirik Bokap sekilas sebelum melanjutkan. "For Olavia's sake, Angga harap si Bajxngan itu cukup menyesal sehingga dia mau meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya terhadap wanita Angga. Tapi ...." Gue menghela napas panjang lagi. "Tapi, di satu sisi yang lain, Angga berharap dia tidak cukup menyesal sehingga membiarkan Angga memiliki apa yang seharusnya bisa dia miliki dulu, Pa. Angga tidak cukup kuat untuk melepaskan mereka berdua kalau si Bajxngan itu memutuskan untuk mengambil Ole."

"Hey, now." Papa lantas menegur. "Pikiran macam apa itu?"

Gue hanya mengedikkan bahu.

"Come on, Ngga. Ini hari bahagia. Oleander baru saja berulang tahun yang ketiga. Kamu dan Ola sudah resmi bertunangan. Jangan berani-beraninya kamu mencoba mengacaukan kebahagiaan Papa dengan sikap seperti itu, ya."

Yeah, Bokap gue benar. Kenapa tiba-tiba saja gue jadi merasa lemah seperti ini, sih?

Papa memutar badan sehingga kini badannya yang besar menghadap ke arah gue. Disilangkannya tangan di dada, sebuah gelas yang berisi whiskey neat yang telah dia pegang sedari tadi tergantung di ujung tangan kanannya. "Lagian, Papa yakin Ola akan memilih kamu. Oleander juga. Karena bagi mereka, kamu adalah yang terbaik. Kamulah yang sudah menemani mereka selama ini. Kamulah yang tulus mencintai mereka. Ingat itu. So, jangan pernah bersikap pengecut seperti barusan lagi, terlebih di depan Papa. Kamu itu anak Papa dan Papa tahu kamu akan memperjuangkan mereka. Kamu dengar, Ngga? Kamu ngerti?"

Bukan hanya Papa, gue juga tahu kalau gue akan memperjuangkan mereka sampai titik darah penghabisan gue. Namun, ini bukan hanya soal perjuangan. Ini menyangkut darah yang benar-benar mengalir di dalam tubuh Ole yang dia bagi bersama ayahnya.

Apakah ada yang mengalahkan ikatan tali darah?

Fxck!

Ke mana perginya semua kepercayaan diri gue?

Seperti bloodhound yang bisa mengikuti jejak dengan sangat cepat, bokap gue itu juga bisa mengetahui kerusuhan seperti apa yang terjadi di dalam kepala gue. "Ngga, think about it this way."

Gue mendongak dan menatap Papa.

"Kalau dia mau, tentu dia sudah melibatkan diri dalam kehidupan mereka selama ini, bukan? Tapi, kamu lihat sendiri kenyataannya seperti apa. Dia absen dari hari pertama. Dia bahkan meninggalkan Ola begitu saja."

Gue bisa merasakan darah gue mulai mendidih memikirkan saat-saat itu. Gue tidak tahu persis apa yang terjadi, akan tetapi gue ada di sana untuk membereskan kekacauan yang ditinggalkan bajxngan itu bersama Olavia.

"Yeah, I know." Gue berkomentar.

"So?" tantang Papa. "Apa yang perlu dicemaskan lagi, ha? Ola sudah setuju untuk menjadi istri kamu dan secara tidak langsung Oleander akan menjadi anak kalian. Kalau kamu masih ingin membuatnya resmi di mata negara, kamu masih busa melakukan itu. Kamu pasti bisa melakukannya."

Gue tidak menyangka kalau kata-kata itulah yang gue butuhkan. "Angga tetap ingin mengadopsi Oleander, Pa."

"Good. Good," sambut Papa dengan semangat. "Kalau begitu itulah yang harus kamu lakukan."

Percakapan kami terhenti sementara gue mencerna dan menyemangati diri gue sendiri di dalam hati.

Gue pasti bisa. Gue pasti bisa. Gue hanya tinggal mendapatkan tanda tangan persetujuan dari si Bajxngan itu saja dan persyaratan yang lain akan gampang diurus.

Tanpa sadar gue benar-benar telah menganggukkan kepala. Padahal gue pikir gue hanya akan melakukan itu di dalam kepala gue saja.

"That's my boy." Papa kembali memutar posisinya sehingga kembali melihat ke depan.

Hari sudah mulai gelap. Para tamu sudah pulang. Hanya tersisa kami dan keluarga terdekat saja. Om Arif dan Oliver gue rasa masih membicarakan soal kasus klien mereka di ruang kerja calon mertua gue itu. Beberapa laki-laki yang lain juga membentuk gerombolan mereka sendiri. Sedangkan para wanita masih saja mengerubungi calon pengantin gue.

Thank God sinar itu kembali lagi ke matanya.

Oleander sudah tertidur pulas daei tadi. Terlalu capek dengan aktivitasnya seharian ini.

"Kamu masih punya kontaknya, kan?"

Gue mengangguk lagi, kali ini sadar dengan gerakan yang gue lakukan. "Masih, Pa."

"Oke. Untuk berjaga-jaga, nanti Papa cariin nomor manajernya juga. Papa yakin nomor pribadinya udah ganti karena, you know, skandal yang baru-baru ini terjadi."

Oh, for fxck's sake.

Gue betul-betul jijik melihat apa yang ditampilkan di TV dan berserakan di media sosial itu. Bagaimana seorang laki-laki bisa bertingkah dengan sangat tidak berintegritas seperti itu? Apakah uang dan kepopuleran sudah sangat meracuni kepalanya sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi?

Namun, in a sense, itu bagus. Dengan bersikap seperti itu, dia membuat Olavia lebih mudah untuk melupakan.

Setidaknya begitu yang diakui Olavia pada gue.

Gue berharap memang benar begitu kenyataan yang ada di dalam hatinya.

"Yeah. Angga rasa Papa benar." Gue mengakui.

"Of course. I know I am," jawab bokap gue dengan enteng.

Hal itu membuat gue berpikir. "Angga gak tahu apakah Angga pernah bertanya soal ini sama Papa sebelumnya, but ... gimana cara Papa menghadapi apa yang Papa hadapi saat Papa berada di puncak karir Papa?"

Papa tercenung sejenak. "Hm. I don't know." Akhirnya Papa menjawab. "Mungkin karena dari awal Papa sudah punya Mama kamu yang selalu bisa membuat Papa merasa sadar diri. I mean, sometimes things might get in your head dan membuat kita lupa akan kenyataan. I think that was what happened with that bastxrd. He forgets."

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yuyu

Yuyu

kebayang aja sering ditinggal orang tua buat nyari duit. i feel you Nggaaaa

2023-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!