19. Resah dan Gelisah

Olavia

Angga tidak dapat dihubungi. Setelah mengabariku kalau dia sudah mendarat dengan selamat dan akan menuju ke tempat pertemuan dengan koleganya, dia tidak melakukan check-in denganku lagi.

Mungkin dia masih sibuk. Mungkin dia masih mengadakan pertemuan dengan orang yang disamperinya. Mungkin mereka tengah berdiskusi dengan alot sehingga Angga tidak memiliki waktu untuk menelepon atau hanya sekadar mengirimkan satu buah pesan.

Stop it, Ola. Stop being so damn dramatic and such a overthinker. Angga pasti baik-baik saja. Kamu dan Ole, toh, juga baik-baik saja. Kalian pasti akan tetap baik-baik saja meski tidak bertemu satu hari ini.

Kudengar rengekan Oleander dari baby monitor yang tadi kuletakkan di sampingku.

Belum sempat aku berdiri, rengekannya sudah menjelma menjadi tangis yang histeris.

Oleander juga menjadi lebih sensitif dan lebih needy hari ini, tidak seperti biasa-biasanya. Seharian tadi dia hanya ingin aku gendong dan aku peluk. Seharian tadi dia juga luar biasa cengeng. Dia tidak mau main sendirian atau dengan Mama, dia harus selalu bersamaku. Saat dicek pun, suhu badannya stabil. Makanan anakku juga selalu aku jaga kehigienisannya. Seperti semenjak dia lahir, aku yang selalu mengontrol aa yang masuk ke dalam tubuh buah hatiku itu.

Namun, tidak seperti sebelum-sebelumnya, dia hari ini bersikap beda.

Apa karena dia tidak bertemu dengan Angga seharian? Aku rasa bukan itu penyebabnya. Di lain waktu yang lalu Angga juga pernah tidak datang ke sini dalam dua hari dan itu tidak menjadi masalah buat Oleander.

Way to make your overthinking self even more overthink in the middle of the night, Olavia.

Segera kugendong Oleander yang sudah berdiri di dalam tempat tidurnya itu. "Shh. Shh. Kenapa, Sayang? Kenapa kamu seharian ini rewel? Apa yang bikin kamu sedih, hm? Apa yang bikin kamu gak tenang?" Aku bisikkan pertanyaan-pertanyaan itu pada bocah yang sudah menyandarkan kepala kecilnya di bahuku.

"Shh. Shh. Shh. Mama di sini. Kamu sekarang tenang, ya. Kamu sekarang tidur aja. Mama akan jagain kamu. Gak ada yang bisa gangguin kamu selama Mama ada di sini. Shh. Shh. Shh. Oleander anak Mama yang pintar." Terus aku berusaha untuk menenangkan buah hatiku itu sembari menepuk-nepuk punggungnya dengan perlahan saat aku berjalan ke arah kursi goyang yang ada beberapa langkah dari tempat tidur Oleander.

Kuubah posisinya di dalam pelukanku. Kini kugendong dia dengan tubuhnya yang menyamping. Kepala kecilnya berada di bawah tulang selangka. Kulihat matanya menyalang, dia masih terjaga. "Oleander kenapa, Sayang? Apa yang Oleander rasakan sekarang? Bilang sama Mama."

Untuk pertama kalinya dia menjawab pertanyaanku dengan jelas. "Lele kangen Papa," ungkapnya dengan suara serak karena tenggorokan yang sudah lelah sebab menangis.

Hatiku mencelus. "Oh, ya? Lele kangen Papa, ya?" Aku mengkonfirmasi dan sengaja menggunakan panggilan kesayangan yang dia gunakan untuk dirinya sendiri.

Kurasakan kepalanya bergerak, naik dan turun dengan pelan. "Hu-uh." Dia bergumam pendek.

Otomatis tanganku bergerak untuk mengetatkan pelukan di sekeliling tubuhnya. "Hm. Oke. Asal Lele tahu, Mama juga kangen sekali sama Papa. Jadi, Lele gak perlu merasa sendirian lagi. Ada Mama di sini. Kita bisa kangen Papa sama-sama. Ya?" Kukecup puncak kepalanya agak lama.

Angga, kamu di mana, Ngga?

"Papa tapan pulangnya, Ma?"

Pikiranku langsung teralihkan oleh keingintahuan anakku. "Papa kemarin bilang kalau dia akan pulang paling lambat besok. Jadi, kalau kita tidur sekarang, pas kita bangun esok harinya, Papa pasti udah di jalan pulang." Aku mencoba menjawab dengan sebaik mungkin walau di dalam hati aku juga mempertanyakan hal yang sama. Dan kalau boleh jujur, aku tidak bisa memastikan kebenaran jawabanku itu.

Angga, please. Kamu lagi ada di mana sekarang?

Kulirik jam yang tergantung di dinding di samping boks tempat tidur Oleander. Sudah pukul setengah dua belas malam.

Dan masih saja tidak ada kabar apa pun dari Angga.

"Kalau ditu Lele mau bobok dulu, ya, Ma. Bial becok pas Lele bangun Papa udah sampai di lumah. Bial abis itu kita bisa langsung main lagi." Ucapan Oleander didukung oleh kuap yang timbul setelahnya.

"Iya, Sayang. Lele tidur dulu, ya. Kalau istirahat Lele cukup, tubuh Lele jadi merasa lebih segar besok setelah bangun. Dan Lele punya tenaga yang cukup untuk main," jelasku seraya memberi dukungan pada keputusannya.

"Okay, den." Dia kembali menguap. "Lele bobok dulu, ya, Ma. Tapi, Lele boboknya sama Mama. Mama gak boleh tinggalin Lele sendiri di sini. Lele gak mau bobok sendirian. Ya, Ma?" Kantuk yang tadinya mulai menguasai matanya kini sirna oleh perasaan takut ditinggalkan.

"Mama gak akan pernah meninggalkan kamu sendirian, Sayang. Kamu dengar, kan? Mama akan selalu ada buat Lele, kapan pun Lele butuh Mama." Sebuah kecupan lagi-lagi mendarat di kepala anak itu, kali ini di keningnya. "Mama akan selalu menjaga kamu, melindungi kamu. Mama akan lakukan apa pun untuk memastikan agar kamu tetap bahagia."

Di kalakian aku memberikan tawaran. "Nah, kalau gitu, gimana kalau kita boboknya di kamar Mama aja. Lele mau, gak, bobok di kamar Mama?"

Oleander lantas mengangguk. "Oke, Mama."

"Okay, then. Kalau gitu, ayo. Berangkat!" Aku segera berdiri dengan hati-hati. Kuperbaiki peganganku terhadap Oleander. Dia kembali ke posisi semula, dengan tubuh lurus mengarah padaku, kepala terparkir di atas bahu.

"Mama, wait, wait, wait," pekiknya seraya menegakkan tubuh saat aku hendak berjalan.

"Apa, Sayang?" Aku menoleh. Kurasakan keninghku berkerut karena kebingungan.

"Bear Lele ketinggalan. Lele mau bawa Bear juga, Ma. Lele gak bisa tidur kalau gak ada Bear."

Aku baru teringat akan boneka beruang kesayangannya itu. Boneka binatang berbentuk beruang kutub yang diberikan oleh beruang kutub kesayanganku.

Aku tersenyum dengan kaku pada anakku sendiri. "Oh, my God. Gimana Mama bisa lupa, ya?" tanyaku lebih pada diriku sendiri. Kutepuk keningku dengan gerakan yang dramatis.

Kikikan Oleander yang terdengar berhasil menjadi sedikit penawar bagi hati yang sedang kacau balau.

Namun, kikikannya tidak berlangsung lama. Setelah kami sampai di kamarku, dia kembali resah dan gelisah. Dalam tidurnya, berkali-kali dia memanggil-manggil Angga.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Oleander? Apakah ini insting seorang anak terhadap ayahnya?

Dia sebenarnya mengantuk, akan tetapi hatinya yang tidak tenang menuntut bayi tiga tahunku untuk tetap terjaga karena begitu menginginkan papanya. Atau karena perasaan apa pun itu soal papanya. Berkali-kali dia harus terbangun dari tidurnya yang tipis.

Atau ....

Atau apakah dia hanya memproyeksikan perasaanku saja? Karena aku tidak tenang, jadinya Oleander juga merasa seperti itu. Karena aku seharian ini sudah mencemaskan keadaan Angga yang tanpa kabar, jadinya Oleander juga merasa seperti itu. Perasaan kacaukulah yang telah mengacaukan harinya.

Apakah benar begitu?

Apakah yang terjadi sekarang merupakan insting seorang anak terhadap ibunya?

Oh, my God.

What is really happening right now?

Bersambung ....

Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!