4. Terbakar

Owen

Apa yang warnanya merah dan siap untuk dirobek?

Mata gue langsung tertuju pada gaun pendek yang digunakan. Di dalam foto itu, Kinar sedang duduk tegak. Dia memilih sudut foto dari atas yang bisa merekam sebagian besar penampakan tubuh indah yang dibalut oleh dress nan kekecilan tersebut. Dadanya tumpah ruah, kakinya yang putih dan mulus tersingkap hampir keseluruhan. Mungkin hanya tersisa sejengkal yang tertutup kain gaun dari pinggulnya dan gue rasa itu juga cuma cukup untuk menutup bagian-bagian yang penting-penting saja.

Shxxxxt, man. Foto itu tidak hanya membuat gue terbakar, akan tetapi juga kehilangan akal sehat.

Gue balas pesan dia.

Owen : that fxcking dress!

Tiga buah titik menari-nari di layar ponsel gue sebelum balasan dari Kinar masuk.

Kinar : nope.

Kinar : coba tebak lagi

Pesan tersebut diikuti oleh sebuah emoji yang sedang mengedipkan sebelah mata.

Dia berhasil membuat otak gue berjalan jauuuuh sekali melenceng dari jalan yang benar.

Owen : apa yang warnanya merah dan siap untuk dirobek?

Kinar : yes

Kinar : apa jawabannya?

Owen : gue mau tulis jawaban gue di sini

Owen : tapi takut diklaim gak gentleman

Dengan cepat Kinar menanggapi pesan gue barusan.

Kinar : you are never a gentleman

Kinar : and I like that

Sudut bibir gue terangkat dengan pongah. Yep. She is right. Gue bukan tipe yang seperti itu di tempat kami bertemu. Dan gue tahu persis seberapa sukanya dia pada sikap ketidak-gentleman-an gue.

Owen : hm okay then

Owen : gue rasa sekarang gue tahu yang mana maksud lo

Owen : kalau gitu

Owen : nanti aja gue bisikin jawabannya

Owen : sekarang lo di mana?

Owen : gue mau ketemu

Tak berapa lama muncul lagi pesan balasan dari Kinar.

Kinar : Devil's Lair

Kinar : come

Fxxxck me. Interaksi dengan cewek ini tidak pernah membosankan dan basi.

Owen : gue pastiin itu

Gue menambahkan emoji percikan air di akhir pesan gue.

Oh, my fxcking God! Gue bisa langsung merasakan efek dari flirting dan innuendo yang gue dan Kinar tukar meski hanya lewat kata-kata. Dia benar-benar bisa membuat gue gila karena kepuasan dan tantangan yang ada ketika gue bersama dia.

Kepuasan. Tantangan. Adrenaline rush yang memacu jantung gue karena kemungkinan tertangkapnya kami saat melakukan hubungan terlarang ini. Hal-hal itulah yang membuat Kinar beda dari istri-istri orang yang lain.

Kalau yang lain hanya karena thrill semata, sedangkan Kinar memang benar-benar bisa mengimbangi permainan dan appetite gue. Yang paling penting adalah kami, gue dan dia, hanya eksis di dalam kamar tidur. Di luar itu, kami kembali menjadi orang asing.

Begitulah, ladies and gentlemen. Gue menghampiri dia di Devil's Lair. Setelah bertemu di private lounge yang dipesan Kinar, kami minum sebentar lalu cabut ke sebuah hotel menggunakan mobil dia. Mobil butut yang dia gunakan khusus untuk hal-hal seperti menghindar dari kejaran wartawan atau para kenalan suaminya. Sebuah hotel murah yang lumayan nyaman untuk mengungkap jawaban dari teka-teki yang dia berikan sebelumnya.

Hal ini juga yang membuat gue tidak memusingkan pertemuan berulang dengan Kinar; dia tidak merepotkan. Dia mau-mau saja diajak bertemu di sembarang tempat. Tidak harus tempat yang mewah. Tidak harus selalu dengan perlakuan yang grandiose.

Hotel bintang tiga, oke. Si mobil butut dia, juga ayo aja. Di kamar mandi klub, juga emang gue pikirin. Dia tidak banyak menuntut dan itu merupakan sebuah perubahan yang kurang lebih sangat refreshing bagi kehidupan gue yang penuh dengan tuntutan.

Namun, sekarang ... sekarang gue rasa semua ilusi itu sudah berakhir. Meskipun pada akhirnya pihak gue menyatakan sikap no comment, akan tetapi foto yang ada di dalam layar ponsel Bram itu meneriakkan kenyataannya sendiri. Di potret dengan definisi tinggi itu, fitur wajah gue dan wajah Kinar terlihat dengan jelas. Tidak ada yang bisa disembunyikan.

Termasuk kondisi pakaian kami yang penuh kerutan.

Damn, kenapa gue dan dia harus keluar hotel secara bersamaan? Dan kenapa gue harus merangkul dia? Tidak biasanya kami sembrono seperti itu.

Sial, sial, sial!

Benar apa yang dikatakan oleh ... siapa tadi? Di berita yang dibacakan Bram. Ah, gue tidak ingat pastinya apa. Yang jelas, satu pertanyaan besar muncul di benak gue; apa sebenarnya yang sedang gue pikirkan malam tadi itu?

"Udah lihat, lo?!"

Shxt. Madafaka. Bentakan si Bram barusan berhasil membuat gue terperanjat.

"Udah lihat, kan, lo? Ha? Udah lihat apa yang kelakuan bokong sembrono lo itu sebabkan? Udah kebayang apa efek yang akan ditimbulkan terhadap hidup lo, karir lo sebagi penyanyi, dan reputasi lo sebagai manusia? HA?!"

Kalimat-kalimat yang diucapkan Bram perlahan-lahan meresap masuk ke dalam telinga gue. Lalu otak gue juga berusaha memproses informasi tersebut dengan sebaik mungkin.

Oh, my fxcking God. What the fxck have you done, you madafaka?

Well, bukankah itu pertanyaan besar yang bernilai lebih dari satu juta dolar?

"Kalau gue ngasih saran untuk act like a bad boy, maksud gue itu penampilan lo yang disesuaikan dengan gaya bad boy pada umumnya. Baju kaus, ripped jeans, jaket denim, boots. Tebar senyum memesona yang bisa membuat jutaan gadis jatuh cinta dan patah hati dalam waktu yang bersamaan. Hell, tato seluruh badan lo. Gue gak peduli! Yang jelas, lakukan apa pun yang akan menjual album dan lagu-lagu lo lebih banyak.

"But, damn you, Owen! Lo harus bertindak jauh dan melakukan lebih dari yang gue minta. Lo malah menjadikan itu sebagai ... I don't know, tujuan. Bukan bagian menjual albumnya, akan tetapi lebih kepada menjadi bad boy-nya. Fxck.

"Dan ketika gue bilang supaya lo harus lay low, itu berarti lo emang harus lay low. Itu berarti lay low adalah keputusan yang terbaik buat karir elo. Buat nama elo. But, what the fxck did you decide to do? Main sama bini orang di hotel murahan. Orangnya bukan sembarang orang lagi. Tapi, pejabat pemerintah yang kena kasus korupsi! What the fxck, man? Really?

"Lo pikir gak cukup menyusahkan hidup gue lo selama ini, ha? Apa lo pikir lo tidak ada hubungannya dengan keperluan gue ngecat rambut setiap aebulan sekali? Lo itu sumber penuaan dini buat gue, tahu! Gue ubanan karena elo, Owen, dan God damn it, gue belum punya bini! Benar-benar sialan lo!

"Sekarang gue gak mau tahu. Kalau lo masih mau gue urusin, gue gak mau dengar seberapa sulitnya bagi lo, seberapa beratnya buat lo, lo harus melakukan apa yang gue perintahkan. Titik. Lo dengar itu? Kalau lo masih mau gue urusin. Kalau enggak, silakan ke luar dari ruangan ini. Dan gue pastikan gue gak akan pernah menerima lo kembali meski lo sujud dan cium kaki gue yang penuh xai. Dengar lo?"

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

kapok mu wennnn

2023-02-24

0

Yuyu

Yuyu

kana marah kan tuh sama manajer sendiri? rasain!

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!