15. When Angga Meets Owen

Angga

Dari sekian banyak tempat di Bali, gue tidak menyangka kalau rumah seperti inilah yang menjadi tempat tinggal seorang Owen Miller sang Superstar selama dalam pelariannya dari kejaran paparazi.

Hm. Namun, setelah dipikir-pikir ulang, mungkin hal ini adalah langkah yang tepat. Mungkin karena tempatnya sangat di luar dugaan makanya para zombie haus skandal itu belum bisa menemukan si Kxparat ini sampai sekarang.

Sopir taksi menurunkan gue di ujung jalan buntu. Ada saru rumah kecil di sana.

Gue berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke arah rumah sederhana dengan memegang tali tas punggung gue dengan agak lebih erat dari yang seharusnya. Rasa nervous membuat gue mencari tempat untuk bergantung. Dan tali itu adalah satu-satunya yang bisa gue temukan saat ini.

Meski kecil dan sangat, sangat, sangat sederhana—luasnya gue rasa tidak lebih dari lima puluh atau enam puluh meter persegi, rumah yang dindingnya terbuat dari setengah kayu dan setengah beton itu tampak bersih dan terawat. Pasti seseorang sudah merawat rumah ini jauh sebelum si Kxparat ada di sini. Iya, kan? Seseorang yang merawat rumah ini bukanlah si Owen itu. Iya, kan?

Benar, kan?

Come on, Angga. Pikiran lo jangan ngalor-ngidul gitu, kenapa? Apaan, sih, lo? Kenapa lo harus mikirin siapa yang membersihkan rumah ini segala?

Kerikil-kerikil kecil itu mengerang di bawah tapak sepatu sneakers gue.

Di depan pintu yang hampir sama tingginya dengan tinggi badan gue, gue menghirup napas dalam-dalam terlebih dahulu. Mencari zen yang ada di dalam diri gue dan mencoba mengontrol emosi yang bergejolak di dalam dada.

Ini adalah misi yang sangat, sangat, sangat besar dan penting. Tidak ada pilihan lain selain menjalankan misi ini dengan sukses. Gue kepalkan dan buka kepalan tangan gue beberapa kali sebelum mengetuk pintu kayu tersebut.

Tok. Tok. Tok.

That's it. Saatnya menunggu.

Namun, gue tidak dibuat menunggu terlalu lama. Seketika saja pintu depan itu terbuka.

Here we go.

****

Owen

Gue tidak memberi tahu Bram soal pertemuan ini. Gue pikir juga tidak akan ada gunanya memberi tahu dia soal hal yang tidak jelas. Gue sendiri masih tidak tahu apa yang menjadi maksud pertemuan dengan laki-laki ini. Semalaman gue mencoba menerka-nerka, memperhitungkan segala kemungkinan, akan tetapi gue tetap tidak bisa menemukan apa-apa.

Gue rasa gue hanya harus bertemu dia dan menanyakannya sendiri.

Setelah menunggu kedatangan Angga dengan gelisah, gue tidak menyangka kalau saat bertemu dengan laki-laki itu gue akan merasa lebih gelisah lagi. Karena ... come on. Dia benar-benar terlihat tidak cocok untuk tempat sekecil dan sesederhana rumah ini. Badan besarnya terparkir dengan canggung di atas kursi kayu yang ada di teras depan.

Gue rasa kursi itu juga agak sempit buat dia.

Damn.

****

Angga

Fxck. Kursinya meremas bokong gue.

Sialan.

"Engg ... gimana kalau kita masuk ke dalam aja?" Tiba-tiba suara Owen mengalihkan perhatian gue dari rasa tidak nyaman yang menguasai bagian bawah tubuh gue.

Mendengar itu, gue tidak bisa menyembunyikan rasa bersyukur yang gue rasakan. "Fxck, yes. Thank God."

Gue mengikuti dia masuk ke dalam rumah itu. Mata gue segera saja mengkatalogkan hal-hal yang bisa gue lihat. Perabotan yang seadanya. Namun, satu hal yang menjadi pokok perhatian adalah betapa bersihnya rumah ini. "Place looks good. Bersih." Gue tidak tahan untuk tidak mengomentari hal itu.

Gue dengar dia tergelak tertahan. "Yeah." Owen menjawab. "Thanks."

Setelah berjalan tiga langkah dari pintu masuk, kami lalu menghadap ke kanan dan tahu-tahu sudah berada di ruangan yang lain. "Silakan duduk," ujarnya lagi sambil menjatuhkan diri ke atas lantai yang beralaskan karpet plastik bermotif bunga-bunga itu.

Untuk beberapa saat gue hanya berdiri di sana.

"Kenapa? Lantainya bersih, kok. Udah gue sapu tadi."

Alis gue terangkat sebelah. "Lo yang bikin rumah ini jadi bersih?" Gue sadar pertanyaan gue barusan terdengar sangat meremehkan dan tidak pada tempatnya, akan tetapi percayalah gue tidak bermaksud seperti itu. Gue benar-benar hanya ingin tahu. Namun, entah kenapa nada yang ke luar dari mulut gue membuat kalimat gue terdengar snobbish.

"Nyapu lantai ini? Yes. Gue yang kerjain. Kalau bersihin rumah dan merawat barang-barangnya? No. Rumah ini dibersihin dan dirawat sama pemiliknya." Owen mengedikkan bahu tak acuh. "Jadi, lo mau duduk apa enggak? Gue gak ingat sikap lo bisa sesongong ini waktu gue masih kerja di Beniqno."

Well. Kalimat dia jelas menyulut emosi gue. "Ya, jelas lah, idiot! Lo cuma nyanyi tiga kali seminggu di sana, daeisore sampai malam pula. Mana sempat lo merhatiin apa yang ada di sekeliling lo? Apalagi ketika lo udah menjerat Olavia masuk ke dalam perangkap mulut busuk lo itu."

Kini giliran Owen yang alisnya terangkat sebelah.

Fxck. Get yourself together, Angga!

Gue sudah banyak omong. Sebaiknya gue diam.

Dengan bersungut-sungut gue ikut meletakkan bokong gue ke atas lantai dan duduk bersila.

Fxck. Kapan terakhir kali gue duduk beriala kayak begini?

Kemudian rumah itu diliputi oleh keheningan. Benar-benar hening, sampai-sampai gue bisa mendengar suara daun-daun padi yang bergoyang-goyang diterpa angin di luar sana dari jendela yang terbuka di belakang Owen.

God damn. This is nice. Bunyi suara alam yang saling bersahutan, suasana yang asri, dan udara yang sejuk lagi bersih. Mungkin nanti gue dan Olavia bisa memasukkan tempat seperti ini ke dalam daftar destinasi bulan madu kami.

Pemikiran itu mengembalikan fokus gue pada misi yang harus gue selesaikan. Damn. Malu sekali rasanya terbawa suasana seperti tadi. Namun, gue punya banyak unek-unek yang meronta-ronta untuk di keluarkan daei dalam dada dan kepala ini. Atas nama gue, atas nama Olavia, dan atas nama Ole. Namun, no. Meskipun begitu, gue harus bisa menahannya.

Gue harus bisa menahan diri lebih baik lagi dari yang sebelum ini.

Demi membersihkan tenggorokan dan me-reset emosi, gue berdeham. Satu hal. Walau gue tahu gue seharusnya tidak mengatakan semua hal itu sama si Kxparat ini, akan tetapi gue tidak akan meminta maaf. Karena yang gue katakan benar adanya. So, there's that. "Gue akan menikahi Olavia."

Si Kxparat itu tetap diam saja.

Okaay. Gue lantas melanjutkan kalimat gue. "Dan gue ingin menjadikan Ole sebagai anak angkat gue. Jadi gue butuh tanda tangan lo."

Gue lihat keningnya berkerut dalam. Dia bereaksi seperti gue baru saja berbicara dalam bahasa alien. "Maksud lo apa?"

Akhirnya satu lembar kertas yang sudah gue bawa dari Jakarta itu ke luar dari tempat persembunyiannya di dalam tas gue. "Gue butuh tanda tangan lo di sini." Gue menunjuk bagian yang perlu ditandatangani oleh Owen dan meletakkan sebuah pena di dekatnya.

Owen tiba-tiba saja merenggut kertas tersebut dari atas lantai. "What the fxck?!"

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Nana Hutabarat

Nana Hutabarat

Numpang lapak, yuk datang ke novel ku, One Night with Brother in law, dijamin ceritanya berbeda. Ada rasa asem, manis dan legitnya. Mampir yukkk

2023-02-08

0

Nana Hutabarat

Nana Hutabarat

deg2an nunggu bang Owen marah. Marahnya yang ganteng ya

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Owen Si Artis Kontroversi
2 2. Sial!
3 3. Wanita Bergaun Merah
4 4. Terbakar
5 5. Awas Bram Galak!
6 6. Reflection of A Man
7 7. Go Get Her
8 8. She Said Yes
9 9. Congratulations!
10 10. Percakapan Ayah dan Anak
11 11. Mysterious Phone Call
12 12. Janji Temu
13 13. Lidah Cadel Oleander
14 14. I Love You So Much
15 15. When Angga Meets Owen
16 16. Prahara
17 17. Desperately Desperate
18 18. Rasa yang Berserak
19 19. Resah dan Gelisah
20 20. I Don't Feel Like It
21 21. Oh, My God
22 22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23 23. Bencana
24 24. Dasar Angga Tolol
25 25. Kelu dan Beku
26 26. Rengsa
27 27. Gue Tidak Tahu Lagi
28 28. This is It for Now
29 29. Lega
30 30. Rapat Keluarga
31 31. Maafkan Aku, Ngga
32 32. Waktu
33 33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34 34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35 35. It's Yours
36 36. Thank you, God
37 37. Kamulah Satu-Satunya
38 38. We Need to Stop
39 39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40 40. I'm Not Crying
41 41. No More Secret
42 42. Nikmatnya Dunia
43 43. Berbahaya Namun Seksi
44 44. Nano-Nano
45 45. Menguras Sikap Sombong Owen
46 46. Nurture Over Nature
47 47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48 48. Cepat-Cepat
49 49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50 50. If I Were You
51 51. There Goes My Messages
52 52. Amplop Cokelat Berlogo
53 53. Keluarga Sebenarnya
54 54. Moral Compass and Whatnot
55 55. Thank You, Owen
56 56. Please, Gue Mohon
57 57. Harap
58 58. Pulang
59 59. Nikah, Yuk
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Owen Si Artis Kontroversi
2
2. Sial!
3
3. Wanita Bergaun Merah
4
4. Terbakar
5
5. Awas Bram Galak!
6
6. Reflection of A Man
7
7. Go Get Her
8
8. She Said Yes
9
9. Congratulations!
10
10. Percakapan Ayah dan Anak
11
11. Mysterious Phone Call
12
12. Janji Temu
13
13. Lidah Cadel Oleander
14
14. I Love You So Much
15
15. When Angga Meets Owen
16
16. Prahara
17
17. Desperately Desperate
18
18. Rasa yang Berserak
19
19. Resah dan Gelisah
20
20. I Don't Feel Like It
21
21. Oh, My God
22
22. When Owen Meets the Mini Version of Him
23
23. Bencana
24
24. Dasar Angga Tolol
25
25. Kelu dan Beku
26
26. Rengsa
27
27. Gue Tidak Tahu Lagi
28
28. This is It for Now
29
29. Lega
30
30. Rapat Keluarga
31
31. Maafkan Aku, Ngga
32
32. Waktu
33
33. Omongan Oliver yang Berbelit-Belit
34
34. Tidak Ada yang Lebih Indah dari Ini
35
35. It's Yours
36
36. Thank you, God
37
37. Kamulah Satu-Satunya
38
38. We Need to Stop
39
39. Pada Akhirnya Semua Akan Baik-Baik Saja
40
40. I'm Not Crying
41
41. No More Secret
42
42. Nikmatnya Dunia
43
43. Berbahaya Namun Seksi
44
44. Nano-Nano
45
45. Menguras Sikap Sombong Owen
46
46. Nurture Over Nature
47
47. Setelah Sekian Puluh Purnama
48
48. Cepat-Cepat
49
49. Sorry, Nama Gue Bukan Cantik
50
50. If I Were You
51
51. There Goes My Messages
52
52. Amplop Cokelat Berlogo
53
53. Keluarga Sebenarnya
54
54. Moral Compass and Whatnot
55
55. Thank You, Owen
56
56. Please, Gue Mohon
57
57. Harap
58
58. Pulang
59
59. Nikah, Yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!