DOKTER DINGIN ITU PAPAKU
London.
Seorang Anak kecil berlari dengan riangnya setelah turun dari mobil jemputan yang selalu mengantar nya pulang dan pergi.
"Nona... tunggu, jangan berlari lari begitu Nanti jatuh. "
"Hahaha, Aku tidak akan jatuh paman Aku kan sudah gede. "
Gadis itu terus berlari dengan sangat riangnya di halaman rumahnya yang cukup luas dan lebar dengan sesekali tawanya yang riang menghiasi bibirnya.
"Mama...! teriakan anak kecil itu dengan riangnya.
Eh, ada Oma, selamat siang Oma? "
"Siang..!
"Oma... oma, lihat Nilaiku bagus hari ini, Aku mendapatkan pringkat satu Oma." ucap gadis kecil itu dengan sangat Antusias dan bersemangat, akan tetapi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi muram manakala sang Oma yang duduk di depannya di atas kursi goyang tidak memperdulikan sama sekali, jangan kan tersenyum bahkan menolehpun tidak, membuat gadis kecil itu menundukkan kepala kemudian dengan perlahan melangkahkan kakinya naik ke atas tangga di mana di lantai atas lah tempat tidurnya.
Akan tetapi sebuah suara menghentikannya di mana suara tawa itu terlihat sangat keras.
"Hahaha, kasian deh lo, Oma tidak perduli tuh, kasian sekali di cuekin Oma Hahaha rasain look, "
"Rebeca, diam kamu, Oma sedang sibuk saja makanya Oma, begitu, kamu sendiri ngapain ada di Rumah ku, "sinis Gadis kecil merasa kesal.
"Hahaha, Paman Bara kan mengadakan pesta makan keluarga tentu saja Aku datang, Oh ya Aku juga akan menginap disini. "
"Iiih, menyebalkan, " tanpa bicara lagi gadis kecil itu segra berlari masuk ke dalam kamarnya.
"Oma... Oma lihat buku gambar Rebeca bagus tidak? "ucap gadis kecil itu sambil menyodorkan buku gambarnya kepada sang oma sang Oma yang kala itu duduk sambil membaca koran melipat Korannya kemudian melepas kacamata yang dikenakan kemudian tersenyum dan dengan lembut menepuk pipi halus Cubi gadis yang bernama Rebecca.
"Wah ini gambar yang sangat bagus sekali cucu Oma memang pintar. "
"Trimakasih, Oma..!seru gadis kecil itu sambil memeluk sang Oma.
Apa yang terjadi di lantai bawah tak lepas dari pandangan mata gadis kecil yang ada di lantai atas kedua matanya menatap dengan tetapan mata sayu ada perasaan sedih dan kecewa di dalam hatinya yang mana dia sama sekali tidak dihiraukan oleh Neneknya, dengan wajah sedih gadis kecil yang bernama Mikha masuk ke dalam kamar kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan selimut tebal yang sengaja ditariknya untuk menyelimuti tubuhnya.
Di bawah seorang sopir yang ditugaskan untuk mengantar jemput Mikha berlari-lari masuk ke dalam.
"Permisi, Nyonya Besar ini tas Non Mikha, "
"Dia ada dikamar atas kamu masuk saja dan bawa tasnya ke dalam sana. "
"Baik, Nyonya, "
"Mang Dadang tunggu, biar aku yang membawa tas Mikha ke atas Mang Dadang boleh melanjutkan pekerjaannya. "
"Baik, trimakasih Tuan."
"Assalamualaikum, Mama, kapan datang apa sudah lama disini?
" Sudah, Mama sudah datang dari pagi tadi dan Rumahmu terlihat sangat sepi tidak ada siapapun Memangnya setiap hari istrimu kemana, Kenapa dia tidak ada di rumah Apa pekerjaannya hanya keluyuran saja, seharusnya sebagai ibu Rumah tangga itu harus di rumah, bukan keluyuran seperti itu kalau dia datang kasih tahu sama istrimu Mama tidak suka dengan perilakunya dia harus ada di rumah sekarang Cepat telepon istrimu suruh dia pulang, "
"Baik, Ma, Nanti akan saya jemput pulang, "
"Kamu jangan terlalu lembek dan memanjakannya, semua yang dia inginkan kamu penuhi lalu apa balasannya padamu, Apakah dia mau mengandung Anakmu, sampai saat ini kenapa tidak hamil hamil kapan Mama kamu ini bisa mengendong cucu sendiri, bukan anak orang, "
"Mama.. kenapa ngomongnya begitu sih, semua butuh Waktu Ma,dan Bara mohon Mama bersabar sedikit lagi. "
"Terserah kamu, Sekarang cepat suru istrimu pulang. "
"Baik, Ma tapi Aku mau lihat Mikha dulu, apa dia sudah makan apa belum."
"Ciih, anak orang di sayang sayang sudah Sana pergi, "
"Mama, jangan marah marah begitu, Mikha itu Anak Bara juga Ma, "
Mama Bara tidak lagi mempedulikan ucapan Bara, kembali sang Mama meraih koran yang ada di meja dan di bacanya sementara Bara memeluk Mama nya dengan gemas kemudian berlari kecil menuju ke kamar atas.
"Selamat siang sayang Aduh putri Papa kenapa langsung bobo begini, ayo mikha ganti baju lalu makan, "
"Tidak mau, "
"Hmmm, sepertinya Putri Papa lagi marah-marah nih, Coba ceritakan putri Papa Marah kenapa ya? "
"Pa..! "
"Hmmm, katakan sayang kenapa? "
"Pa, kenapa Oma sepertinya tidak suka dan tidak sayang dengan Mikha."
"Hahaha...! itu cuma perasaan Mikha saja, Oma sayang kok sama Mikha buktinya Oma datang ke sini kan, Ayo sekarang anak papa cepat ganti baju terus makan sama Bi Sri ya, Papa mau keluar sebentar jemput Mama, Oma sudah mencarinya biar Oma tidak marah karena nanyain Mama terus Papa pergi dulu, Mikha mengerti kan?
"Iya, Pa, Mikha mengerti, " Bara tersenyum sambil menciiuum lembut pipi gembul Mikha yang mengemaskan.
kemudian Bara menuruni anak tangga pergi ke dapur menemui Bi Sri meminta agar Bi sri membantu mika untuk makan siang di mana meskipun di dalam rumah ada Rebecca dan Oma akan tetapi Bara lebih mempercayakan kebutuhan Mikha kepada Bi Sri sang Baby sister Mikha sejak kecil.
Dengan kecepatan sedang Bara melajukan mobilnya menuju sebuah butik besar yang Ada di kota itu, dimana di situlah istri Bara berada Yang mana memang setiap hari istri Bara membantu salah satu temannya untuk mengelola butiknya.
Sangat terlihat rame dan sesak di mana Banyak sekali para pengunjung yang datang hilir mudik keluar masuk dari butik itu, di mana memang butik yang dikelola oleh Vanessa bersama temannya termasuk sebuah butik terkenal di kota itu yang mana memiliki merek yang cukup memuaskan bagi para pembeli baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah meskipun rata-rata para pengunjungnya berasal dari kalangan atas.
Bara memarkirkan mobilnya kemudian sengaja memakai kacamata hitam serta memakai sebuah topi dengan jas cukup tebal menutupi tubuhnya dan satu kumis di bibirnya kemudian Bara masuk ke dalam.
ketika Bara hendak menyentuh lantai atas tiba-tiba sebuah suara menghentikannya.
"Maaf apa Ada yang bisa sayang Bantu Pak, ' tanya salah satu pelayan butik yang ada di tempat itu barang menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya dengan perlahan.
" Trimakasih, Mba, biar saya mencari Sendiri Saja," ucap Bara yang mana kemudian pelayan itu pun melangkah pergi meninggalkan Bara seorang diri, Bara kembali menaiki tangga ke lantai atas di mana Bara tahu dan mengerti jika Vanessa berada di ruang atas biasanya sedang duduk dan membaca buku di ruangan pribadinya.
Tanpa mengetuk pintu Bara langsung masuk ke dalam dan benarlah dugaan Bara, di tempat itu Vanessa sedang sibuk membaca buku hingga tidak menyadari kedatangannya.
"Ehemm, " Bara berdehem kecil membuat Vanessa yang kala itu membaca buku langsung mendongak dan meletakkan bukunya, kemudian bangkit berdiri.
"Maaf, apa Ada yang bisa saya Bantu? "
Senyum yang tadinya mengembang dan bersinar tiba tiba redup dan memudar.
Bara meneguk ludahnya., kemudian mengangguk dan melangkah keluar ruangan di ikuti Vanessa di belakangnya.
Tanpa memilih dan melihat Bara langsung mengambil tiga potong baju dan menyerahkannya padamu Vanessa.
"Bungkus dan bawa langsung ke mobil saya, " ucap nya dingin seraya melangkah pergi tanpa menoleh, sementara Vanessa mengagguk dengan hormat.
Setelah membawa ke kasir dan membayar dengan card yang di berikan Bara Vanessa bergegas membawa kantong kresek baju itu menuju mobil yang sudah menunggunya.
Vanessa mengetuk kaca pintu mobil yang terlama kemudian pintu mobil pun dibuka dari dalam.
"Ini, Pak pesanannya. '
" Hemm..!
Vanesa segera meletakkan kantong plastik dan hendak pergi. "
"Tunggu..!
" Iya, Pak Ada yang bisa saya bantu lagi, "
"Masuk dan duduklah, "
"Maaf, Pak saya banyak pekerjaan. "
"Apa jika Suamimu yang menyuruh kamu juga menolaknya, "
Vanessa sedikit terkejut dengan ucapan laki-laki yang ada di dalam mobil yang mana kemudian Vanessa mulai menatap dengan lekat wajah laki-laki yang ada di dalam mobil.
"Mas, Bara, kenapa kamu, __
Belum selesai Vanesa bicara Bara sudah memotong pembicaraan.
" Cuma memakai kacamata dan kumis istriku sudah tidak Menggenaliku, "cibir Bara dengan tersenyum kecut.
" Hahahaha, Mas Bara Lucu Maaf Mas, Aku tidak tau, "
Bara menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya dengan kasar.
"Tentu saja kamu tidak akan tau dan tidak akan pernah bisa mengenaliku karena hatimu hanya untuk Rendra, " gumam Bara dalam hati yang mana tidak pernah berniat menunjukan kekecewaannya. " Masuklah Nes Mama mencarimu. "
"Oh sebentar Mas, Aku pamit dulu khawatir Nanti di cari. " Vanessa segera berlari kecil masuk ke butik nya, sementara Bara Mengacak Rambutnya.
"Sampai kapan kamu akan bisa menerimaku Nes, tujuh tahun sudah tapi Cintamu pada Rendra kenapa tidak pudar, Apa mungkin Aku bisa meraih hatimu, " keluh Bara sambil mengusap kasar Wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kak.
aku mampir di sini dulu ya
2024-04-11
0
Lilis zulistia
semangat bunda lanjut terus ya
2023-10-02
1
Rahma AR
mampir
2023-08-02
0