Meskipun hati dan perasaan Alena terasa sakit, Akan tetapi sejujurnya hati Alena merasa sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh mbok yem, di mana Mbok Yem memuji seorang wanita yang disebut dengan si pelakor cantik.
Berupara pura tersenyum dan tidak terganggu dengan ucapan Mbok Yem Alena mencoba untuk bertanya tentang siapa yang dimaksud dengan pelakor cantik oleh wanita tua yang ada di depannya, di mana selama ini dia tidak melihat siapapun bahkan foto wanita lain bahkan foto dari istri Rendra pun Alena tidak tahu karena di dalam rumah itu tidak ada sama sekali.
Dengan berdehem kecil seolah-olah merasa tenggorokan kering dan batuk Alena mulai mengatur ritme dari kata-katanya. "
"Hmm, tadi Mbok yem bilang pelakor cantik Memangnya di rumah ini ada pelakor Mbok Yem, "tanya Alena yang merasa sangat penasaran.
" Ada, Non! "
"Seperti apa wajahnya? "
"Sangat Cantik seperti....
" Ehemm, Apakah semua kebutuhanku sudah kalian siapkan, "
"Deg..! sebuah suara yang Tina tiba Ada dan terdengar bergema di ruangan itu membuat Mbok Yem yang kala itu sedang bercerita menjadi terhenti begitu pula dengan Alena yang mendengarkan Mbok Yem dan Alena sama-sama merasa sangat terkejut ketika mendengar daham dari Rendra yang tiba-tiba muncul di depan pintu.
"Den Rendra..!Cepat Mbok kemasi bajuku karena Aku tidak mau Ada satupun yang lupa tidak Aku bawah. "
"Ba-baik Den, " dengan cepat dan sedikit terburu-buru Mbok jam segera memasukkan beberapa baju ke dalam koper sementara Rendra berjalan mendekati Alena yang kala itu berdiri dengan wajah sedikit ketakutan karena tatapan mata Rendra yang begitu tajam dan Menghujam membuatnya berdidik karena catatan Rendra begitu menakutkan.
"Apa, yang kamu lakukan disini, Bukankah aku meminta dan menyuruhmu untuk membantu mengemasi semua baju dan pakaianku Kenapa kamu justru hanya diam dan tidak melakukan apapun di sini, Sekarang pergilah Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi, Biarkan Semua dikerjakan oleh Mbok Yem, Cepat pergi..!"seru Rendra dengan sinis membuat Alena merasa sedih dan kecewa lagi-lagi Alina tanpa sadar membuat Rendra marah dan Hal itu membuat dirinya merasa bodoh karena tidak memperhitungkan dan memikirkan sikap Rendra.
Dengan sedikit terpaksa akhirnya Alena keluar dari dalam kamar yang mana sesungguhnya Alena masih ingin berlama-lama di kamar itu, Alena merasa sangat betah dan nyaman di sana mungkin karena kamar itu adalah kamar milik dari orang yang sedang menjadi pujaan hatinya.
Di sisi lain jauh dari kota tampak seorang laki laki tua paruh baya sedang duduk di tepi Ranjang menatap sendu pada sosok gadis yang terus diam dan melamun di setiap waktunya.
"Nak, makan dulu jangan sampai kamu sakit, "
"Apakah dengan Makan, dosaku bisa hilang Ayah. "
Laki laki yang sudah mulai tua itu mengeser duduknya lebih dekat kemudian membelai lembut pucuk Rambut kepala dari sang Anaknya.
"Jangan lagi itu kamu pikirkan, semua sudah berlalu, Putri Ayah ini sesungguhnya Anak yang baik dan pintar sudah ayo makan, "
"Aku belum lapar Ayah,"
"Bagaimana kamu tidak lapar, dari kemarin cuma makan sedikit, "
"Paman..!biar saya yang membujuknya. "
"Oh, Nak Baim kapan datang, Paman tidak mendengar suara motor kamu. "
"Paman lagi fokus saja jadi tidak mendengar saya datang. "
"Baiklah tolong bujuk dia agar mau makan tidak tega rasanya Paman melihatnya semakin kurus begitu,"
"Paman tenang saja, biar saya yang akan membuatnya makan, "
"Baiklah, tolong bujuk dia, Paman tinggal pergi dulu,"
"Iya, Paman. "
"Bagaimana Va, apa kabarmu hari ini? "
"Baik, kenapa kamu datang kesini, pergilah dan jangan mengagguku, "
Baim mengulum senyum, mengambil piring beserta sendok kemudian menyeduhkan dan mendekatkan pada mulut gadis yang ada di depannya.
"Buka mulutmu, ayo makan. "
"Aku tidak mau, Aku tidak lapar, "
"Hmmm, Apa kamu mau cepat mati? "
Mendengar perkataan dari laki-laki yang ada di depannya Gadis itu menatap tajam sambil melotot yang mana semakin membuat laki-laki yang ada di depannya merasa gemas dan geli karena yang dilakukan gadis di depan nya terlihat sangat lucu.
"Apa, maksudmu, jika kamu datang hanya membuat Aku kesal lebih baik kamu pergi, "
"Hmmm, Aku cuma bertanya mengapa mesti marah, dengar kalau kamu tidak makan dengan teratur kamu akan mati pelan pelan, awalnya kamu akan merasakan sakit baru kemudian kamu akan mati dan apakah setelah mati beban dalam hatimu akan hilang, apakah rasa bersalahmu akan hilang juga, harusnya kamu bersyukur, kamu tidak perlu mendekam di dalam penjara, karena kakakmu memaafkan dan mencabut semua tuntutan yang Rendra ajukan padamu, karena kakakmu membeikan perintah Rendra tidak bisa berbuat apa apa, dan harusnya kamu berubah bukan seperti ini, memangnya kamu mau mati muda, pakai mogok makan segala, Kenapa sih kamu tidak pernah bisa bersikap dewasa, Seharusnya dari semua yang terjadi pada dirimu kamu sudah bisa bersikap dewasa tidak seperti anak kecil lagi kalau kamu punya salah dan merasa bersalah minta maaf, bukan menyiksa diri dengan tidak makan itu hanya akan menyiksa orang-orang yang ada di sekitarmu. "
"Apa menurutmu Aku akan dimaafkan, Aku sudah membuat hancur keluarga dan kebahagiaan mereka, "
"Untuk hal itu Aku tidak tau tapi stidaknya kamu usaha dulu, "
"Kamu sendiri mengapa selalu datang kesini, "
"Itu, karena..
" Karena kamu kasian padaku, pergilah Aku baik baik saja, "
"Aku tidak kasian padamu tapi karena Aku mencintaimu, "
"Apa? hahaha kau mencintaiku bodoh, masih banyak wanita baik baik di luar sana, Apa yang kamu harapkan dari wanita yang sudah tidak suci seperti ku, pergilah jangan membuat drama. "
"Aku tidak perlu mejelaskan karena Wanita seperti kamu mana tau mana paham arti dari sebuah ketulusan, sudah cepat kamu makan aku sudah mencari informasi tentang kakakmu tapi sampai saat ini aku belum menemukan titik terang tentang keberadaannya ,Di saat dia memberikan perintah untuk mencabut semua tuduhan yang diberikan padamu kakakmu tidak meninggalkan alamat ataupun tempat yang bisa membuat kami di sini mengetahui keberadaannya, jadi Cepatlah makan nanti kita akan mencari bersama Apakah kamu tidak ingin minta maaf secara langsung bagaimanapun juga kalian itu bersaudara aku tahu Semarah apapun sebenci apapun kalian tetap saudara meskipun Diantara Kalian tidak ada ikatan darah, akan tetapi keberadaan kalian yang dari bayi sampai dewasa tumbuh bersama itu akan membuat ikatan tali persaudaraan kalian tetap ada dan terjaga. "
"Apakah dia akan memaafkan Aku? "
"Kita lihat saja Nanti, tapi yang jelas kakakmu sayang padamu dia tidak pernah tega melihat mu Menderita, Ayo makanlah,"
Dengan sedikit ragu dan malas akhirnya Eva menerima suapaan Nasi di muluutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
Lee
Satu iklan untukmu kak..
semangat berkarya ya..🤗
2023-03-08
0
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2023-02-20
0