Sore yang berkabut kini telah kembali terang di mana setelah hujan turun membasahi bumi Langit pun berubah menjadi cerah di dalam mobil Rendra melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata di mana sambil mengemudikan mobil Rendra menyunggingkan sebuah senyuman, sangat terlihat sekali Jika hatinya sedang bahagia dan senang.
"Pasti Robi lagi kebingungan mencari Brosur ini, dasar cowok bodoh mau-maunya Dia disuruh membelikan oleh-oleh baju yang sangat bermerek dan mahal untuk pacarnya daripada dia buang-buang uang hanya untuk pacarnya yang tidak karuan belum tentu juga akan jadi istrinya lebih baik tidak aku kembalikan kusimpan saja biar dia belikan di jalan-jalan saja Enak saja itu kan juga pakai uang perusahaan. " gumam Rendra dalam hati.
Mobil terus maju dengan kecepatan rata-rata di mana kala itu Rendra sudah sampai di halaman rumahnya, setelah pintu pagar Rumah dibuka dan Rendra segera turun dari mobil kemudian memberikan kunci mobil kepada salah satu penjaga rumah, dengan santai dan tenang Rendra masuk ke dalam rumah.
dengan menggunakan kunci cadangan Rendra masuk ke dalam rumah akan tetapi langkah kakinya terhenti ketika Rendra melihat Alena memberikan sebuah senyuman sudah berdiri di depannya.
Rendra merarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar ada rasa tidak suka yang tiba-tiba hadir dan muncul di dalam dirinya Karena secara tidak langsung Rendra merasa dirinya selalu diawasi dan diperhatikan dengan sangat berlebihan yang mana Rendra sama sekali tidak menyukai hal itu.
"Mas Rendra dari mana? "tanya Alena dengan suara lembut yang mana tanpa diminta Alena melangkah mendekati Rendra dan meraih tas yang Rendra bawa, sesungguhnya Rendra tidak ingin tasnya dibawakan oleh Alena akan tetapi untuk menolak Alena Rendra pun juga tidak bisa karena hal itu terlihat sangat berlebihan, Meskipun tidak suka dan meskipun dalam hati Rendra merasa sangat kesal Rendra tetap berusaha untuk tersenyum dan bersikap sewajarnya.
"Aku dari tempat Robi, "
"Oh, sini tasnya Mas biar aku bawa masuk, "ucap Alena sembari meraih tas yang ada di tangan Rendra kemudian melangkah pergi meninggalkan Rendra.
Rendra menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar, sedikit malas Rendra melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu, dengan asal Rendra menyalakan televisi yang ada di depannya karena Rendra tidak ingin semakin kepikiran dengan apa yang dilakukan oleh Alena.
Apa yang dilakukan Alena sangatlah tidak baik untuk dirinya karena tanpa disadari Alena dia akan memiliki sikap kecenderungan dan kebiasaan memberikan perhatian kepada dirinya dan hal itu lambat laun pasti akan membuat dirinya meminta perhatian balik darinya sementara Rendra sama sekali tidak menginginkan hal itu.
"Mas, Apakah Mas Rendra mau mandi sekarang jika mau mandi biar aku siapkan air hangatnya, "
"Tidak perlu, biar aku sendiri saja yang menyiapkan, "ucap Rendra yang mana Dia bangkit dari duduknya kemudian melangkah menuju ke kamar sementara Alena mengikuti langkah kaki Rendra di belakangnya Rendra menghentikan langkah kakinya ketika berada di dalam kamar dia mengernyitkan dahinya ketika melihat Alena juga ikut masuk ke dalam kamar.
"Kamu, Mau apa kamu ke sini? "tanya Rendra dengan mimiik wajah yang tidak suka karena sesungguhnya Rendra sangat tidak suka apabila dirinya selalu diikuti, apalagi diperhatikan dengan berlebihan karena bagaimanapun juga Rendra tidak ingin memberikan harapan apapun pada wanita yang ada di depannya, karena Rendra tahu wanita di depannya memiliki rasa suka apa adanya akan tetapi tidak mungkin Rendra akan menerima meskipun Rendra menerima anak dari wanita itu seperti anaknya sendiri, akan tetapi untuk menerima dan menjadikannya sebagai seorang istri dalam Belahan Hati hal itu tidak mungkin Rendra lakukan dikarenakan di dalam hati Rendra hanya ada satu nama dari wanita yang sangat dia cintai meskipun entah sampai kapan dia harus menunggu tapi Rendra yakin penantiannya tak akan pernah sia-sia.
"Saya ingin membantu mu, Mas, "
"Tidak perlu trimakasih, keluarlah aku bisa sendiri. "
Dengan raut wajah penuh kecewa Alena akhirnya keluar dari dalam kamar kemudian pergi ke kamarnya sementara Rendra langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandi, Rendra juga bisa menyediakan air panas sendiri karena air panas hanya tinggal menghidupkan tombol penghangat saja.
Di Rumah kediaman Robi dengan sangat gusar dan resah Robi menunggu kedatangan dari Bik Nani, yang mana Robi ingin segera bertanya tentang kertas brosur yang dia taruh di atas almari Bufet di depan ruang tamu yang tiba-tiba Raib entah ke mana.
Akhirnya yang ditunggu datang juga Robby pun menarik nafas lega karena sebentar lagi dia akan mendapatkan apa yang dia cari.
"Bik Nina sudah pulang sini saya bantu bawa belanjaannya Bagaimana Apakah semua sudah terbeli Bi, "tanya Robi bahasa basi.
" Sudah, Den, ini bibi juga sudah belikan pesanan Den Robi yang katanya buat Non Nesa di sana Bibi tinggal masak saja, Bibi ingat Non Nesa suka dengan sambal pecelnya Bibi."
"Ng, iya Bi, apa Bibi menyimpan Brosur yang Aku taruh di atas lemari bufet di Ruang tamu, '
" Tidak Den, Bibi tidak tau, "
"Kalau Bibi tidak tau lalu kemana Brosur itu, " gumam Robi yang kini mulai berlari masuk ke dalam kamarnya, " siapa tau ada di dalam tas hitam itu, " diserap yang mana langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
2023-02-22
0
Buna Seta
Alena tidak tahu malu sudah di usir juga
2023-02-10
0
Tyara Lantobelo Simal
Lanjut
2023-02-10
0