NovelToon NovelToon

DOKTER DINGIN ITU PAPAKU

Bab. 1.KECEWA HATI

London.

Seorang Anak kecil berlari dengan riangnya setelah turun dari mobil jemputan yang selalu mengantar nya pulang dan pergi.

"Nona... tunggu, jangan berlari lari begitu Nanti jatuh. "

"Hahaha, Aku tidak akan jatuh paman Aku kan sudah gede. "

Gadis itu terus berlari dengan sangat riangnya di halaman rumahnya yang cukup luas dan lebar dengan sesekali tawanya yang riang menghiasi bibirnya.

"Mama...! teriakan anak kecil itu dengan riangnya.

Eh, ada Oma, selamat siang Oma? "

"Siang..!

"Oma... oma, lihat Nilaiku bagus hari ini, Aku mendapatkan pringkat satu Oma." ucap gadis kecil itu dengan sangat Antusias dan bersemangat, akan tetapi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi muram manakala sang Oma yang duduk di depannya di atas kursi goyang tidak memperdulikan sama sekali, jangan kan tersenyum bahkan menolehpun tidak, membuat gadis kecil itu menundukkan kepala kemudian dengan perlahan melangkahkan kakinya naik ke atas tangga di mana di lantai atas lah tempat tidurnya.

Akan tetapi sebuah suara menghentikannya di mana suara tawa itu terlihat sangat keras.

"Hahaha, kasian deh lo, Oma tidak perduli tuh, kasian sekali di cuekin Oma Hahaha rasain look, "

"Rebeca, diam kamu, Oma sedang sibuk saja makanya Oma, begitu, kamu sendiri ngapain ada di Rumah ku, "sinis Gadis kecil merasa kesal.

"Hahaha, Paman Bara kan mengadakan pesta makan keluarga tentu saja Aku datang, Oh ya Aku juga akan menginap disini. "

"Iiih, menyebalkan, " tanpa bicara lagi gadis kecil itu segra berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Oma... Oma lihat buku gambar Rebeca bagus tidak? "ucap gadis kecil itu sambil menyodorkan buku gambarnya kepada sang oma sang Oma yang kala itu duduk sambil membaca koran melipat Korannya kemudian melepas kacamata yang dikenakan kemudian tersenyum dan dengan lembut menepuk pipi halus Cubi gadis yang bernama Rebecca.

"Wah ini gambar yang sangat bagus sekali cucu Oma memang pintar. "

"Trimakasih, Oma..!seru gadis kecil itu sambil memeluk sang Oma.

Apa yang terjadi di lantai bawah tak lepas dari pandangan mata gadis kecil yang ada di lantai atas kedua matanya menatap dengan tetapan mata sayu ada perasaan sedih dan kecewa di dalam hatinya yang mana dia sama sekali tidak dihiraukan oleh Neneknya, dengan wajah sedih gadis kecil yang bernama Mikha masuk ke dalam kamar kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan selimut tebal yang sengaja ditariknya untuk menyelimuti tubuhnya.

Di bawah seorang sopir yang ditugaskan untuk mengantar jemput Mikha berlari-lari masuk ke dalam.

"Permisi, Nyonya Besar ini tas Non Mikha, "

"Dia ada dikamar atas kamu masuk saja dan bawa tasnya ke dalam sana. "

"Baik, Nyonya, "

"Mang Dadang tunggu, biar aku yang membawa tas Mikha ke atas Mang Dadang boleh melanjutkan pekerjaannya. "

"Baik, trimakasih Tuan."

"Assalamualaikum, Mama, kapan datang apa sudah lama disini?

" Sudah, Mama sudah datang dari pagi tadi dan Rumahmu terlihat sangat sepi tidak ada siapapun Memangnya setiap hari istrimu kemana, Kenapa dia tidak ada di rumah Apa pekerjaannya hanya keluyuran saja, seharusnya sebagai ibu Rumah tangga itu harus di rumah, bukan keluyuran seperti itu kalau dia datang kasih tahu sama istrimu Mama tidak suka dengan perilakunya dia harus ada di rumah sekarang Cepat telepon istrimu suruh dia pulang, "

"Baik, Ma, Nanti akan saya jemput pulang, "

"Kamu jangan terlalu lembek dan memanjakannya, semua yang dia inginkan kamu penuhi lalu apa balasannya padamu, Apakah dia mau mengandung Anakmu, sampai saat ini kenapa tidak hamil hamil kapan Mama kamu ini bisa mengendong cucu sendiri, bukan anak orang, "

"Mama.. kenapa ngomongnya begitu sih, semua butuh Waktu Ma,dan Bara mohon Mama bersabar sedikit lagi. "

"Terserah kamu, Sekarang cepat suru istrimu pulang. "

"Baik, Ma tapi Aku mau lihat Mikha dulu, apa dia sudah makan apa belum."

"Ciih, anak orang di sayang sayang sudah Sana pergi, "

"Mama, jangan marah marah begitu, Mikha itu Anak Bara juga Ma, "

Mama Bara tidak lagi mempedulikan ucapan Bara, kembali sang Mama meraih koran yang ada di meja dan di bacanya sementara Bara memeluk Mama nya dengan gemas kemudian berlari kecil menuju ke kamar atas.

"Selamat siang sayang Aduh putri Papa kenapa langsung bobo begini, ayo mikha ganti baju lalu makan, "

"Tidak mau, "

"Hmmm, sepertinya Putri Papa lagi marah-marah nih, Coba ceritakan putri Papa Marah kenapa ya? "

"Pa..! "

"Hmmm, katakan sayang kenapa? "

"Pa, kenapa Oma sepertinya tidak suka dan tidak sayang dengan Mikha."

"Hahaha...! itu cuma perasaan Mikha saja, Oma sayang kok sama Mikha buktinya Oma datang ke sini kan, Ayo sekarang anak papa cepat ganti baju terus makan sama Bi Sri ya, Papa mau keluar sebentar jemput Mama, Oma sudah mencarinya biar Oma tidak marah karena nanyain Mama terus Papa pergi dulu, Mikha mengerti kan?

"Iya, Pa, Mikha mengerti, " Bara tersenyum sambil menciiuum lembut pipi gembul Mikha yang mengemaskan.

kemudian Bara menuruni anak tangga pergi ke dapur menemui Bi Sri meminta agar Bi sri membantu mika untuk makan siang di mana meskipun di dalam rumah ada Rebecca dan Oma akan tetapi Bara lebih mempercayakan kebutuhan Mikha kepada Bi Sri sang Baby sister Mikha sejak kecil.

Dengan kecepatan sedang Bara melajukan mobilnya menuju sebuah butik besar yang Ada di kota itu, dimana di situlah istri Bara berada Yang mana memang setiap hari istri Bara membantu salah satu temannya untuk mengelola butiknya.

Sangat terlihat rame dan sesak di mana Banyak sekali para pengunjung yang datang hilir mudik keluar masuk dari butik itu, di mana memang butik yang dikelola oleh Vanessa bersama temannya termasuk sebuah butik terkenal di kota itu yang mana memiliki merek yang cukup memuaskan bagi para pembeli baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah meskipun rata-rata para pengunjungnya berasal dari kalangan atas.

Bara memarkirkan mobilnya kemudian sengaja memakai kacamata hitam serta memakai sebuah topi dengan jas cukup tebal menutupi tubuhnya dan satu kumis di bibirnya kemudian Bara masuk ke dalam.

ketika Bara hendak menyentuh lantai atas tiba-tiba sebuah suara menghentikannya.

"Maaf apa Ada yang bisa sayang Bantu Pak, ' tanya salah satu pelayan butik yang ada di tempat itu barang menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya dengan perlahan.

" Trimakasih, Mba, biar saya mencari Sendiri Saja," ucap Bara yang mana kemudian pelayan itu pun melangkah pergi meninggalkan Bara seorang diri, Bara kembali menaiki tangga ke lantai atas di mana Bara tahu dan mengerti jika Vanessa berada di ruang atas biasanya sedang duduk dan membaca buku di ruangan pribadinya.

Tanpa mengetuk pintu Bara langsung masuk ke dalam dan benarlah dugaan Bara, di tempat itu Vanessa sedang sibuk membaca buku hingga tidak menyadari kedatangannya.

"Ehemm, " Bara berdehem kecil membuat Vanessa yang kala itu membaca buku langsung mendongak dan meletakkan bukunya, kemudian bangkit berdiri.

"Maaf, apa Ada yang bisa saya Bantu? "

Senyum yang tadinya mengembang dan bersinar tiba tiba redup dan memudar.

Bara meneguk ludahnya., kemudian mengangguk dan melangkah keluar ruangan di ikuti Vanessa di belakangnya.

Tanpa memilih dan melihat Bara langsung mengambil tiga potong baju dan menyerahkannya padamu Vanessa.

"Bungkus dan bawa langsung ke mobil saya, " ucap nya dingin seraya melangkah pergi tanpa menoleh, sementara Vanessa mengagguk dengan hormat.

Setelah membawa ke kasir dan membayar dengan card yang di berikan Bara Vanessa bergegas membawa kantong kresek baju itu menuju mobil yang sudah menunggunya.

Vanessa mengetuk kaca pintu mobil yang terlama kemudian pintu mobil pun dibuka dari dalam.

"Ini, Pak pesanannya. '

" Hemm..!

Vanesa segera meletakkan kantong plastik dan hendak pergi. "

"Tunggu..!

" Iya, Pak Ada yang bisa saya bantu lagi, "

"Masuk dan duduklah, "

"Maaf, Pak saya banyak pekerjaan. "

"Apa jika Suamimu yang menyuruh kamu juga menolaknya, "

Vanessa sedikit terkejut dengan ucapan laki-laki yang ada di dalam mobil yang mana kemudian Vanessa mulai menatap dengan lekat wajah laki-laki yang ada di dalam mobil.

"Mas, Bara, kenapa kamu, __

Belum selesai Vanesa bicara Bara sudah memotong pembicaraan.

" Cuma memakai kacamata dan kumis istriku sudah tidak Menggenaliku, "cibir Bara dengan tersenyum kecut.

" Hahahaha, Mas Bara Lucu Maaf Mas, Aku tidak tau, "

Bara menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya dengan kasar.

"Tentu saja kamu tidak akan tau dan tidak akan pernah bisa mengenaliku karena hatimu hanya untuk Rendra, " gumam Bara dalam hati yang mana tidak pernah berniat menunjukan kekecewaannya. " Masuklah Nes Mama mencarimu. "

"Oh sebentar Mas, Aku pamit dulu khawatir Nanti di cari. " Vanessa segera berlari kecil masuk ke butik nya, sementara Bara Mengacak Rambutnya.

"Sampai kapan kamu akan bisa menerimaku Nes, tujuh tahun sudah tapi Cintamu pada Rendra kenapa tidak pudar, Apa mungkin Aku bisa meraih hatimu, " keluh Bara sambil mengusap kasar Wajahnya.

Bab. 2.KECEWA

Vanessa berlari kecil masuk ke dalam butik setelah meminta izin kepada suaminya yang mana kala itu Bara masih duduk di dalam mobil.

Memang tidak bisa dipungkiri jika sikap Vanessa yang tidak mengenali dirinya sangatlah membuat Bara begitu sangat sedih bahkan serasa sakit yang mana sudah berjuang dan berusaha keras agar Vanessa bisa melupakan mantan suaminya akan tetapi Harapan itu mungkin hanyalah tinggal harapan yang mana Vanessa sendiri seolah-olah tidak ingin membuka hati untuk orang lain dan hanya terpaksaan Vanessa menerima dirinya.

Bara tersenyum kecut merututi kebodohannya dimana Dia yang sangat yakin jika Seiring berjalannya waktu akan membuat hati Vanessa mampu menerima dirinya dan melupakan Rendra mantan suaminya akan tetapi ternyata Apa yang dipikirkan Bara semua sia-sia di mana Sampai detik ini hati dan cinta Vanessa masih untuk Rendra.

Bara menjatuhkan kepalanya bersadar didinding sofa kursi tempat duduk sang pengemudi sambil memejamkan kedua bola matanya. hingga dia tidak menyadari jika Vanessa istrinya sudah datang dan Masuk ke dalam mobil.

Melihat Bara memejamkan mata Vanessa yang sudah datang memilih diam menunggu Bara membuka matanya dari pada membangunkan dan mengaggunya.

Vanessa lebih memilih membuka buku bacaan yang dia bawa kemudian membacanya sambil menunggu Bara bangun dari tidur rebahannya.

Sepuluh menit sudah Bara rebahan akhirnya membuka mata, Bara Terkejut ketika melihat Vanessa istrinya sudah Ada di sampingnya.

"Nesa..! sudah lama kamu disini? "

Mendengar sapaan dari sang Suami Vanessa mengulum senyum sambil mengaggukkan kepala.

"Kenapa tidak membangunkan Aku, "

Vanessa tertawa kecil, sambil meletakkan buku bacaannya.

"Aku tidak mau mengaggu , tidak enak kalau kita lagi beristirahat kemudian di ganggu. "

"Hmmm, cukup perhatian juga istriku baiklah Ayo kita pulang Mama sudah lama menunggu. "

Vanessa menganggukkan kepala Tak lama kemudian Bara mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju ke rumahnya akan tetapi di sebuah supermarket Bara menghentikan mobilnya secara mendadak Hal itu membuat Vanessa sedikit bertanya-tanya karena tidak biasanya apabila Bara ingin pulang harus berhenti dan belok-belok arah mungkin ada sesuatu yang ingin Bara beli untuk sang Mama yang mana Bara mengatakan jika Mama sudah ada di Rumah.

"Ayo turun, Aku ingin members sesuatu untuk Mama, Mikha dan Rebecca. "

"Rebecca Ada didn't Rumah Mas, "

"Ya, kan besok malam ulang tahun Mikha jadi Aku mengundang semua keluarga besar kita. "

"Mengundang semua keluarga kita, hanya untuk datang ke ulang tahun Mikha, kamu jangan berlebihan Mas, mengadakan pesta ulang tahun untuk Mikha itu sudah sangat berlebihan sekali lebih baik pesta ulang tahun Mikha itu kita adakan sederhana saja tidak perlu mengundang siapapun, Bukankah kamu juga tahu Mikha itu bukan anakmu, Aku khawatir kamu Akan di permalukan saudara sepupumu yang tau kalau Mikha bukan Anakmu, lebih baik batalkan saja Mas, lagi pula mereka akan sangat terbebani di mana mereka datang dengan terpaksa karena harus mengeluarkan banyak uang kalau harus datang ke sini, Bukankah keluargamu rata-rata berada di Indonesia kalau untuk ke London otomatis mereka harus mengeluarkan uang banyak jangan seperti itulah kasihan mereka yang harus terpaksa mengeluarkan uang banyak hanya untuk menghadiri pesta yang kamu buat."

Mendengar perkataan Vanessa Bara tersenyum sambil menggandeng tangan Vanessa istrinya untuk masuk ke dalam supermarket.

"Tidak perlu merisaukan hal itu, karena semua boats Penerbangan mereka Aku yang tanggung jadi mereka tidak menggeluarkan Uang untuk hal ini."

Vanessa mendadak menghentikan langkahnya ketika barang mengatakan jika semua biaya penerbangan seluruh keluarga yang akan menghadiri pesta ulang tahun putrinya Bara yang menanggung biayanya.

"Apa..? semua biaya kamu yang tanggung Mas, ini sudah berlebihan Aku tidak mau seperti itu, karena hal itu hanya buang-buang uang saja dan kita menjadi sangat boros lebih baik uang itu kita simpan atau kita berikan pada orang yang tidak mampu, pokoknya Aku mau pesta ulang tahun Mikha tidak perlu meriah ataupun mengundang siapapun cukup sederhana saja. '

Bara yang kala itu mengandeng lembut tangan Vanessa tiba tiba berhenti mendadak dan memutar tubuhnya menghadap Vanessa dengan tangan berpindah je bahu Vanessa.

Tentu saja hal itu membuat Vanessa sedikit terkejut karena tidak biasanya Bara bersikap aneh bahkan kali ini sedikit terlihat kasar bahkan secara tidak langsung Fanisa melihat kilatan kemarahan di wajahnya.

"Kenapa, apa karena Mikha bukan darah dagingku dan apa karena mikha anak Rendra sehingga Aku tidak punya hak dan tidak berhak melakukan pesta yang Aku mau dan hanya Rendra saja yang boleh atau jangan jangan kamu menantikan Rendra yang akan melakukan pesta untuk anakmu, kamu tidak pernah mengaggap Aku Papa dari Anakmu kamu hanya mengaggap Aku orang asing yang kebetulan bersamamu begitu kah? " teriak Bara dengan suara yang keras yang mana hal itu benar benar membuat Vanessa terkejut.

Bara tidak pernah berbuat kasar ataupun berkata kasar tapi kali ini Bara benar benar terlihat sangat marah bahkan dalam ucapannya Bara berteriak sambil mengguncang bahu Nesa.

Hal itu benar benar membuat Vanessa sedih.

"Mas... pelankan suaramu lihat mereka semua melihat ke arah kita, sekarang kita menjadi pusat perhatian Aku malu." lirih Vanessa.

Bara melepaskan tangannya yang mencengkram Bahu Vanessa, kemudian tersenyum miring.

"Kamu tidak mau kan, seluruh dunia tau dan mengaggap serta menilai jika Mikha itu Anak ku, kamu hanya mau dan ijinkan Rendra saja kan karena dia Bapak kandungnya, sedangkan Aku apa, meskipun Aku merawat sejak bayi bahkan sejak di dalam kandungmu bagimu Aku masih tidak berhak, Baik... tidak akan ada pesta untuk Mikha karena mikha bukan Anakku." geram Bara yang kemudian memutar balik tubunya.

"Kita, pulang, "seru Bara sambil melangkah memuju dimana Bara memakirkan mobilnya.

Sementara Vanessa terhenyak mendengar perkataan dari Bara yang mana sesungguhnya apa yang dikatakan Bara sangat membuatnya sakit dan sedih dimana sesungguhnya dirinya tidak pernah berpikir jika menghalangi Bara untuk melakukan pesta ulang tahun yang sangat meriah dikarenakan dirinya tidak ingin seluruh dunia tahu jika Mika adalah anaknya akan tetapi Vanessa hanya berpikir dia tidak ingin menghabiskan uang dengan cuma-cuma dan melakukan pemborosan yang tidak berguna di mana Vanessa merasa banyak orang yang sulit mendapatkan uang bahkan untuk sekedar makan pun Terkadang mereka harus bersusah payah akan tetapi Apa yang dipikirkan Vanessa membuat Bara salah paham sehingga Bara tersulut emosi.

Vanessa mulai berjalan mengikuti Bara yang sudah masuk lebih dulu ke dalam mobil di dalam mobil bara mengusap kasar wajahnya kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

Tidak lama kemudian Vanessa datang dengan membuka pintu mobil yang mana yang dia langsung duduk di samping Bara yang kala itu menutup wajahnya dengan Kedua telapak tangannya, Vanessa merasa bingung dia tidak tahu apa yang harus dia katakan bahkan untuk merayu ataupun membuat Bara tidak marah Vanessa pun serasa tidak mampu dikarenakan lidahnya terasa keluh sehingga Vanessa hanya diam sambil meneguk ludahnya dengan kasar.

Bara yang merasakan ada pergerakan di sampingnya mulai membuka kedua tangannya yang mana Dia melihat Vanessa diam Terpaku seakan-akan pandangannya kosong seakan sedang melamun.

Merasa bersalah dan merasa sudah keterlaluan karena telah membuat wanita yang ada di sampingnya menjadi sedih dan Hal itu membuat hati para seperti diiris-iris barang meraih tangan Vanessa kemudian menyunggingkan sebuah senyuman.

"Aku minta maaf, aku sudah membuat hatimu sedih Maafkan Aku, baiklah Aku akan meminta dan membatalkan semua undangan yang sudah Aku berikan kepada seluruh keluargaku kita tidak akan merayakan pesta ulang tahun putrimu dengan Seluruh keluargaku. "

"Mas, Bara. Apakah kau marah padaku? "

Mendengar perkataan Vanessa Bara mengulas senyum sambil mengacak lembut rambut Vanessa istrinya.

"Iya, Aku sangat marah padamu tapi mana bisa Aku marah terlalu lama, hatiku lebih sakit jika melihat kamu bersedih, Baiklah kita batalkan semuanya."ucap Bara memutuskan.

Kini giliran Vanessa yang cemberut sambil mengkrucutkan bibirnya, membuat Bara yang menatapnya menjadi smakin gemas, andai saja Ada keberaniannya mungkin bibir yang merah delima sudah habis dia lahap, tapi semua itu harus dia tahan karena dia tidak ingin membuat sang pemiliknya tidak suka.

"Kamu Papanya jadi Aku ijinkan kamu mengundang semua keluarga mu Mas, buatlah pesta yang meriah buat Putri mu senang."

"Apa kamu yakin, " Vanessa mengaggukan kepala.

"Trimakasih sayang, " ucap Bara yang tanpa sadar langsung memeluk Vanessa membuat Vanessa terkejut.

Menyadari kesalahannya, Bara buru buru melepaskan pelukannya.

"Maaf, tidak sengaja, "ucapnya sambil tersenyum malu." Ayo kita ke supermarket yang lain Aku mau beli sesuatu untuk Putriku.

"Boleh, tapi jangan komplin kalau uangmu habis banyak."

"Untuk Putri dan Istriku Aku tidak perduli menghabiskan semuannya, Nanti Aku cari yang lebih banyak lagi, " ucap Bara sambil terkekeh.

Bab.GELISAH

Kurang lebih satu jam Bara dan Vanessa berputar-putar di supermarket dan mall terdekat semua kebutuhan yang akan diperlukan untuk pesta ulang tahun putrinya dan juga membeli berapa hadiah yang akan diberikan kepada putrinya dan juga anak-anak kecil yang nantinya menghadiri pesta ulang tahun putrinya, akhirnya selesai juga dan dengan hati senang Bara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menyusuri jalan yang kala itu cukup rame.

Tiba tiba Bara menghentikan Mobilnya di sebuah restoran kecil yang ada di tempat itu, Vanessa yang sedikit terkejut dan tidak mengetahui maksud Bara hanya mengikuti apa yang Bara katakan.

"Ayo, turun kita makan dulu? "Bara mengajak Vanessa turun dengan membukakan pintu mobil untuknya kemudian mengajak Vanessa masuk ke dalam restoran yang mana membuat Vanessa sedikit heran karena restoran yang dipilih para kali ini restoran yang cukup sederhana dan tidak terlalu mewah.

" Mau pesan apa, disini makanan Indonesia banyak ada Sate Ayam ada kare ada rendang, macem macem mau makan apa? "

"Kamu serius di sini makanan Indonesia semua, "

"Bara tersenyum sambil menganggukan kepala.

"Serius..! "

"Kalau begitu sate Ayam saja deh, Aku sudah lama tidak makan sate ayam rasanya aku juga sudah lama tidak makan makanan Indonesia di restoran begini pasti rasanya sangat enak aku mau itu aja, "

"Baiklah, "tunggu sebentar Aku pesankan." Bara segera bangkit dari tempat duduknya dan melangkah untuk memesan makanan,

Kurang lebih satu jam mereka berdua menghabiskan waktu untuk menyelesaikan makan.

"Wah, ini enak Aku sudah kenyang, Mas Apa Aku boleh minta untuk di bungkuskan Aku mau membawakan untuk Mika dia kan belum pernah merasakan masakan dan makanan Indonesia agar Mika tahu jika makanan Indonesia ini juga rasanya sangat enak dan lezat Apakah aku boleh minta untuk dibungkuskan, "

"Tentu saja, biar nanti aku yang menyuapi Mikha agar dia tahu rasa masakan sate Indonesia itu sangat enak, Aku juga akan bawakan untuk Rebecca siapa tahu Rebecca juga mau kalau untuk Mama dia tidak akan mau makan sate karena mama sejak dulu tidak suka dengan sate. "

Setelah membayar semua makanan yang mereka makan dan juga yang mereka bawa untuk pulang kembali Bara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan tidak menunggu lama kurang lebih 30 menit perjalanan, akhirnya Bara dan Vanessa sampai di halaman Rumah di mana Bara langsung menyerahkan kunci mobil beserta mobilnya kepada penjaga pintu.

Di ruang tamu Bara dan Vanessa tidak melihat sang Mama di mana yang tadi siang duduk di kursi goyang yang ada di rumah itu sepertinya sama Mas sudah pergi masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat untuk itu barang mengajak Vanessa masuk ke dalam kamar kemudian bara meminta Vanessa untuk mandi setelah itu pergi menemui ibunya yang berada di kamar ruang tamu.

Tidak lama kemudian Vanessa sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan Wajah segar.

"Mas, Aku tunggu di kamar Mikha ya, Aku mau Menyuapi mikha, siapa tau mau dengan sate yang kita beli tadi,"

"Pergilah, tapi kalau Mikha tidak mau Jangan dipaksa biar nanti aku yang menyuapinya, "ucap Bara memberikan penjelasan yang mana Langsung membuat Vanessa menganggukkan kepala, Bara langsung masuk ke dalam kamar mandi sementara Vanessa langsung berjalan dan ke dalam kamar Mikha.

Mendengar suara pintu kamar dibuka Mikha segera menoleh ke arah pintu dan ketika melihat Siapa yang sedang masuk ke dalam kamarnya Mikha langsung berlari sambil berseru memanggil dan menghambur ke dalam pelukan Vanessa.

"Mama....! "

"Sayang, bagaimana kabarmu hari ini, apakah Mikha hari ini happy. "ucap Vanessa sambil menciium pipi gembul putrinya.

" Happy sekali Ma, hari ini Mikha dapat peringkat satu dan tadi siang Mikha bilang ke Oma kalau Mikha dapat peringkat satu, tapi... tapi.. Oma tidak perduli sama Mikha kenapa Ma, kenapa Mikha merasa Oma tidak suka dengan mikha? "

Sedikit sedih mendengar perkataan dari sang anak yang mana Dia sedang mengadukan Betapa dirinya tidak dihiraukan dan dipedulikan oleh neneknya.

Untuk menutupi rasa sedih yang juga melanda hatinya Vanessa mengajak lembut rambut dari Mika putrinya kemudian bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

"Mikha sayang, kenapa berpikir begitu, Oma sayang kok sama mikha mungkin tadi itu Oma sedang sibuk sehingga Oma tidak punya waktu untuk melihat dan memberikan ucapan selamat kepada Mikha, Ayo duduk yang manis Mama bawa makanan Indonesia, ini namanya sate ayam rasanya sangat enak sekali Coba sekarang Mika bukan mulutnya dan makan ya, "

"Tidak mau, tadi Mikha sudah makan sekarang sudah kenyang, Mikha tidak mau makan lagi masakan Indonesia yang bagaimana itu seperti itu hitam jelek, Ih tidak mau, "ucap nikah mencibir warna yang sangat buruk dan tidak menarik baginya.

" Sayang ini enak lho, coba satu tusuk saja, "

"Tidak mau pokoknya tidak mau ,"seru mikha sambil menutup mulutnya dengan Kedua telapak tangan mungilnya,

Pada saat mencoba merayu putrinya agar tetap mau mencoba dan menikmati sate yang dia beli akan tetapi lagi lagi mikha berteriak dan berseru tidak mau hingga akhirnya Bara yang baru masuk langsung mendekati Putrinya.

"Hai Putri Papa kenapa nih, kenapa sama marah marah dan berteriak begitu, "

"Papa, mikha di paksa Mama untuk makan itu yang hitam jelek begitu Aku tidak mau, "

"Oh, ini namanya Sate sayang kalau tidak mau tidak apa apa asal Mikha tau Papa sangat suka ini sate selain rasanya Enak dia juga bisa membuat kita pintar dan cerdas coba lihat Papa bisa kerja dengan sukses, berkat makan Sate ini sayang, Bagaimana apa Mikha tidak mau mencoba? "

Perkataan Bara yang lembut dan sangat menyentuh disetiap kalimatnya membuat Mikha mulai goyah.

Perlahan lahan Mikha tertarik dengan apa yang diucapkan Bara,..di mana karena makan sate itulah membuat Papanya menjadi orang yang pintar dan sukses untuk itu karena Mikha juga ingin memiliki kepintaran dan kesuksesan akhirnya Mikha mau menerima dan mencoba sate yang diulurkan Papanya kepadanya.,

Mikha tidak menyangka jika sate yang diberikan Papanya kepadanya rasanya sangat enak dan Hal itu membuat Mikha senang karena rasa sate yang dia makan beda dengan rasa makanan menu-menu yang lain untuk itu mikha meminta Papanya untuk menyuapi dirinya.

Dengan sabar dan telaten Bara menyuapi Mihka hingga satu bungkus sate yang dia beli dan pesan untuk Mikha hanya tinggal separuhnya saja, karena yang namanya anak kecil tidak bisa menghabiskan satu porsi semuanya.

"Nah gimana enak kan, Ya Sudan sekarang Mikha ditemani Bik Sri, Papa dan Mama mau menemui Oma, Ayo Nes kita pergi, Bik tolong jaga Mikha." ucap Bara berpesan pada Bik Sri, yang langsung mengajak Vanessa pergi.

Bara Dan Vanessa berjalan menuruni tangga kemuduan berjalan menuju kamar Sang Mama Bara.

Sampai di depan pintu kamar sang Mama Bara segera mengetuk pintu Kemudian setelah mendapatkan izin masuk Bara dan Vanessa segera membuka pintu dan masuk ke dalam.

Mama Bara menatap tajam pada kehadiran Bara Dan Vanessa yang kala itu sudah memasuki ruangan dan berdiri di depan Mama Bara.

"Duduklah, " ketika Bara hendak duduk di samping Vanessa sama ma melarang nya.

"Bara, kamu boleh pergi Mama ingin bicara empat mata dengan istrimu, " Bara segera mengangguk kemudian melangkah pergi, sementara Vanessa merasa berdebar-debar dan gelisah karena sikap sang Mama benar-benar sangat membuatnya was-was dan khawatir bahkan Vanessa mencoba menerka-nerka apa yang akan dikatakan mamanya Bara kepadanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!