Sesui permintaan dari Arsel sang putra, Rendra segera mengajak Robi pergi ke mall untuk membeli mainan pesawat terbang yang diminta oleh Arsel, tak jauh berbeda dengan Rendra Robi pun memilih mainan terbaik untuk dibeli dan diberikan sebagai hadiah kepada Arsel yang mana hari ini dia sedang berulang tahun.
Wajah bahagia dan ceria terpancar jelas dari Wajah kecil Arsel yang mana kali ini dia juga mendapatkan hadiah dari Pamannya yaitu Paman Robi.
Merasa semua sudah cukup Akhirnya Rendra memutuskan untuk pulang, dan Robi pun kembali ke Rumahnya, Arsel yang kelelahan karena seharian bermain dan bersenang senang akhirnya tertidur di dalam mobil dan ketika mobil Rendra memasuki halaman rumah, Rendra segera memberikan kunci mobil kepada sang penjaga pintu Kemudian dengan sangat perlahan-lahan membuka pintu dan menggendong Arsel yang kala itu sedang tertidur pulas Karena kelelahan.
Memiliki kunci cadangan tidak membuat Rendra membunyikan Bell Rumah sehingga kedatangannya tidak mengaggu waktu istirahat semua penghuni Rumah, dengan perlahan-lahan Rendra membuka pintu rumah dengan kunci cadangannya.
Ruang tamu terlihat legam Semua terlihat sangat sepi kemungkinan besar semua penghuni yang ada di dalam rumah sedang tidur, Rendra dengan perlahan-lahan segera membawa Arsel masuk ke dalam kamarnya kemudian membaringkannya dengan sangat perlahan agar Arsel tidak terbangun, setelah itu Rendra dengan perlahan pula menutup pintu kembali.
Ketika Rendra keluar dari dalam kamar Arsel di depan pintu sudah berdiri Alena dengan senyum tersunging di bibir.
"Baru pulang Mas? "sapa Alena dengan wajah ceria, sangat terlihat sekali Jika dia sangat bahagia dengan kedatangan Rendra.
"Hmm, "
"Kelihatannya Arsel capek ya sampai tertidur begitu, "
"Hmmm..!
Alena sedikit kesal karena Rendra hanya menjawab singkat itupun dengan berjalan menuju kedalam kamarnya tanpa sedikit pun menoleh padanya,.
Merasa kesal karena sangat diabaikan dan sama sekali tidak bdiangap, akan tetapi Alena yang sudah bertekad ingin meraih hati Rendra berusaha bersikap sabar mengikuti langkah kaki Rendra dari belakang bahkan ketika Rendra masuk ke dalam kamarnya pun Alena mengikutnya hingga membuat Rendra menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.
"Mengaggu menggikutiku, apakah Ada sesuatu yang kamu perlukan dariku, atau uang kamu sudah habis,"
"Ti-tidak Mas, Aku, __
Belum juga Alena selesai mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya Rendra sudah memotong percakapan terlebih dahulu.
" Pergilah, besok pagi Aku transfer uang ke rekening kamu. "
"I-ini bukan soal uang Mas, uangku masih ada, "
"Lalu, mau apa kau kesini?
" Mas, Mau mandi kan biar Aku siapkan Air hangat dan keperluan Mas. "
"Tidak perlu Aku bisa sendiri, pergilah tidur jangan mengagguku. "
Alena menelan ludahnya mendengar perkataan kasar dan sinis dari laki laki yang Ada di depannya, rasanya sakit dan menyesakkan dada akan tetapi demi bisa meraih hati laki laki dingin yang ada di depannya Alena berusaha sabar dan menggabaikan rasa sakit yang mendera hatinnya.
Dengan senyum ramah dan dengan memberanikan diri Alena mendekati Rendra, melihat Alena berjalan mendekat ke arahnya Rendra mengeryitkan dahinya dia tidak habis pikir dan mengerti kenapa kali ini Alena sangat berani mendekat padanya, Padahal dia sudah berkata sangat kasar dan sangat menyakitkan bahkan Rendra sudah tidak menginginkan dia berada di dalam kamarnya.
"Mas, __
" Berhenti disitu, jangan berjalan Lebih mendekat lagi, " seru Rendra ketika Alena berjalan mendekat dan tangannya hendak menyentuh lengan Rendra, dengan sigap Rendra menyuruhnya berhenti dengan mengangkat tangannya ke atas sehingga membuat Alena yang ingin meraih dan menyentuh tangan Rendra menjadi mengurungkan niatnya dengan berhenti mendadak.
Lagi-lagi Alina meneguk ludahnya dengan kasar benar-benar satu hal yang sangat memalukan dan menyakitkan dirinya yang sudah diusir secara terang-terangan masih Berdiri bahkan berani mendekat untuk menyentuhnya, itu adalah suatu hal yang sangat berat baginya akan tetapi demi bisa meraih hati Rendra dan bisa mendapatkan cintanya Alena membuang rasa malu, gengsi dan juga harga diri yang dia miliki.
"Mas, Aku hanya ingin membantu dan membalas Budi kepadamu di mana kamu sudah sangat baik terhadap Putraku Bahkan kamu dengan ikhlas dan tanpa membedakan Kau memberikan kasih sayang kepada Putraku yang mana Tidak dia dapatkan dari ayah kandungnya. Aku sangat berterima kasih kepadamu Mas dan Izinkan Aku membalasnya semampuku, "ucap Alena dengan menundukkan kepala Entah mengapa Alena sendiri tidak mengerti jika dia juga mampu bicara dengan sangat lancar padahal hatinya sebenarnya sudah sangat khawatir takut deg-degan dan juga cemas karena dia sangat mengenal betapa Rendra tidak suka diganggu ataupun di ikuti.
Rendra narik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan dengan memutar bola mata dengan malas Rendra akhirnya mengizinkan Alena membantunya.
"Ya, sudah cepat persiapkan air hangatnya, Aku sudah geraah. "
"Baik, Mas. "
Dengan perasaan lega dan hati yang sangat senang dan berbunga-bunga Alena segera masuk ke dalam kamar mandi.
"Akhirnya Aku bisa masuk ke dalam kamarnya, ini adalah awal-awal Aku harus merayunya agar Mas Rendra bisa jatuh ke dalam pelukanku, Aku tidak akan melepaskan orang sekaya dan setampan seperti dia, lagi pula Bukankah Mama mertua juga mendukungku karena Mama mertua sangat menyayangi putranya dan dia tidak ingin putranya menjadi sangat sedih untuk itu Mama mertua sepertinya memberikan lampu hijau dan kesempatan padaku agar aku bisa membuat putranya bahagia dan ceria."
"Alenaa..! apa masih lama Aku sudah gerah nihnih, cepat keluar Aku mau mandi, "
Alena tersentak kaget karena dia belum menyiapkan apapun hal itu dikarenakan Alena sedang sibuk bermonolog sendiri dan melamun serta menghayalkan sesuatu hal yang siapa tahu bisa diraihnya, dengan gerakan sangat cepat dan terburu-buru Alena segera menghidupkan air pemanas untuk Rendra mandi.
Sementara di luar Rendra mendengung sangat kesal dan geram.
"Apa sih yang dia lakukan, lama sekali dia di dalam kamar mandi Lebih baik aku masuk saja dan aku sereet keluar dia, bikin kesal dan buang-buang waktu saja, "geram Rendra yang mana Langsung melangkah menuju ke dalam kamar mandi.
Tanpa bicara Rendra langsung masuk ke dalam.
" Apa yang kamu lakukan Kenapa lama sekali ?"Tegur Rendra yang kala itu melihat Alena sedang sibuk mengisi air.
Tidak menyangka Rendra akan masuk ke dalam kamar mandi membuat Alena sedikit terkejut dan akibatnya tanpa sadar tubuh Alena Limbung dan hendak jatuh akan tetapi dengan sigap Rendra menahannya.
"Cepat pergi keluar Aku mau mandi."seru Rendra Untuk yang kesekian kalinya dan kali ini sambil sedikit mendorong tubuh Alena keluar gitu sehingga mau tidak mau Akhirnya Alena keluar dari dalam kamar mandi.
" Dokter itu benar benar jual mahal, masa iya dia tidak tergoda olehku, Bukankah aku ini juga cukup cantik Mama mertua Bilang saja aku cantik itu artinya menantunya dulu pasti tidak cantik atau dokter Rendra sebenarnya mau akan tetapi malu karena Gengsi, Siapa tahu memang seperti itu kalau dia memang malu harusnya aku yang lebih berani jika aku sudah mendapatkan hati dokter itu, Aku akan tidur di kamar ini dan menjadi Nyonya rumah yang sesungguhnya dan kami akan hidup bahagia karena mas Rendra juga sangat menyayangi Putraku. " gumam Alena sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 354 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-02-20
0
Saadah ha
sebal sama Alana
2023-02-13
0
Laely Widya Chalil
Alena gak tau diri...Rendra juga mau2nya tanggung jawab menikahi Alena ...dasar Rendra oon
2023-02-07
0