Reuni

Edwind mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke tempat transaksi ilegal sedangkan Edmund hanya duduk santai di samping pengemudi di mana mobil mereka diikuti oleh enam mobil milik anak buahnya.

"Oh ya Kak, Minggu depan ada acara reuni sekolah." Ucap Edmund.

"Kakak malas kalau pergi, kamu mau pergi?" Tanya Edwind.

"Sebenarnya aku juga malas tapi masalahnya Adara menghubungi diriku untuk menemaniku." Jawab Edmund yang berharap kakak kembarnya ikut ke acara reuni.

Edwind menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Sungguh dirinya tidak tega jika seandainya Edmund dan Adara, di mana mereka adalah ke dua adik kembarnya berangkat ke acara reuni.

"Baiklah Kakak akan temani kalian berdua." Ucap Edwind akhirnya.

"Aku percaya kalau Kakak menyayangi kami." Ucap Edmund.

"Tentu saja karena Kakak sayang dengan kalian." Jawab Edwind.

Edmund hanya tersenyum hingga mereka sampai di tempat yang di tuju yaitu tempat di mana mereka bertemu dengan klien bisnisnya untuk menjual senjata mereka.

"Aku ingin melihat barangnya lebih dulu." Ucap pria tersebut.

Edmund hanya menjentikkan jarinya dan salah dua bodyguardnya berjalan ke arah mereka sambil membawa satu peti kecil yang berisi pistol dan memperlihatkan ke arah pria tersebut.

Pria itupun mengambil salah satu pistol kemudian mengarahkan pistolnya ke kening Edmund lalu menarik pelatuknya.

Klik

Klik

Klik

Pria tersebut sangat terkejut karena pistol tersebut tidak ada peluru sedangkan Edwind dan Edmund bersama anak buahnya tersenyum devil.

Edwind menjentikkan jarinya dan sepuluh bodyguardnya yang mengerti menembak semua pria yang berseragam hitam-hitam termasuk pria yang ingin menembak Edmund.

"Jangan pernah coba mempermainkan kami." Ucap Edwind dengan sinis.

Pria tersebut yang nyawanya terancam membuang pistolnya kemudian mengambil pistol dari saku jasnya.

dor

"Akhhhhhhhh..." Teriak pria tersebut

Bruk

Edwind dan Edmund yang tahu pergerakan pria tersebut membuat Edmund menembak terlebih dahulu membuat pria tersebut berteriak kesakitan dan langsung ambruk bersamaan ajal menjemput dirinya.

Semua penjahat berhasil dikalahkan kemudian mereka mengambil semua barang milik mereka lalu pergi meninggalkan mereka hingga sepuluh menit kemudian terdengar suara ledakan dahsyat bersamaan mobil Edwind dan Edmund bersama para anak buahnya sudah pergi menjauh.

xxxxxxx

Seminggu Kemudian

Tidak terasa hari berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa pula kalau hari ini Edwind dan Edmund serta Adara akan pergi ke acara reuni di kota kecil. Mereka sedang bersiap-siap berangkat ke acara reuni sekolah.

"Adara, apakah tidak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Edmund.

"Sudah semua Kak, tinggal berangkat." Jawab Adara.

"Ok." Jawab Edmund sambil mendorong koper ukuran besar.

Mereka berdua keluar dari kamar milik Adara bersamaan kedatangan Kakak kembarnya yang bernama Edwind dan ke dua orang tuanya yang bernama Daddy Edward dan Mommy Alona.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Edwind Kakak pertama.

"Iya kak." Jawab Adara adik ke tiga sambil berjalan dengan santai.

Adara dan Edmund berjalan ke arah lift karena Edmund mendorong koper ukuran besar. Sedangkan Edwind dan ke dua orang tuanya berjalan ke arah tangga.

Singkat cerita kini mereka berada di ruang keluarga di mana ke dua orang tuanya menatap ke tiga anak kembarnya yang sudah beranjak dewasa dan kini akan pergi ke acara reuni selama beberapa hari.

Edwind, Edmund dan Adara mencium punggung tangan Mommy Alona dan Daddy Edward secara bergantian kemudian mereka pergi meninggalkan mansion tersebut dengan mengendarai mobil.

Edmund mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sambil sesekali mereka mengobrol bersama agar mereka tidak merasa jenuh.

Hampir tiga setengah jam barulah mereka sampai di tempat tujuan. Mereka masuk ke dalam hotel yang sudah disiapkan oleh panitia reuni. Edwind, Edmund dan Adara tidur di kamar terpisah, kamar Adara berada di tengah-tengah kakak kembarnya.

"Aku ingin jalan-jalan, mau ikut?' Tanya Edwind.

"Aku ikut Kak." Jawab Edmund.

"Adara mau tidur Kak, badan Adara sangat lelah." Ucap Adara.

"Kalau begitu Kakak pergi dulu dan kamu Adara kunci kamarmu. Kalau ada apa-apa kasih tahu Kakak." Ucap Edwind dengan nada protektif.

"Baik Kak." Jawab Adara patuh.

Edwind dan Edmund berjalan meninggalkan Adara namun sebelumnya Edwind memerintahkan dua anak buahnya untuk berjaga-jaga jika ada musuh datang secara tiba-tiba.

Adara menatap kepergian ke dua kakak kembarnya kemudian menutup pintu kamarnya dan menguncinya karena dirinya ingin tidur.

Edwind dan Edmund berjalan dengan santai hingga dua gadis cantik datang dari arah kejauhan ke arah mereka. Edwind dan Edmund tidak memperdulikan keberadaan mereka dan tetap berjalan.

"Boleh kenalan?" Tanya gadis ke dua sambil tersenyum centil sedangkan gadis pertama hanya menatap ke dua pria tampan tersebut tanpa ekspresi kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Edwind dan Edmund dengan wajah polosnya menatap ke arah samping kanan dan kiri kemudian ke arah belakang secara serempak kemudian kembali menatap ke arah ke dua gadis tersebut.

"Kalian menyapa kami?" tanya Edwind dan Edmund serempak sambil menunjuk ke dadanya masing - masing.

"Benar kak, memang siapa lagi," ucap gadis ke dua sambil tersenyum.

"Boleh kita kenalan?" tanya gadis ke dua dengan penuh harap.

"Tidak," jawab Edwind dan Edmund

dengan singkat dan padat secara bersamaan.

Tanpa menunggu jawaban dari ke dua gadis tersebut, Edwind dan Edmund berjalan meninggalkan ke dua gadis tersebut membuat gadis ke dua tersebut menahan amarahnya karena baru kali ini dirinya diperlakukan seperti itu.

"Sombong banget," ucap gadis ke dua sambil menahan amarahnya.

"Sudahlah lebih baik kita masuk ke dalam hotel tubuhku sangat lengket," ucap gadis pertama sambil berjalan ke arah lobby hotel.

Gadis pertama tidak memperdulikan sikap ke dua pemuda tampan tersebut yang tidak lain adalah Edwind dan Edmund asalkan mereka tidak mengusik dirinya. Berbeda dengan gadis ke dua sangat dendam dengan ke dua pemuda tampan tersebut dan ingin membalasnya.

Edwind dan Edmund mendengar ucapan gadis pertama karena pendengaran mereka sangat tajam jadi walau mereka berjalan agak jauh Edwind dan Edmund masih bisa mendengar percakapan ke dua gadis tersebut tapi mereka tidak memperdulikannya asalkan tidak mengusik mereka dan keluarganya.

Edwind dan Edmund berjalan berkeliling menikmati suasana di kota tersebut tanpa memperdulikan tatapan lapar para gadis dan para wanita setelah lelah mereka kembali ke hotel untuk memesan makanan namun semua meja penuh hanya ada satu meja yang sudah di isi oleh dua gadis yang tadi ditemuinya dan menyisakan dua kursi.

"Kak Edwind semua meja penuh dan hanya ada dua kursi kosong itu," ucap Edmund sambil menunjuk ke arah meja.

"Kita makan di luar saja," ucap Edwind yang malas bertemu dengan mereka.

"Kakiku capek kak habis berkeliling," ucap Edmund.

"Ya sudahlah kita duduk di kursi itu toh inikan tempat umum jadi siapa saja boleh duduk," ucap Edwind yang juga merasakan capek habis berkeliling bersama adik kembarnya.

"Boleh kami numpang duduk di sini?" tanya Edmund.

"Silahkan," jawab gadis pertama.

"Tidak boleh," jawab gadis ke dua dengan nada ketus secara bersamaan namun jawabannya berbeda satu dengan yang lainnya.

"Sudahlah Edmund kita makan di luar saja," ajak Edwind yang kesal dengan gadis ke dua.

"Silahkan makan di luar," ucap gadis ke dua dengan nada masih ketus

"Bela sudah, malu di lihat orang," ucap temannya berusaha menasehatinya karena banyak orang yang menatap mereka.

"Katty, aku tahu kamu tergila-gila dengan ke dua pemuda itu dan berusaha untuk mencari muka dengan berpura-pura perduli agar mereka tertarik padamu," ucap Bela sambil menatap Katty dengan tatapan tajam.

Bela yang ingin menjatuhkan temannya yang sejak dulu dipendamnya kini bisa melaksanakan dendamnya dengan cara memfitnahnya. Karena rasa iri hati atas apa yang dimiliki oleh Katty terlebih Katty selalu juara pertama dan idola di kampus membuat Bela dendam dengan cara memfitnahnya di depan umum terlebih di depan ke dua pria tersebut.

"Silahkan duduk kakak - kakak dan maafkan temanku," ucap Katty tanpa memperdulikan ucapan sahabatnya.

"Tidak usah kita makan di restoran tempat lain," ucap Edwind dengan nada dingin sambil menarik tangan adik kembarnya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Katty sudahlah jadi orang jangan terlalu baik," ucap Bela.

"Lihat semua kursi penuh hanya dua kursi kita yang kosong, jadi ketika ada orang yang ingin duduk kenapa kita tidak mengijinkannya untuk duduk? Kan ini milik umum," ucap Katty sambil menahan amarahnya karena ucapan Bela barusan.

"Iya aku tahu tapi aku kesal dengan mereka berdua di ajak kenalan malah di tolak mentah - mentah di depan orang banyak kan jadi malu," Jawab Bela.

"Oh ya, apa maksud perkataanmu yang barusan kamu katakan?" Tanya Katty sambil menatap temannya dengan tatapan tajam.

"Apakah benar yang aku katakan? Kalau kamu itu wanita munafik dengan berpura-pura baik di depan orang?" Tanya Bela sambil tersenyum.

Katty menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian langsung berdiri sedangkan Bela hanya tersenyum menyeringai karena ulah dirinya banyak orang berbisik mengenai kejelekan Katty.

"Mau kemana? Makanan sebentar lagi datang lho, kamu tidak lapar?" Tanya Bela tanpa dosa.

"Lapar Ku langsung hilang." Jawab Katty sambil membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Bela duduk sendirian.

Bela hanya tersenyum sinis sedangkan Katty berjalan ke arah kamarnya untuk istirahat sekaligus menenangkan pikirannya akibat ulah temannya.

'Ini baru permulaan karena ada lagi lanjutannya yang tidak pernah kamu bayangkan sama sekali.' Ucap Bela dalam hati sambil tersenyum devil.

'Aku tidak habis pikir Bela yang aku kenal sejak kami kecil hingga kami lulus kuliah tega memfitnahku. Lebih baik aku menjauh dari Bela karena bisa jadi suatu saat nanti dia menjatuhkan aku di depan umum.' Ucap Katty dalam hati.

Tidak berapa lama pesanan Katty dan Bela datang dan Bela makan dengan lahap termasuk makanan yang di pesan oleh Katty.

xxxxxxx

Di tempat yang sama Edwind yang menarik tangan Edmund pergi ke restoran yang berada di sebrang. Edwind memesan makanan agak banyak membuat Edmund menatap kakaknya dengan tatapan bingung.

"Kak Edwind tidak salah pesan makanan sebanyak itu?" tanya Edmund penasaran.

"Tidak," jawab Edwind singkat.

Hening

Hening

"Aku tahu kenapa kakak memesan makanan sebanyak itu," ucap Edmund tiba - tiba setelah beberapa saat mereka saling terdiam.

"Apa?" tanya Edwind sambil menatap adik kembarnya yang sangat mirip dengan dirinya.

"Pasti gara - gara Bela makanya kakak memesan makanan sebanyak ini," tebak Edmund.

"Tidak juga, sudahlah kakak tidak mau membicarakan mereka," ucap Edwind.

'Tidak Bela, tidak Katty sama saja yaitu sama - sama munafik.' Sambung Edwind dalam hati.

Sebenarnya di lubuk hati yang paling terdalam Edwind ada perasaan suka terhadap Katty namun ketika mendengar ucapan Bela perasaan itu langsung ditepisnya.

"Memang kenapa kak?" tanya Edmund kepo.

"Bikin tidak naf*u makan," jawab Edwind jujur.

Edmund hanya tersenyum melihat wajah kakak kembarnya yang terlihat dengan jelas wajah kesalnya terhadap Bela karena baru kali ini ada seorang gadis yang menolaknya  dan tidak berapa lama pesanan mereka datang.

Mereka makan dalam diam hingga setengah jam kemudian makanan yang di meja habis tanpa sisa.

Mereka melanjutkan percakapannya hingga setengah jam kemudian mereka sudah selesai mengobrol dan mereka pergi dari restoran tersebut menuju ke arah hotel tempat mereka menginap.

Detik, menit dan jam berjalan dengan cepatnya dan tidak terasa acara reuni sudah mulai, Edwind, Edmund dan Adara kini sudah berada di ruang pesta.

Edwind dan Edmund tidak sengaja bertemu kembali dengan Katty dan Bela namun mereka tidak bersama seperti tadi siang. Katty dan Bela mengobrol dengan peserta reuni di mana jarak mereka berjauhan.

Terlihat jelas kalau mereka pura - pura seperti orang yang tidak saling kenal. Namun Edwind dan Edmund tidak memperdulikan keberadaan mereka.

Edwind dan Edmund hanya mengobrol berdua dan sesekali mengobrol dengan teman lamanya sambil sesekali menatap ke arah Adara yang sedang mengobrol dengan teman - teman lamanya. Edwind dan Edmund tahu pasti mereka membicarakan tentang nostalgia di masa sekolah.

"Kalian berdua terlalu protektif terhadap adik kalian." Ucap salah satu temannya.

"Tentu saja karena kami sangat sayang dan tidak ingin adik kami terluka atau didekati pria brengs*k." Jawab Edwind.

"Aku tahu tapikan adikmu sudah besar dan tentu tahu mana yang baik dan mana yang tidak." Ucap temannya.

"Walau sudah besar tapi kami akan tetap menjaganya dan tidak boleh berdekatan dengan pria yang tidak bertanggung jawab." Ucap Edmund.

Pria tersebut melirik ke arah salah satu pelayan dan menganggukkan kepalanya kemudian berlanjut menatap ke arah ke enam temannya dan memberikan kode agar datang ke arah dirinya.

Pelayan yang mengerti kode anggukan kepala berjalan ke arah pantry sedangkan ke enam pria yang mengerti kode temannya langsung datang ke arah mereka.

"Hallo Bro." Panggil salah satu temannya basa basi.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

duuh pasti si kembar mau di jebak

2023-02-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!