"Aku harap seperti itu tapi sepertinya mustahil karena dua kali Katty jatuh dari tangga, terkena luka tusuk dan di tambah menjadikan tubuh Katty dijadikan tameng hanya keajaiban dari Tuhan, Katty bisa hidup," ucap Mommy Alona.
"Mommy, tolong hubungi salah satu keluarga Alvonso untuk melacak keberadaan Katty." Mohon Edwind untuk pertama kalinya memohon.
"Cari juga keberadaan mereka yang telah mendorong putri kita dan Katty serta memfitnah Katty, Daddy akan memberikan hukuman yang tidak pernah mereka lupakan," ucap Daddy Edward sambil menahan amarahnya.
Ting
Ketika Mommy Alona ingin bicara bersamaan ponsel milik Edwind berdering membuat Edwind melihat siapa yang mengirim pesan.
"Mereka sudah kami tangkap dan mengenai Katty, jangan mengusik atau mencoba menyakiti Katty. Seandainya Katty tidak memintaku untuk tidak mem x bu x nuh x mu sudah bisa dipastikan kamu tinggal mayat."
"Tidak perlu Mom, mereka sudah di tangkap." Ucap Edwind.
'Siapa pria itu? Apa jangan-jangan kekasihnya?' Tanya Edwind dalam hati.
"Lalu Katty?" Tanya Mommy Alona.
"Edwind di larang mengusik atau mencoba menyakiti Katty." Jawab Edwind sambil berdiri setelah beberapa saat dirinya berlutut di lantai.
"Siapa yang mengirim pesan?" Tanya Daddy Edward.
"Seorang pria, kemungkinan kekasihnya." Jawab Edwind.
Mereka hanya menganggukkan kepalanya sambil berharap agar Katty baik - baik saja. Entah kenapa ketika Edwind mengatakan hal itu hatinya sangat sakit dan cemburu.
"Edwind, selama ini mommy mengajarkanmu untuk menghargai seorang wanita karena mommy juga seorang wanita," ucap mommy Alona kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengatur emosinya.
"Sejahat apapun orang itu terlebih seorang wanita jangan menyiksanya secara sa dis apalagi wanita itu sudah kamu ambil kehormatannya di saat wanita itu tidak sadarkan diri," sambung mommy Alona.
"Edwind, mommy tahu kalau kamu tidak bisa menahan emosi ketika salah satu anggota keluarga kita di sakiti tapi mommy minta mulai sekarang dan seterusnya tahan emosimu untuk tidak menyakiti orang lain dan mommy harap dengan kejadian ini bisa memberimu pelajaran untuk bisa menahan emosimu," sambung mommy Alona lagi.
"Iya mom, Edwind sangat menyesal karena telah melukai Katty terlalu dalam," ucap Edwind dengan wajah penuh penyesalan.
Mommy Alona kembali menghembuskan nafasnya dengan perlahan, perasaan kesal dan kecewa bercampur jadi satu membuat mommy Alona berusaha untuk menyadarkan putranya.
Dirinya tidak mungkin menghukumnya dengan berat karena bagaimanapun Edwind putranya tapi dalam hatinya berjanji untuk menasehati Edwind selain itu dirinya juga akan menasehati Edmund putra ke duanya yang sifatnya sama seperti Daddy Edward dan Edwind.
Tidak berapa lama pintu UGD terbuka tampak dokter dengan wajah lelahnya membuat Daddy Edward, Mommy Alona, Edwind dan Edmund berjalan ke arah dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan putri kami, dok?" tanya Daddy Edward dengan wajah kuatir begitu pula dengan yang lainnya.
"Keadaannya baik-baik saja dan kepalanya di perban karena terkena benturan tapi tidak begitu parah," Jawab dokter tersebut.
"Iya dok, waktu itu putri kami di dorong oleh seseorang dari tangga atas menuju ke tangga bawah," jawab Daddy Edward menjelaskan.
"Tapi aneh kenapa lukanya tidak begitu parah? Apakah ada seseorang yang menjadikan dirinya sebagai tamengnya makanya lukanya tidak begitu parah?" tanya dokter tersebut dengan wajah tidak percaya.
Deg Deg
Deg Deg
Jantung Daddy Edward, Mommy Alona, Edwind dan Edmund langsung berdetak kencang ketika mendengar ucapan dokter tersebut terlebih Edwind membuat perasaan Edwind semakin bertambah bersalah terhadap Katty.
Edwind sangat ingat waktu kejadian itu Katty membelakangi dirinya dan juga dirinya ingat ketika memeluk tubuh Katty dirinya mendengar Katty meringis menahan rasa sakit walau agak pelan.
"Maaf dok, aku kurang tahu," jawab Daddy Edward berbohong.
"Baik, apa ada yang ditanyakan?" tanya dokter tersebut.
"Tidak ada dok," jawab Presdir Axel.
"Kalau begitu saya ingin pergi mengecek pasien lainnya," ucap dokter tersebut.
"Baik dok, terima kasih," jawab Mommy Alona.
"Sama - sama Nyonya," jawab dokter tersebut sambil tersenyum manis menatap Mommy Alona.
Grep
"Jangan senyum - senyum dengan istriku," ucap Daddy Edward sambil memeluk istrinya secara posesif dari arah samping dan menatap tajam ke arah dokter tersebut.
"Maaf tuan dan nyonya, saya permisi dulu," ucap dokter tersebut dengan wajah pucat nya dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Lain kali kalau pergi jangan dandan," ucap Daddy Edward dengan nada kesal.
"Aku kan hanya memakai bedak dan lipstick," ucap Mommy Alona.
"Besok tidak usah pakai," ucap Daddy Edward.
"Tapi kan ..." ucapan Mommy Alona terputus karena tiba - tiba ponsel miliknya berdering dua kali tanda ada dua pesan.
Mommy Alona mengambil ponselnya dan melihat pesan pertama kemudian membacanya setelah selesai Mommy Alona menatap ke arah Daddy Edward, Edwind dan Edmund secara bergantian membuat ke tiga pria tampan tersebut serempak menaikkan salah satu alis matanya seakan bertanya ada apa.
"Pesan dari salah satu keluarga Alvonso yang mengirimkan rekaman video cctv. Karena kita sudah melihatnya jadi tidak usah melihatnya." ucap Mommy Alona.
Ke tiga pria tampan hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju sedangkan Mommy Alona menyimpan kembali ponselnya ke dalam tasnya bersamaan pintu ugd terbuka dan tampak dua perawat mendorong brangkar di mana Adara berbaring dengan kepala di balut perban dan wajahnya sedikit lebam.
Kini mereka berada di ruang perawatan menunggu Adara sadar karena pengaruh dari obat bius. Mommy Alona duduk di kursi dekat ranjang sambil menggenggam tangan Adara.
Mommy Alona memandangi Adara putri bungsunya dengan wajah kuatir begitu pula dengan yang lainnya dan setelah beberapa lama, jari jemari Adara bergerak membuat Mommy Alona tersenyum bahagia dan tidak berapa lama Adara membuka matanya.
Pandangannya yang kabur lama - lama Adara bisa melihatnya dengan jelas hingga dirinya melihat Mommy Alona sedang menggenggam tangannya. Pandangannya beralih ke Daddy Edward dan berlanjut ke dua kakak kembarnya.
"Apa ada yang sakit?" Tanya Mommy Alona dan Daddy Edward bersamaan.
"Kepalaku sakit Mom begitu juga dengan tubuhku." Jawab Adara yang merasakan obat biusnya sudah mulai habis.
"Kak Katty mana Kak?" Tanya Adara sambil menatap ke arah ke dua Kakak kembarnya secara bergantian.
Semua serempak menghembuskan nafasnya dengan berat terlebih Edwind. Wajah yang dingin dan tidak memiliki ekspresi sedikitpun kini terlihat jelas wajah penuh penyesalan dan amarah bercampur menjadi satu.
Edwind sangat menyesal karena telah melukai dengan sangat dalam terhadap Katty wanita yang dihancurkan tanpa punya perasaan sedikitpun bercampur dengan amarah karena percaya dengan perkataan ke dua orang tersebut.
"Apa yang terjadi dengan kak Katty? Jangan katakan kalau kak Katty meninggal?" tanya Adara dan tidak berapa lama air matanya keluar.
"Kakak tidak tahu tapi yang pasti Katty sudah di rawat di rumah sakit dan Kakak di minta untuk tidak mengusiknya." Jawab Edwind.
"Siapa yang mengatakan itu Kak?" Tanya Adara.
"Kekasihnya tadi kirim pesan ke Kakak." Jawab Edwind yang merasakan cemburu terhadap pria tersebut.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Mommy Alona mengalihkan pembicaraan karena melihat kalau Edwind sangat menyesali perbuatannya.
"Ketika kami berjalan ke arah lift hingga kami melewati tangga tiba-tiba ada yang mendorong kami. Kami berdua jatuh dan Kak Katty hiks .... hiks ... hiks ... memeluk tubuhku dan menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya hiks ... hiks ... hiks ... Aku melihat bagaimana kak Katty tersenyum menatapku sambil meringis menahan rasa sakit pada tubuhnya dan aku melihat hiks .... hiks ... hiks ... mulut, bibir dan kepalanya mengeluarkan darah segar tapi kak Katty tersenyum dan mengatakan kamu akan selamat dan baik - baik saja. Ketika kepalaku terkena lantai keramik kak Katty menahannya dengan menggunakan tangannya sambil menahan rasa sakit bersamaan aku tidak sadarkan diri," ucap Adara sambil terisak menjelaskan apa yang terjadi.
Bruk
"Katty!!!!!!" teriak Edwind sambil berlutut di lantai.
Tidak berapa lama Edwind menangis rasa penyesalan teramat sangat membuat dadanya terasa sesak membuat Edwind memukul dadanya tanpa memperdulikan orang - orang yang berada di ruang perawatan sedangkan mommy Alona yang melihatnya langsung berlutut dan memeluk tubuh Edwind sambil mengusap punggungnya agar mengurangi rasa sesaknya.
"Mommy, kenapa Edwind sangat jahat? Kenapa Edwind tidak bisa menahan amarah Edwind?" tanya Edwind sambil membalas pelukan mommy Alona.
"Mulai sekarang belajarlah untuk menahan amarahmu, selidiki dulu dengan benar dan jangan percaya dengan apa yang dikatakan orang lain," ucap mommy Alona yang masih berusaha menasehati putranya.
"Iya Mom." Jawab Edwind patuh.
Ting
Tiba-tiba ponsel milik Edwind berdering sekali tanda ada pesan masuk membuat Edwind berdiri begitu pula dengan Mommy Alona. Edwind mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan kemudian membacanya.
Sepasang mata Edwind membulat sempurna sekaligus menahan amarahnya secara bersamaan ketika membaca pesan tersebut membuat Mommy Alona, Daddy Edward dan Edmund menatap bingung sekaligus penasaran siapa yang mengirim pesan.
"Apa isi pesannya?" Tanya Daddy Edward.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
penasaran nih..
2024-01-19
1
Yayuk Triatmaja
terima kasih banyak atas komentarnya nanti ada yang berbeda
2023-02-10
2
anizah
jangan bikin sama kk supaya alurnya bisa bikin penasaran maaf buat saran aja karena dari awal aku ikuti semua cerita kk karena suka jadi tlng bikin alur berbeda supaya enak ada gregetnya dan bisa bikin penasaran
2023-02-09
1