Panas

Katty melepaskan satu persatu pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun kemudian masuk ke dalam kamar mandi bersamaan tubuhnya terasa panas.

"Si*l, tubuhku terasa panas dan butuh sentuhan laki-laki." Ucap Katty sambil berjalan ke arah shower kemudian mandi air dingin.

Guyuran air dari shower berusaha untuk menghilangkan efek obat tersebut namun belum juga hilang malah yang ada tubuh Katty sudah mulai menggigil.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin menyerahkan harta berhargaku tapi bagaimana cara menghilangkannya?" Tanya Katty sambil masih memaksakan mandi air dingin walau tubuhnya sudah menggigil.

Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan lebih tepatnya di kamar milik Edwind. Edwind merasakan tubuhnya panas membuat Edwind berjalan ke arah meja untuk menghubungi Daddy Edward dan sambungan pertama langsung di angkat.

("Ada apa Edwind?" Tanya Daddy Edward).

("Daddy, tubuh Edwind tiba-tiba terasa panas dan menginginkan sentuhan seorang wanita." Ucap Edwind sambil menarik dasinya yang seperti mencekik dirinya).

("Apakah tadi kamu meminum sesuatu ketika di acara reuni?" Tanya Daddy Edward).

("Edwind meminum anggur yang diberikan oleh teman Edwind, Dad." Jawab Edwind dengan jujur sambil membuka kancing jasnya).

("Berarti ada yang memberikan obat perang x sang, Mommy dan Daddy akan ke sana." Ucap Daddy Edward).

("Kamu hubungi ke dua adikmu setelah itu kamu mandi air dingin untuk meredakan ha x srat." Sambung Daddy Edward).

Tut Tut Tut Tut

Tanpa menunggu jawaban dari Edwind, Daddy Edward memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak.

Edwind langsung menghubungi Edmund untuk datang ke kamarnya dan berlanjut menghubungi Adara. Setelah ke dua adik kembarnya selesai di hubungi Edwind berjalan ke arah kamar mandi sambil melepaskan satu persatu pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun.

Guyuran air dari shower berusaha untuk menghilangkan efek obat tersebut namun belum juga hilang malah yang ada tubuh Edwind sudah mulai menggigil.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin melakukan hubungan suami istri dengan sembarang gadis atau wanita karena aku ingin melakukannya jika aku sudah bertemu dengan orang yang tulus mencintaiku tapi bagaimana cara menghilangkannya?" Tanya Edwind sambil masih memaksakan mandi air dingin walau tubuhnya sudah menggigil.

Ceklek

Pintu kamar Edwind terbuka dengan lebar kemudian masuk sepasang laki-laki dan perempuan. Siapa lagi kalau bukan ke dua adik kembarnya Edmund dan Adara mereka masuk ke dalam kamar Kakak kembarnya namun Kakak kembarnya tidak ada.

"Di kamar mandi ada suara shower." Ucap Edmund pada adik kembarnya.

"Iya Kak, Kakak masuk ke dalam kamar mandi untuk melihat apa yang terjadi dengan Kak Edwind." Pinta Adara.

"Ok." Jawab Edmund singkat.

Ceklek

Edmund berjalan ke kamar mandi kemudian membuka pintu kamar mandi tersebut. Edmund melihat Kakak kembarnya membelakangi dirinya dimana Edwind sedang mandi di bawah guyuran air shower dengan tubuh menggigil.

"Kak Edwind, ada apa?" Tanya Edmund dengan nada kuatir.

"Ada orang yang memberikan obat perang sang dan Kakak berusaha untuk menghilangkan ha x srat Kakak dengan cara mandi air dingin." Jawab Edwind.

"Apa?" teriak Edmund.

"Apa yang harus aku lakukan Kak? Tanya Edmund yang tidak tega melihat Kakak kembarnya.

"Kamu kunci kamar mandi Kakak dan Kakak akan berusaha untuk menghilangkannya walau tubuh Kakak menggigil." Jawab Edwind.

"Tapi Kak ..." Ucapan Edmund terpotong oleh Edwind.

"Lakukan perintah Kakak." Ucap Edwind dengan nada setengah oktaf.

"Baik Kak." Jawab Edmund sambil membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu.

Edmund menutup pintu kamar mandi kemudian menguncinya dari luar membuat Adara menatap bingung ke arah Kakak kembarnya.

"Kenapa di kunci Kak?" Tanya Adara.

"Kakak terkena obat perang x sang dan butuh sentuhan seorang gadis karena itulah Kakak mandi air dingin untuk menghilangkan pengaruh obat perang x sang." Jawab Edmund.

"Apa? Siapa yang melakukannya?" Tanya Adara dengan wajah terkejut sambil berpikir.

"Kakak tidak tahu." Jawab Edmund.

"Aku akan minta bantuan Kak Katty." Ucap Adara sambil berjalan ke arah pintu.

"Dia bukan gadis baik-baik jadi jangan minta bantuan dia." Ucap Edmund.

"Siapa bilang kalau Kak Katty bukan gadis baik-baik?" Tanya Adara sambil menggenggam gagang pintu.

"Banyak yang bilang, apalagi kamu tidak ingat dia merebut gelas yang kamu pegang?" Tanya Edmund berusaha mengingatkan hal itu pada adik kembarnya.

"Kak Katty bukan gadis yang Kakak pikirkan dan juga yang mereka katakan karena Adara sangat yakin kalau Kak Katty adalah gadis baik-baik." Jawab Adara dengan nada yakin sambil membuka pintu kamar tersebut kemudian keluar dari kamar tersebut.

Katty berjalan ke arah kamar Katty kemudian mengetuk pintu beberapa kali namun tidak juga terbuka hingga hampir sepuluh menit pintu tersebut terbuka.

Ceklek

"Kak Katty, habis mandi? Apa yang terjadi Kak?" Tanya Adara dengan wajah terkejut.

Adara melihat tubuh Katty menggigil dan rambutnya basah kuyup terlebih bibirnya terluka.

"Kamu ingat gelas yang berisi anggur 🍷 dan aku sengaja merebutnya?" Tanya Katty tanpa menjawab pertanyaan Adara.

"Ya aku ingat, memang ada apa Kak? Tanya Adara sambil melihat sesekali Katty menggigit bibirnya agar sadar.

"Obat itu mengandung obat perang x sang begitu pula dengan gelas yang Kakak minum karena itu efeknya sangat kuat dan tidak bisa menghilangkannya dengan cara mandi air dingin." Ucap Katty yang matanya mulai berkunang-kunang di tambah kepalanya terasa sangat sakit.

"Apa?" Pekik Adara dengan terkejut.

Bruk

Grep

"Maaf, Kakak ingin tidur karena tubuh Kakak menggigil dan sekaligus menghilangkan rasa pu ..." Ucapan Katty terputus bersamaan Katty tidak sadarkan diri.

"Kak Katty!" Teriak Adara.

Ketika tubuh Katty ambruk bersamaan tangan Adara menahan tangan Katty agar tidak ambruk kemudian memapahnya untuk masuk ke dalam kamar Katty.

Setelah Katty berbaring di ranjang Adara keluar dari kamar tersebut dan berjalan ke arah kamar Kakak kembarnya yang bernama Edwind.

Brak

"Kak Edmund, bawa Kak Edwind ke kamar Kak Katty." Pinta Adara sambil membuka pintu kamar tersebut dengan kasar.

"Memangnya kenapa?" Tanya Edmund dengan wajah bingung.

"Kak Katty juga ikut kena dan tidak sadarkan diri jadi biarkan Kak Edwind melakukannya bersama Kak Katty." Jawab Adara menjelaskan.

"Tapi ..." Ucapan Edmund terpotong oleh Adara.

"Kalau seandainya saja Kak Katty tidak merebut gelasku maka aku yang terkena obat perang x sang. Apakah Kak Edmund mau aku seperti Kak Edwind dan Kak Katty?" Tanya Adara.

"Apa? Baik Kakak akan membawa Edwind ke kamar Katty." Ucap Edmund.

Edmund membuka kunci kamar mandi kemudian mengambil jubah handuk dari lemari yang berada di kamar mandi untuk diberikan ke Edwind.

"Kak Edwind, pakailah jubah handuk ini." Pinta Edmund.

"Tapi obatnya belum juga hilang." Ucap Edwind.

"Nanti Kakak sakit jadi keluarlah." Ucap Edmund.

Edwind yang tubuhnya sangat menggigil akhirnya mematikan kran shower kemudian mengambil jubah handuk yang di pegang oleh adik kembarnya.

Mereka berdua keluar dan melihat Adara sedang menatap mereka dengan wajah cemas.

"Kak Edwind, tolong bantu Kak Katty." Mohon Adara.

"Buat apa bantu wanita ular 🐍 itu." Ucap Edwind dengan nada ketus.

"Seandainya Kak Katty tidak merebut gelas yang aku pegang bisa dipastikan nasibku sama seperti nasib Kakak." Ucap Adara dengan nada kesal.

"Sekarang Kak Katty tidak sadarkan diri dan jika Kakak tidak bisa menolongnya maka nyawa Katty tidak tertolong." Ucap Adara.

"Kakak tidak perduli, Kakak ingin memberikan perjaka Kakak untuk gadis yang Kakak cintai." Ucap Edwind dengan nada tegas.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Edwind kan suka dengan Katty.. makanya tolong menolong 🤭 tinggal di nikah kan 🤣🤣

2024-01-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!