Episode 17

Kania memarkir sepeda motornya, dengan terburu-buru masuk ke dalam rumah dan melihat kekerasan itu telah terjadi kembali, rupanya sang papa menumpahkan kekesalan atas apa yang sudah di lakukan olehnya.

"Ma?" Kania memanggil sang mama yang terduduk di Sofa tengah dengan keadaan yang mengenaskan.

"Sayang, kau tidak apa-apa?" Jawab sang Mama dengan luka lebam di seluruh wajahnya.

Kania memeluk mamanya, hati yang tersayat entah untuk yang ke berapa kali.

"Ma, kita pergi ke rumah sakit, untuk visum, bagaimana?" Ucap Kania.

Sang mama menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Mama tidak apa-apa, jangan membuat masalah lagi, kita bisa apa?"

Entah untuk yang ke berapa kalinya jawaban yang sama di dengar oleh Kania dari sang mama, dan berakhir dengan keduanya saling berpelukan untuk menguatkan satu sama lain.

*

*

Sementara itu Ailina sudah berada di Mansion, disambut dengan kedua kakaknya yang sudah menunggu di halaman depan.

"Ada apa sih kak?, Mau kemana?" Tanya Ailina setelah mengucap salam dan mendekat ke Evan dan Ethan.

"Menunggu mu cantik" sahut Evan.

"Menungguku?, Kenapa?"

"Mommy akan ikut Daddy ke Luar negeri, menemani perjalanan bisnis untuk beberapa hari.

"Lalu, kita ikut juga?" Tanya Ailina yang sudah berbinar-binar.

"Ck, jangan harap, ingat kita masih sekolah" Jawab Ethan sambil menyentil kepala adiknya.

"Kak!, Sakit!" Teriak Ailina dengan mode jengkel dan manjanya.

Evan tertawa, di ikuti dengan kedatangan kedua orang tuanya yang kini sudah siap untuk ke Bandara.

"Kalian hati-hati di rumah okey, jangan lupa belajar dan kurangi keluar main, ingat sebentar lagi kalian ada ujian akhir" pesan Alena yang kini sudah berada di samping suaminya.

"Tidak perlu mengantar kita sampai bandara, cukup disini saja, dan Daddy percaya pada kalian semua" sahut Edward.

Mereka segera berpamitan, saling memeluk dan mendoakan yang terbaik untuk kesuksesan perusahaan di luar negeri, begitu juga dengan Alena dan Edward yang selalu mendoakan keselamatan anak-anaknya walau jauh darinya.

Ketiga saudara kembar itu kembali masuk, perintah orang tuanya adalah segalanya, begitu juga dengan Evan yang tampak begitu resah.

"Kamu kenapa?" Tanya Ethan setelah duduk di samping Evan yang tengah duduk santai menikmati sore di balkon lantai atas ruang tengah.

"Lihat pesan ini" Jawab Evan sambil menyodorkannya ponselnya.

Ethan mengerutkan kening sejenak, lalu kemudian membaca pesan yang tertulis disana.

"Siapa yang mengirim pesan ini?, seolah dia kekasihmu" Tanya Ethan.

"Siapa lagi, dia teman satu sekolah yang pernah aku ceritakan, sangat bar bar dan tidak jelas mengklaim ku sebagai kekasih" sahut Evan.

Kembali Ethan melihat pesan yang menyiratkan bahwa sosok wanita itu butuh bantuan untuk membalaskan sebuah dendam.

"Apa dia ada masalah dengan orang tuanya, bagaimana bisa tanya padamu tentang dosa apa tidak jika mengha-bisi papanya"

"Entahlah kak, dia sering mengirim pesan seperti itu, hanya aku tidak pernah menanggapinya, dan akhir-akhir ini semakin sering, itu sangat menggangguku" sahut Evan.

"Siapa yang berani menganggu kak Evan?" Sahut gadis cantik yang sudah melompat duduk diantara kedua kakak laki-lakinya.

"Teman wanita yang pernah aku ceritakan dulu" jawab Evan yang kini sudah mengantongi kembali handphonenya.

"Wow, dan kak Evan mulai terganggu?" Sahut Ailina dengan mata yang berkedip-kedip menggoda Evan.

"Kau ini!" Evan di buat gemas dan memiting Ailina dengan cepat.

"Lepas kak!, Sakit!" Teriak Ailina yang tentu saja memberikan perlawanan yang tidak berarti.

"Hei, hentikan!, Tubuh kalian menindih ku!" Teriak Ethan memperingatkan.

Evan segera menarik kembali tubuh Ailina agar tegak dan tidak lagi membuat rusuh, keduanya kini duduk dengan aman.

"Jangan mengedipkan matamu seperti itu ke orang lain, mengerti!" Evan memberi peringatan ke Ailina.

"Ish, iya, aku itu begini cuma sama kalian, di luaran mana berani" sahut Ailina.

"Bagus, jaga diri baik-baik Ai" ucap Ethan sambil mengusap puncak kepala Ailina.

Sementara Evan kembali melihat pesan masuk yang baru didapatkan, isi pesan lagi-lagi tentang sosok wanita yang tak lain adalah remaja satu sekolah yang sering menggangunya.

Disaat yang bersamaan, sebuah pesan masuk juga didapatkan oleh Ailina, namun kali ini berbeda, karena Ailina sama sekali tidak tau pengirim pesan yang menanyakan keadaannya.

"Ada apa?" Tanya Ethan melihat gelagat aneh adik perempuannya.

"Tidak tau, ada pesan masuk yang aku tidak kenal pengirim nya" sahut Ailina lalu meletakkan kembali handphonenya.

"Bagaimana bisa?, Boleh aku melihatnya?" Tanya Evan, lalu mengambil dan menge cek isi pesan dari handphone Ailina setelah mendapat anggukan.

"Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan mu siang ini, seseorang ini mengirimkan pesan lagi berisi peringatan agar kau berhati-hati menggunakan kekuatan supranatural mu" ucap Evan dengan serius kali ini.

Ethan seketika menegakkan tubuhnya dengan wajah yang serius. "Siapa orang itu Ai, sepertinya dia mengenalmu dengan baik, bahkan mengetahui kekuatan supranatural mu" sahut Ethan dengan serius.

Ailina berpikir sejenak, lalu mengingat kejadian siang tadi, baru kemudian dia mulai mengerti.

"My God, bagaimana laki-laki itu bisa tau nomerku?" Ucap lirih Ailina segera kembali meraih handphonenya dari genggaman Evan.

"Kamu kenal?" Tanya Evan makin penasaran.

"Dia laki-laki misterius yang pernah kita bahas dulu kak" jawab Ailina.

"Jadi, benar dugaanku, terjadi sesuatu tadi siang?" Sahut Ethan lagi.

"Iya, aku melihat wanita seusiaku sedang ada masalah, dan parahnya lagi, bukannya di tolong, sang ayah malah menghajarnya"

"Kok bisa?!" Seru Evan dan Ethan bersamaan.

"Mana aku tau, hanya saja aku mendengar, sang ayah tidak suka anak perempuan yang lemah, dan terlihat begitu membenci gadis itu, entahlah kak, aku tidak memahami perasaan aneh dari seorang ayah sampai bisa berbuat seperti itu, membuatku geram dan saat itu aku benar-benar ingin menghajar orang itu" Ailina memberikan penjelasan.

"Beruntung laki-laki misterius itu datang mencegah mu bukan?" Sahut Ethan seolah sudah bisa menduga apa yang sudah terjadi.

"Begitulah" jawab Ailina dengan santai.

Dan Evan langsung menyentil keningnya.

"Aw!, Sakit kak, apaan sih!" Teriak Ailina.

"Lain kali hati-hati, jangan sembarangan menggunakan kekuatan supranatural mu, bagaimana kalau banyak orang yang tau, pikir resikonya!" Evan memperingatkan.

"Iya kak, maaf, tapi gak dengan melakukan kekerasan seperti ini juga, sakit kak!" Rengek Ailina.

Evan dan Ethan hanya tertawa melihat tingkah adik perempuan satu-satunya yang begitu berbeda saat berkumpul bersama.

*

*

Pagi hari yang tidak sama seperti biasanya, namun Ethan selalu bisa mengendalikan keadaan hingga semua aktivitas bisa berjalan dengan baik.

Tiba di Sekolah, Ethan dikejutkan dengan sosok perempuan yang terlihat datang menyambutnya.

"Pasti akan berulah lagi" batin Ethan masih dengan menapakkan kaki dengan tenang seperti biasanya.

"Aku ingin bicara" ucap Wanita yang menghadang Ethan yang tak lain adalah Sofia.

"Sebentar lagi kelas akan dimulai, jangan mengganggu ku lagi" ucap Ethan sambil melewati Sofia yang masih diam berdiri.

"Itu yang ingin aku katakan" sahut Sofia dengan cepat.

Satu kalimat yang bisa membuat Ethan terhenti karena heran, merasa sepertinya Sofia sangat serius kali ini.

Maaf, Author baru bisa melanjutkan, jangan lupa HADIAH, VOTE, LIKE, KOMEN, dan Tonton IKLANnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sunarty Narty

Sunarty Narty

mungkin mau nanyain ailin

2023-07-17

2

Kurnianovi

Kurnianovi

sofia mulai ada perubahan

2023-02-28

0

Yunia Afida

Yunia Afida

penasaran apa yang diomongin sofi

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!