Episode 14

Sofia masih menangis pilu, menyebutkan nama almarhum ibunya berkali-kali, tidak tau lagi apa yang bisa membuatnya bertahan sampai saat ini, hatinya sakit dan raganya juga ingin menjerit.

"Ma, kenapa meninggalkan ku di rumah terkutuk ini, kenapa mama tidak mengajakku ikut ke surga, kenapa ma, aku tidak kuat lagi, lebih baik aku_" ucapan Sofia tertahan begitu saja, sebuah gunting yang diambil untuk menyayat pergelangan lengannya langsung terjatuh.

Sebuah tatapan teduh mata biru terlintas dalam benaknya, hati Sofia terasa membiru, begitu damai, bahkan detak jantungnya yang semula bergemuruh menjadi alunan tenang dalam detaknya.

Seketika Sofia tersenyum, lalu , berjalan perlahan menatapnya di cermin.

"Aku ingin menjadi wanita yang kuat seperti mu, demi apapun, pertemukan aku lagi denganmu" ucapnya lirih berbicara pada dirinya sendiri.

Lalu Sofia berjalan masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya, kemudian tertidur dengan sebuah harapan di dalam hati.

*

*

Pagi yg begitu dingin, Ethan menarik selimut adik-adiknya untuk segera bangun.

"Kakak!, Masih males ni" ucap Ailina yang kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Saatnya berlatih Ai, bangun, jangan malas-malasan, kita punya tugas berat yang nantinya kau akan menyesal jika tidak rutin latihan" sahut Ethan memperingatkan.

Ailina mengucek matanya, laku kemudian segera duduk dan mengangguk tanda dia akan bangun dan akan segera bersiap.

"Bagus, cepat bersihkan dirimu!" Seru Ethan lalu berjalan keluar untuk satu tugas berat lagi, yaitu membangunkan Evan saudara kembarnya.

Tidak ada kata malas, kalau Ethan sudah memberikan perintah, sifat kepemimpinan begitu kental di dalam diri salah satu si kembar ini.

"Ev, bangunlah!'

Srek

Suara tirai di tarik minggir untuk memberi kesempatan sinar matahari masuk ke dalam ruangan.

"Akh!, Kak, ayolah, sebentar lagi!" Seru Evan mengajukan negosiasi.

"Tidak bisa, bangun dan persiapkan dirimu, atau aku sendiri yang akan membuatmu terbangun dan terlempar ke tempat latihan" sahut Ethan tanpa Ampun.

Masih tak ada respon dari Evan yang makin menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut, Ethan menghela nafas, lalu kemudian segera mendekati adiknya kembali.

"Kau ini!"

BRUG

"Akh!, Evan!" Teriak Ethan saat dirinya berhasil di buat terjungkal ke lantai karena jebakan sang adik usilnya.

"Hahaha, sorry my brother!"

Brak.

Evan segera menutup pintu kamar mandinya rapat-rapat, sebelum Ethan berhasil menerjang masuk.

"Si-al!, Awas saja kau!" Ethan mengutuk perbuatan sang adik yang membuat dirinya hingga terguling.

Saatnya memulai Latihan, Seperti biasanya ketiganya saling memposisikan diri.

Bahkan beberapa pengawal sudah tersenyum senang dan bersemangat menonton pertunjukan langka yang luar biasa bagi mereka.

Alena dan Edward tak lupa melihat dari balkon kamar mereka, keduanya tersenyum bangga akan kekuatan ketiga anak kembarnya.

"Mereka benar-benar luar biasa, aku yakin kekuatan kita nanti tidak akan mampu menandingi saat semua segel terlepas dari tubuh mereka" ucap Edward yang sedang memeluk sang istri dari belakang.

"Hem, kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan mommy dan Daddy pernah berkata tidak berani membayangkan" sahut Alena yang masih memperhatikan ketiga anak kembarnya.

"Pantas almarhum kakek benar-benar berpesan, kalau kita harus terus mengawasi, dan segel itu harus di buka perlahan sesuai dengan kematangan pribadi mereka" ucap Edward mengingat kembali pesan Almarhum Kyai Rahmat.

"Kak Alex juga selalu mengecek segel itu, bahkan Kedua ponakan kita, Aftan dan Afita terkadang protes saat Daddy mereka menguatkan segel dan membuat ketiga anak kembar kita merasakan sakit" Ailina tersenyum mengingat betapa keponakanya begitu menjaga anaknya.

"Ikatan batin mereka semua sangat kuat Bee, aku pernah melihat bagaimana Aftan dan Afita begitu melindungi ketiga adiknya, bahkan sampai mereka mendapat pukulan dari Alex, Karena dikira mereka yang berbuat nakal" ucap Edward.

"Aku ingat hal itu honey, bahkan aku tertawa puas saat kak Alex mendapat serangan dari ketiga anak kembar kita, Karena tidak terima kedua kakaknya di pukul di depan matanya"

"Saat itu juga, Alex meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi" sahut Edward sambil tertawa.

Alena pun ikut tertawa, mengingat di saat itu, dirinya dan Reyna merasa sangat senang Alex dianiayai oleh anak-anak kecil keturunan keluarga Nugraha.

Merasa saatnya mereka berdua bergabung, lalu Edward dan Alena segera melesat dari balkon dan membentuk serangan berlawanan.

"Perhatikan langkah kalian!" Teriak Edward saat melayang di udara sebelum akhirnya mendarat dengan tepat di depan ketiga anaknya.

Begitu juga dengan Ailina yang awalnya berada dalam rangkulan dan suami, kini sudah melepaskan diri dan bersiap.

"Saatnya kita menguras keringat di pagi hari sayang, mommy sudah tidak sabar sekali" ucap Alena sambil tersenyum ke mereka bertiga.

"Okey, kita segera bersiap, jangan sampai lengah!" Teriak Ethan yang kini sudah membentuk formasi bersama kedua saudara kembarnya.

Sudah ada dua kubu yang sudah terbentuk, Edward dan Alena, melawan ketiga bocah kembarnya, tentu saja saat ini masih bisa di atasi oleh kedua orang tuanya, walaupun sebenarnya mereka merasa itu tidak mudah.

Bahkan Alena terkejut di saat para pengawal di Mansion yang melihat pertarungan itu justru berteriak memberikan dukungan kepada ketiga anak kembarnya.

Reaksi ketiga bocah kembar itu serasa di atas angin, dukungan dari banyak orang disekitarnya menjadikan mood Booster untuk melakukan perlawanan berikutnya.

"Terimakasih semuanya!" Teriak Evan sambil mengedarkan pandangan, sontak semua pendukungnya makin berteriak.

"Aku sayang kalian!" Teriak Ailina lagi dengan pesona mata birunya, para pengawal yang sudah heboh, makin parah lagi menjerit meneriakkan nama ketiga tuan mudanya.

"Aku merasa di pihak musuh" ucap Alena sedikit kesal karena tak ada dukungan sama sekali untuknya.

Edward tertawa melihat istri cantiknya terlihat kesal dan justru menambah pesona kecantikannya, hingga kemudian Edward berteriak_"

"Kalian yang ada di dapur, dukung istri cantikku!" Teriak Edward membuat Alena malu dan melebarkan matanya untuk memperingatkan tingkah narsis suaminya.

"Honey, apa yang kamu lakukan!" Teriak Alena memperingatkan.

"Hahaha, aku hanya berusaha mencari dukungan di kalangan wanita, apa kau keberatan?, Lihat mereka sudah menyoraki mu Bee" sahut Edward dengan senyum lebarnya.

Beberapa Asisten rumah tangga yang tadinya berlalu lalang langsung terdiam di tempatnya, lalu tersenyum geli dan mereka segera keluar untuk berteriak memberi dukungan kepada Alena.

"Ayo nyonya, kami pendukung mu, semangat!!" Terdengar suara teriakan yang begitu nyaring khas milik emak-emak pada umumnya.

Alena malu, namun tak memungkiri apa yang di lakukan para asisten rumah tangganya membuat hatinya senang dan bersemangat kembali.

"Terimakasih!, Hehehe" teriak Alena sambil melambaikan tangannya.

Ketiga bocah kembar seketika tertawa, namun segera di hentikan oleh serangan tiba-tiba dari Mommy nya yang rupanya masih kesal karena kalah jumlah pendukungnya.

Yuk jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, KOMEN, dan Tonton IKLANnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

BundaYuniatfaura

BundaYuniatfaura

ikutan baper

2024-02-08

2

Eka Chusnul Msi

Eka Chusnul Msi

ini novel pertama tentang orang tua nya judulnya apa?

2023-07-24

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

ayo bee semangat

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!