Episode 11

Seorang wanita menatap jengah, ingin sekali rasanya menendang wanita yang rupanya pernah ditemui sebelumnya.

"Jangan ribut di Cafe orang, silahkan keluar!"

Ucap wanita itu yang tak lain adalah Ailina.

Tentu saja Sarah terkejut seketika, pertemuan kedua kali dengan wanita yang sempat membuatnya begitu murka dan kesal.

"Kau!" Teriaknya sambil nahan sakit di kakinya dan berusaha berdiri dengan terpincang.

Laki-laki yang menemaninya datang kini sudah membantunya untuk berdiri, namun apa yang terjadi, siapa yang tidak terpana dengan sosok Ailina, niat hati ingin menolong kekasihnya, justru matanya tidak berkedip melihat wanita yang sudah menyakiti kekasihnya.

"Beb, kenapa diam!" Teriak Sarah makin kesal.

Ailina memutar matanya, menutup telinga dan berjalan pergi begitu saja, tidak ingin melihat pertengkaran pasangan kekasih yang membuatnya mual.

"Dasar Toa, bikin telinga sakit saja" batin Ailina yang sudah berjalan dan tidak memperdulikan teriakan Sarah yang kini sudah di tarik keluar oleh kekasihnya yang semakin malu karena perbuatannya.

Bagaimana dengan Sofia?, Tentu saja dia tidak berkedip melihat sosok Ailina yang sudah pergi menjauh tanpa menyapanya, terkesan dingin, namun saat sekilas tersenyum padanya begitu menenangkan hatinya, entah perasaan apa, namun itu membuat dirinya penasaran dibuatnya.

"Sofia, kau tidak apa-apa?" Tanya salah satu temannya.

"Kau lihat wanita itu?" Tanya Sofia mengedarkan pandangan mencari sosok wanita yang sudah membantunya dan kini menghilang.

"Iya, aku lihat, dia sangat cantik, wajahnya begitu sempurna, walaupun tubuhnya sangat tertutup" sahut teman satunya.

"Hem, tatapan matanya, aku tidak pernah merasakan hal seperti itu" ucap Sofia.

"Apa dia memakai Kontak lens, warna biru di matanya sangat indah, dia juga sangat peduli dengan orang lain, buktinya dia menolong mu tadi" ucap salah satu dari mereka.

Sofia masih terdiam, hatinya seolah masih tidak rela ketenangan yang didapat dari tatapan Ailina hilang perlahan.

"Siapa gadis itu?" Ucapnya lirih.

Berpikir sejenak, berakhir dengan langkah kaki Sofia yang tiba-tiba, teriakan temannya tidak dihiraukan lagi, Sofia segera melangkah cepat untuk menyusul seseorang yang sudah membantunya.

"Aku belum mengucapkan terimakasih" ucapnya lirih sambil terus melangkah cepat sedikit berlari.

Sayang sekali dia tidak menemukan sosok yang dicarinya, karena Ethan sudah berpindah tempat membawa Ailina di ruangan tertutup dan hanya akses keluarga yang bisa ada disana.

"Ck, kenapa kakak membawa kita duduk disini, kurang lega kak" protes Ailina.

"Lihat apa yang sudah kau lakukan, menjadi pusat perhatian saja, dasar!" Ucap Ethan.

"Hehe, sorry kak, aku paling tidak bisa melihat penindasan didepan mata" sahut Ailina.

"Menjadi pusat perhatian juga tidak baik Ai, ingat, kita harus menyembunyikan jati diri" sahut Evan.

"Dan lihat wanita itu, dia sedang kebingungan mencari mu, kalau dia sampai tau, bakal makin sudah aku menghindar" ucap Ethan.

"Kakak mengenalnya?" Tanya Ailina yang masih mengamati Sofia sedang celingukan mencari keberadaannya.

"Itu wanita se-ksi yang di ceritakan tempo hari" sahut Evan sambil tertawa.

"Oh, dia_?, pantes pakaiannya Wow sekali" ucap Ailina ikut tertawa.

Ethan hanya menarik nafas panjang, melanjutkan menikmati hidangan yang ada tanpa memperdulikan kedua adiknya yang sedang mengolok-olok dirinya.

"Sepertinya kamu mengenal wanita itu?" Tanya Ethan melanjutkan.

"Siapa kak?" Tanya Ailina.

"Wanita yang kau tendang tadi" jawab Ethan.

"Oh itu, Iya, ini pertemuan kedua ku, aku pernah membantunya menolong dari perampokan kalung miliknya" ucap Ailina yang sebenarnya malas mengingat hal itu.

"Oh ya, lalu?" Tanya Evan sambil menyeruput minuman.

"Aku menghancurkan liontin nya"

"What, kamu niat membantu apa ikutan merampok?" Tanya Ethan sambil menggelengkan kepalanya.

"Wanita itu kurang ajar kak, bukannya berterima kasih, malah menuduhku ingin meminta imbalan, seberapa besarpun akan di kasih katanya"

"Oh ya, wow, keren juga ini wanita" sahut Evan.

"Bukan keren kak, tapi minta di hajar, ya aku kasih pelajaran juga, liontinnya hancur dan dia berteriak-teriak, hahaha" Ailina tertawa saat membayangkan hal itu.

Hap

Evan langsung membungkam mulut Ailina.

"Apa sih kak!" Seru Ailina kesal sambil membuang tangan Evan dari mulutnya.

"Kamu itu wanita, gak ada anggun-anggunnya, asal mangap saja kalau ketawa" ucap Evan memperingatkan .

"Ish, gak bisa aku tuh, harus mesem-mesem lemah gemulai seperti itu" sahut Ailina ambil mengedip- kedip matanya dengan manja.

Evan langsung menarik Ailina dan memiting nya.

"Lepas kak, Ampun!" Teriak Ailina.

"Lain kali jangan menggemaskan seperti itu, kalau di depan laki-laki lain bisa habis kamu dimakannya" ucap Evan masih mengerjai adiknya.

"Iya kak, iya, ampun, lepaskan, kak Ethan, Tolong!" Teriak Ailina lagi.

Lalu datanglah sosok wanita yang akhirnya menghentikan aksi Evan.

"Jangan ribut saja, kenapa kalian disini?" Ucap wanita dewasa yang tak lain adalah Ratu yang sudah dianggap ibunya sendiri.

"Hehe, sorry ma, Ailina terlalu nakal" ucap Evan perlahan melepaskan adiknya.

"Apa sih kak, orang situ yang memiting ku, keterlaluan kak Evan Ma" sahut Ailina mengadu dengan manja, tentu saja Ratu langsung memberikan kode keras ke Evan.

Ethan hanya tersenyum menatap Ratu, dan mengangkat bahunya tanda dia tidak ikut andil dalam kegaduhan yang dilakukan oleh kedua Adiknya.

"Bantu mama mengendalikan kedua Adikmu itu Ethan, jangan Cuci tangan" ucap Ratu lalu segera pergi dalam senyuman.

Begitulah mereka di mata Ratu, ketiga anak kembar yang unik dan membuatnya tidak bisa untuk tidak menyayanginya dengan sepenuh hati, itu kenapa dia sangat memaklumi bagaimana suaminya begitu besar menyayangi mereka.

"Jangan ribut lagi" ucap Ethan yang sudah menarik Ailina untuk pindah tempat di sampingnya, Evan mendengus kasar, tidak bisa lagi mengerjai Ailina, namun perintah Ethan tentu saja tidak berani dilanggar nya.

"Aku kasihan dengan wanita itu kak, jelas sekali kalau dia sepertinya selalu ditindas oleh kakaknya" ucap Ailina.

"Dari mana kamu tau, kalau wanita tadi itu kakaknya?" Ucap Ethan.

"Aku mendengar dia memanggil kakak tadi" ucap Ailina.

"Pantas saja, cara berpakaiannya hampir sama" sahut Evan.

"Rupanya di balik itu, dia tengah menutupi sesuatu, apa kalian juga merasakan seperti itu?" Tanya Ethan.

"Benar sekali!" Jawab Evan dan Ailina hampir bersamaan.

"Tapi itu bukan urusan kita, tidak perlu kita bahas lagi" ucap Ethan membuat kedua adiknya kecewa.

"Yah.." ucap keduanya.

Sementara di sudut tempat itu, ada seorang laki-laki tersenyum, melihat lekat Ailina di balik kaca mata hitamnya yang mampu menembus kaca dimana ada Ailina disana.

"Gadis yang sangat unik, dan siapa kedua laki-laki muda itu?" ucapnya lirih.

Belum lama dia berpikir akan siapa yang menemani wanita yang di kagumi nya, laki-laki itu harus segera pergi, setelah seorang pengawalnya membisikkan sesuatu, terpaksa pertemuannya dengan Ailina untuk kesekian kali harus diakhiri walaupun sebenarnya dia sangat ingin berlama-lama melihatnya.

Yang makin penasaran, yuk di tunggu HADIAH VOTE LIKE KOMEN dan Tonton IKLANNYA.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

blm tau kalo 2 cowok bersama Ailina itu Kakak kakaknya

2023-11-28

2

Sunarty Narty

Sunarty Narty

makin penasaran ih

2023-07-17

0

Kurnianovi

Kurnianovi

si cwok misterius selalu ada kmn ailina pergi

2023-02-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!