Episode 9

Pagi hari yang sungguh menghebohkan, begitulah kira-kira yang terjadi saat si cantik Ailina merasa kehilangan satu kaos kakinya yang lenyap entah kemana.

"Oh God!,"

Teriak Evan sangat terkejut saat Ailina menerobos masuk ke kamarnya disaat dirinya hanya memakai handuk untuk menutupi asetnya.

"Parti disini" ucap Ailina yang tanpa dosa sudah mengacak-acak lemari kakaknya.

"Hei nona, Hello!, Disini ada orang ya!" Teriak Evan makin kesal.

"Apa sih kak, berisik!"

"What, harusnya aku yang marah, ngapain ngacak-ngacak lemari ku, masuk nyelonong gak pakai ijin, untung aku tidak polos"

"Ish, kakak juga ngapain cuma pake gituan, bathrobe banyak tu!"

"Eh, malah nyalahin aku, sudah keluar dulu, gak ada kaos kaki sebelah yang nyasar ke sini, lagian ganti yang lain kan bisa Ai, ribet amat"

"Itu yang paling aku suka kak"

"Ampun ini anak gadis, masalah kaos kaki aja di bikin mumet, okey aku buka ni, biar sekalian kamu lihat"

"Kakak!" Teriak Ailin langsung lari tunggang langgang.

"Hahaha!" Terdengar suara tawa puas Adri Evan yang berhasil mengusir Ailina.

"Dasar Jorok!" Teriak Ailina kenal dan kini menuju ke kamar Ethan yang tak jauh dari sana.

"Ada apa?" Tanya Ethan yang rupanya sudah bersiap ingin keluar dari kamarnya.

"Kaos kaki kak"

"Kenapa, gak cukup?"

"Bukan, ilang sebelah"

"Heh, ada di kamar kakak, tadi mau aku kembalikan, lain kali jangan sembarangan mencampurkan cucian, dasar!"

"Maaf kak, terimakasih" ucap Ailina tersenyum senang karena kos kaki pujaannya sudah ditemukan.

Seperti biasa, makan pagi bersama tidak pernah terlewatkan, saat semuanya sudah selesai, sang Daddy sedikit berbincang.

"Hati-hati dijalan, habis dari sekolah langsung pulang" ucap Edward.

"Kita nanti mau ngumpul di cafe Dada, boleh ya?" Ucap Ailina.

"Kita itu siapa?, Sama kakak-kakak mu?" Tanya Edward.

"Iya dong, ya kan kak?"

"Iya, palingan juga malak belikan es cream, iya kan?"

"Hehe, tu sudah tau, tapi kan sekalian kita berbincang kak, itung-itung meramaikan Cafe milik mama Ratu, iya kan?" Ailina memberikan alasan.

"Sudah-sudah, nanti telat, kalian berangkat saja, Ailin mau bareng siapa?" Tanya sah Mommy.

"Kak Ethan donk, kalau sama kak Evan suka rese Mom, ngebut gak kira-kira "

"Evan!" Ucap Alena sedikit keras untuk mengingatkan.

"Nggak Mom, hanya tes nyali Ailina saja, biar tahan banting, hehe" sahut Evan membela diri.

"Jangan aneh-aneh, kalian harus saling jaga, ingat, tidak ada pengawal yang mengikuti kalian sesuai dengan permintaan" ucap mommy Alena.

"Siap Mom, tengah saja, aku yang akan memberi pelajaran kalau Evan dan Ailina kelewat batas" sahut Ethan yang kini bersiap.

"Daddy percaya dengan kalian, saling menjaga dan menghormati, ingat Ethan, tanggung jawabmu sangat besar disini, dua adikmu hari kamu jaga baik-baik" ucap Edward.

"Siap Dady, aku mengerti"

Ketiganya berpamit menyalin takzim, lalu segera berangkat ke sekolah dengan motor sportnya nya, dan seperti biasanya Ailin di bonceng oleh Ethan sampai di gerbang sekolah.

"Hati-hati Ai, ingat nanti sepulang dari sekolah kita ke Cafe, kamu bisa kan berangkat sendiri?"

"Siap kak"

"Okey, ketemu disana!" Ucap Ethan.

Ethan mengucap salam sebelum benar-benar melajukan motornya kembali, Ailina Membalas salam, tersenyum dan melambaikan tangan, kemudian segera masuk setelah menyapa petugas keamanannya penjaga gerbang.

"Pagi pak, semangat!" Teriak Ailina dengan senyuman yang merekah membuat orang yang melihat terpana seketika.

"Padi Non, Semangat!" Balas laki-laki setengah baya itu sambil tertawa.

"Hem, kok ada wanita dengan kecantikan sempurna seperti itu, baik dan cerdas pula anaknya, paket lengkap dah pokoknya" gumam pak penjaga gerbang sambil melanjutkan aktifitasnya.

*

*

Ethan tiba sepuluh menit sebelum bel berbunyi, selesai memarkir motornya, tampak seorang wanita dengan seragam sedikit ketat dak seksi menghampirinya.

"Pagi Eth, cerah sekali, aku makin bersemangat" ucap wanita itu kini berjalan menjadi Ethan, seolah baru tiba bersama.

"Hem, pagi" jawab Ethan lebih cepat lagi melangkah dan membuat wanita yang tak lain adalah Sofia itu tertinggal.

"Eth, tunggu!" Teriaknya.

"Ada apa lagi, jangan merusak mood ku, pelajaran masih belum di mulai!" Ucap Ethan Mai kesal dan masuk ke dalam kelasnya dengan cepat.

Sofia menghentakkan kakinya kesal, hingga beberapa siswa yang melihatnya tertawa sendiri, bagaimana dengan Ethan?, Tentu saja tidak peduli sama sekali.

*

*

Sementara Evan dalam kondisi aman, tak berselang lama setelah bel berbunyi, Evan kini segera memulai pelajarannya, hingga saat beristirahat tiba, dirinya segera beranjak untuk keluar kelas dan melipir duduk di taman belakang untuk mencari angin segar.

"Kau disini rupanya?" Tanya seorang wanita yang mengusik ketenangannya.

"My God, tidak bisakah sehari saja mahluk satu ini tidak menggangguku, sungguh menyebalkan" batin Evan dan masih santai di tempatnya.

"Hei, aku bicara denganmu, Evan!" Teriak wanita itu yang tak lain adalah preman wanita bernama Kania.

"Ck, kau ini berisik sekali, ada apa?" Tanya Evan masih enggan menatap nya.

"Kau sudah aku klem menjadi laki-laki ku, jangan sampai ada wanita yang mendekat atau kau dekati" ucapnya.

"Kau ini sudah gila?!, Pergilah, jangan mengganggu ku, dan aku bukan milik siapapun, aku milikku sendiri, mengerti!"

"Terserah, taka kan aku biarkan kau bersama siapapun!" Teriak Kania makin kencang.

"Heh.. terserah!" Ucap Evan langsing pergi dari tempatnya, tanpa peduli dengan wajah kesal dari wanita yang dianggapnya sudah gila.

Beruntung Jam masuk di pelajaran terakhir telah tiba, Evan merasa terselamatkan dan kini tengah serius menerima pelajaran, kurang lebih dua jam berselang, terdengar suara bel pulang telah terdengar, dan semua siswa akhirnya bersiap.

"Evan?!" Panggil guru yang mengajar.

"Iya pak?" Evan segera menjawab.

"Pertahankan nilaimu, jangan terlalu sibuk dengan urusan lain dulu, ujian akhir hampir saja tiba" ucap sang guru.

"I iya pak, siap" sahut Evan yang merasa tidak enak, karena nilainya di bulan-bulan terakhir ini banyak yang menurun, semua dikarenakan oleh beberapa show yang sempat membuat waktunya kalang kabut.

Evan segera bersiap dan segera meluncur ke cafe langganan milik saudara sendiri, disanalah ketiga anak kabar ini sering menghabiskan waktu saat ingin menikmati aneka ice cream yang sangat lezat.

Tiba disana ternyata sudah ada Ethan lebih dulu, menyapa dan memeluk kakaknya lalu duduk dengan santai sambil menunggu pesanan datang.

"Ailin belum nyampe sini kak?" Tanya Evan.

"Belum, mungkin dia terlambat"

"Apa dia mengirim pesan?" Tanya Evan.

"Tidak, mungkin sedang di jalan" jawab Ethan.

Keduanya kini tengah duduk berbicara sambil menunggu kedatangan adik tercintanya, hingga kemudian Ethan di kejutkan dengan kedatangan sosok wanita yang sepertinya dia kenal.

"Wow, sekksi sekali gadis itu kak" ucap Evan Mengamati gadis yang baru saja masuk ke dalam Cafe dengan pakaian minimalisnya.

"Hem" sahut Ethan, lalu memalingkan mukanya.

Yuk jangan lupa dukungannya ya.. VOTE, HADIAH, LIKE, KOMEN, DAN TONTON IKLANNYA.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

eka syafitri

eka syafitri

maaf kak autor, mau ks tau kl banyak kata yg salah huruf di sana.

2023-11-09

3

Sunarty Narty

Sunarty Narty

wah seperti apa jodoh mereka nanti,rata2 ortunya jodohnya yg punya kekuatan jg ya.kayak afita

2023-07-17

0

Salmi Ati

Salmi Ati

carikan mereka jodoh yg baik2 ya thor seperti mami alena

2023-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!