Setelah cukup lama di rumah sakit, akhirnya Edward dan Audrey berpamitan kepada Darren. Walaupun rasanya berat meninggalkan sang ayah, tetapi Audrey paham dengan aturan yang dibuat oleh Edward jika dirinya tak bisa terlalu sering bertemu dengan sang ayah.
" Ada apa denganmu, bukankah seharusnya kau bahagia karena sudah bertemu dengan ayahmu ?" tanya Edward saat melihat Audrey yang duduk sambil melamun.
" Ya, aku bahagia karena akhirnya bisa bertemu dengan ayahku. Hanya saja aku merasa sedih, karena sebagai seorang anak aku tidak bisa merawatnya " jawab Audrey sambil menghela nafasnya.
Edward tak menyahuti ucapan Audrey. Ia hanya diam sambil fokus mengemudikan mobilnya. Sesekali ia melirik Audrey yang terlihat murung.
" Kau ingin merawat ayahmu ? Kau tak percaya padaku ? " selidik Edward kemudian.
" Bukannya aku tak percaya, hanya saja sebagai seorang anak tentunya akan merasa sangat bahagia jika bisa merawat orang tuanya. Seburuk apapun orang tua kita, mereka tetap orang tua kita. Dan aku ingin berbakti kepada ayahku " jelas Audrey.
Tentu saja jawaban yang diberikan Audrey sedikit membuat Edward tertohok.
" Kau sangat menyayangi ayahmu ? " tanya Edward lagi.
" Hem... Semenjak ibu meninggal, ayah yang sudah merawatku. Bekerja tak kenal waktu, bahkan ia tak mempedulikan rasa sakit yang dideritanya demi memenuhi kebutuhanku. Oleh karena itu, aku sangat menyayangi ayahku. Kau pun pasti menyayangi orang tuamu, benar kan ?"
Edward tak menjawab pertanyaan Audrey. Ia tidak tahu apakah pantas menyayangi orang tuanya, ibunya yang sudah meninggalkannya dan juga ayahnya.
" Ed... Kau baik-baik saja ? " Audrey menyentuh lengan Edward.
" Ya, tentu saja. Aku baik-baik saja " jawab Edward tak ingin membuat Audrey khawatir.
" Kalau kau ada masalah, kau bisa menceritakannya padaku. Mungkin itu bisa mengurangi bebanmu " ucap Audrey tulus.
Edward tersenyum dengan perhatian yang diberikan oleh Audrey padanya. Hatinya tiba-tiba menghangat.
" I'm oke, baby. Don't worry ! " ucap Edward mengelus pipi Audrey.
" Tapi sebenarnya memang ada yang kamu bisa lakukan untuk mengurangi bebanku " tambah Edward yang membuat Audrey mengernyit heran.
" Apa ? Apa yang bisa aku lakukan untukmu ? " tanya Audrey penasaran.
Edward menyeringai penuh, kemudian ia menghentikan laju kendaraannya setelah menepikannya terlebih dahulu.
" Kau benar-benar ingin tahu ? " pancing Edward.
Audrey mengangguk dengan polosnya. Lalu Edward mencondongkan dirinya kepada Audrey lalu berbisik.
" Kau hanya perlu melayaniku, itu akan membuat bebanku berkurang "
Sialan... Dasar otak mesum !!
Audrey mendorong Edward agar menjauh, namun pria itu sudah lebih dulu meraih bibirnya lalu memagut dan mel****nya. Mata Audrey membelalak saat mendapatkan serangan tiba-tiba dari Edward.
Edward melepas tautan bibirnya lalu mengusap bibir Audrey dengan ibu jarinya.
" Kau... " ketus Audrey.
" Manis... Aku selalu menyukai semua yang ada di dirimu " ucap Edward dengan senyuman di wajahnya.
Edward kemudian melajukan kendaraannya kembali menuju ke apartemennya. Ia tidak sabar untuk segera sampai dan bersenang-senang dengan Audrey.
...****************...
Audrey kini tengah duduk di taman sendirian. Pagi ini setelah membersihkan diri, ia memilih untuk jalan-jalan di taman dekat apartemen. Setelah Edward menyerangnya habis-habisan semalam, pria itu masih tertidur saat Audrey keluar.
Audrey memberikan pesan di atas nakas yang berada di dekat tempat tidur agar ketika bangun Edward bisa melihat pesan yang ditulisnya.
Setelah puas berkeliling, Audrey duduk di kursi taman. Ia menikmati segarnya udara pagi itu. Saat sedang menikmati kesegaran udara, seorang pria duduk di samping Audrey. Awalnya Audrey tak peduli, namun lambat laun pria itu mengajaknya berbicara.
" Halo, Nona... Namaku Jamie Sedari tadi aku melihatmu disini. Apa kau tinggal di sekitar sini ?" tanya Jamie.
Audrey tak menjawabnya. Ia mengacuhkan pria muda itu.
" Ck... Sepertinya kau tak mengerti ucapanku. Kau dari mana ? Bahasa apa yang kau bisa ? Beritahu aku, karena aku juga bisa berbahasa Prancis, Spanyol, juga bahasa kalbu " ucapnya sambil terkekeh.
Audrey hanya melirik pria itu, lalu bersiap untuk meninggalkannya.
" Hei tunggu dulu ! " serunya sambil menahan tangan Audrey.
" Lepas ! Apa maumu ? " sahut Audrey ketus sambil melepas tangannya.
" Haish, kamu ini galak sekali sih. Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Aku ini orang baru disini dan aku hanya ingin berteman saja " ucapnya.
" Tapi aku tidak ingin berteman denganmu " ucap Audrey sambil berjalan menjauhi pria itu.
Tak menyerah, pria itu justru mengikuti Audrey. Hingga Audrey merasa begitu kesal karena terus diikuti.
" Mengapa kau mengikutiku terus ? " tanya Audrey dengan ketus . Ia membalik badannya hingga berhadapan langsung dengan pria itu.
" Aku tidak mengikutimu. Kebetulan saja arahmu sama denganku " jawabnya enteng.
Audrey memutar bola matanya.
" Kalau begitu, kau duluan saja ! " seru Audrey menghentikan langkahnya lalu mempersilakan pria itu untuk berjalan di depannya lebih dulu.
Pria itu kemudian berjalan di depan Audrey, namun ia berjalan mundur hingga justru berhadapan dengan Audrey.
Pria itu terus berbicara basa-basi yang membuat Audrey muak mendengarnya. Hingga kemudian Audrey memilih untuk berjalan di depannya kembali. Tetapi itu tak berlangsung lama, karena pria itu kini mensejajarkan langkahnya dengan Audrey.
" Apa yang kau inginkan ? " tanya Audrey kesal dengan sikap pria tersebut yang terkesan memaksanya.
" Aku hanya ingin berkenalan denganmu, kita bisa berteman " jawabnya ramah.
" Aku tak ingin berteman dengan laki-laki sepertimu " ketus Audrey.
" Oh ya ? Jadi laki-laki seperti apa yang kau inginkan untuk berteman denganmu ? Lelaki kaya , tampan ? Aku beritahu ya kalau syarat itu yang kau harapkan, aku ini sudah memenuhi syarat " sahutnya santai.
Audrey menghembus nafasnya dengan kasar.
Mengapa sikap memaksanya mengingatkanku kepada Edward ?
" Aku sudah punya pasangan, jadi tolong jangan ganggu aku ! " seru Audrey mencoba untuk membuat pria itu berhenti mengikutinya.
" Hei, aku hanya ingin berteman denganmu. Kalau begitu, biar aku meminta ijin kepada pasanganmu itu, ok " pria itu lagi-lagi menyahut ucapan Audrey membuat Audrey bingung harus berbuat apa lagi padanya.
" Dengar ! Aku tak berminat untuk berteman dengan siapapun. Jadi pergilah sebelum... "
" Sebelum kekasihmu itu menghajarku ? Begitu kan maksudmu ? " sela pria itu lagi.
" Ya, sebelum aku menghajarmu dan mengirimmu ke rumah sakit, lebih baik kau jauhi wanitaku " bentak seseorang yang membuat pria itu dan Audrey seketika menoleh ke arah datangnya suara.
" Ed, kau disini ? " tanya Audrey sambil menghampiri Edward.
Edward langsung menarik tangan Audrey saat melihat siapa pria yang berani mengikuti Audrey. Tadi ketika bangun tidur, Edward melihat pesan yang ditulis oleh Audrey. Ia memang berniat untuk menyusul Audrey, namun saat ia bersiap, ia mendapatkan laporan dari pengawalnya yang ditugaskan untuk mengawasi Audrey jika Audrey tengah diikuti oleh seorang pria. Dan begitu mendapat gambar pria itu, dengan segera Edward turun menyusul Audrey.
" Jangan pernah kau mendekatinya untuk mendekatiku. Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan kalian masuk ke dalam kehidupanku. Camkan itu ! " tegas Edward lalu membawa Audrey pergi dengan segera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Klo ucapan Ed seperti itu,,,,itu berarti Adiknya Ed y thor??
2023-10-20
2
Triiyyaazz Ajuach
adiknya Edward kah
2023-05-09
1