BMP 19 - Salah Persepsi

Audrey dan Edward sudah kembali ke apartemen. Edward pun sudah nampak lebih baik setelah tadi mengeluarkan air mata dan unek-uneknya kepada Audrey.

Untuk pertama kalinya, Edward merasa berada di dasar jurang terdalam. Jika biasanya ia selalu bisa menghadapi masalah yang ada, namun kini ia merasa tak bisa berbuat apapun.

Beruntung ia kini memiliki Audrey disisinya. Audreylah yang bisa membuatnya merasa begitu nyaman. Jika dulu ia pasti akan mencari kepuasan dengan bermain wanita sebagai pelariannya. Kini ada Audrey yang mau mendengarkan keluh kesahnya juga memenuhi kebutuhan biologisnya.

Edward sepertinya sudah benar-benar jatuh hati pada gadis yang semula hanya ia jadikan pemuasnya saja.

" Istirahatlah, Ed ! " seru Audrey sambil menyelimuti pria itu.

Edward mencekal pergelangan tangan Audrey saat gadis itu beranjak dari tempat tidur.

" Temani aku, baby ! " mohon Edward.

" Aku akan membuat makanan dulu..."

" Please, baby. Aku ingin bersamamu ! " ucap Edward memelas

Audrey akhirnya menuruti permintaan Edward. Ia merasa kasihan melihat keadaan pria mesum itu saat ini.

Edward melingkarkan tangannya ke atas tubuh Audrey lalu menghirup wangi tubuh Audrey dengan menempelkan wajahnya ke ceruk leher Audrey yang kini sudah berbaring di sampingnya.

" Audrey, apa kau memiliki pria yang kau cintai ? " tanya Edward lirih.

" Hem... Ada " jawab Audrey

" Apa kau sangat mencintainya ? " tanya Edward lagi.

" Ya, aku sangat mencintainya. Dialah alasanku hidup " jawab Audrey apa adanya.

" Seperti apa dia ? Apakah dia juga mencintaimu ? " tanya Edward lagi. Entah mengapa ada rasa tak terima saat Audrey menyatakan jika ia mencintai pria lain.

" Dia sangat mencintai dan menyayangiku " jawab Audrey tak curiga dengan pertanyaan dari Edward.

" Siapa dia ? " tanya Edward, kini ia menatap wajah Audrey lekat.

" Dia cinta pertamaku " jawab Audrey polos.

Edward melepaskan pelukannya yang membuat Audrey heran.

" Jadi kau sangat mencintainya ? " tanya Edward ketus.

" Tentu saja. Bahkan sampai akhir hidupku, aku akan terus mencintainya " jawab Audrey dengan senyuman di wajahnya.

Tentu saja Audrey akan terus mencintai sang ayah, cinta pertamanya itu. Sayangnya, Edward justru salah tanggap dan mengira jika Audrey memiliki pria yang ia cintai.

" Kau pergilah ! Tinggalkan aku sendiri ! " usir Edward.

Edward menarik tangannya lalu membalik badannya hingga memunggungi Audrey. Dan hal itu membuat Audrey heran.

Ck... Tadi melarangku pergi, sekarang malah mengusirku... Dasar menyebalkan !!

Audrey menggerutu dalam hati lalu bangun dan beranjak meninggalkan kamar.

Sepeninggal Audrey, Edward menatap langit-langit kamarnya. Ia menertawakan dirinya sendiri. Dulu, ibunya meninggalkannya dan ayahnya demi cinta pertamanya dan sekarang apakah ia juga akan merasakan hal yang sama ? Ditinggalkan oleh Audrey karena cinta pertama gadis itu ?

Tidak... Aku tidak boleh kalah ! Aku tidak akan melepaskannya ! Dia hanya bisa bersamaku, bukan dengan yang lain. Aku tidak akan membiarkannya dekat dengan pria manapun apalagi cinta pertamanya itu !

Edward bertekad dalam hatinya.

Ceklek,

Pintu kamar terbuka dan Edward langsung mencari keberadaan Audrey.

Kemana dia ?

Batin Edward bertanya-tanya. Ia mencari keberadaan gadis cantik itu. Hingga akhirnya ia menemukan Audrey tengah berdiri di balkon memandangi jalanan yang ada di bawah.

" Kau sedang apa ? " tanya Edward mengagetkan Audrey. Bahkan Audrey sampai memegangi dadanya karena kaget.

" Mengapa kau ada disini ? " Audrey balik bertanya kepada Edward.

" Aku yang bertanya lebih dulu, jadi jawab saja pertanyaanku " sahut Edward sambil berdiri di sisi gadis cantik itu.

Edward memperhatikan Audrey, semakin lama dilihat gadis itu terlihat semakin cantik saja. Audrey merapikan rambutnya yang dipermainkan oleh angin.

" Ed, boleh aku menemui... "

" Tidak boleh ! " ucap Edward memotong ucapan Audrey.

" Hei, aku kan belum mengatakan siapa yang ingin aku temui " tukas Audrey mengerucutkan bibirnya.

Edward merasa gemas melihat wajah Audrey yang ditekuk seperti itu hingga kemudian ia langsung menyambar bibir gadis itu. Memainkannya dan menghisapnya sebelum akhirnya melepaskan tautan bibir mereka. Edward menyapu bibir Audrey yang basah dengan ibu jarinya.

" Kau tidak boleh menemui pria manapun. Apalagi cinta pertamamu itu ! " tegas Edward.

" Apa-apaan ini, Ed ? Kenapa kau tega sekali sampai aku tak boleh menemui ayahku sendiri ? " tukas Audrey kesal.

" Apa kau bilang ? Ayahmu ? " sahut Edward tak percaya dengan hal yang baru saja didengarnya.

" Ya, ayahku ! Kau pikir siapa cinta pertamaku itu " timpal Audrey lantas menjauh dari Edward dan segera masuk.

Ya Tuhan... Aku sudah salah duga.

Edward menyusul Audrey yang kini sudah masuk ke pantry. Wajahnya terus ditekuk karena kesal dengan perintah dati Edward. Sambil memanaskan makanan, Audrey duduk di kursi makan.

" Baby... I'm so sorry ! Aku pikir kamu mencintai pria lain. Dan aku tidak suka mendengarmu mencintai laki-laki lain selain aku " ucap Edward sembari duduk di hadapan Audrey dan menggenggam tangannya.

" Cinta pertama seorang anak perempuan itu ayahnya, Ed. Sedangkan cinta pertamaku sebagai seorang wanita itu kamu " sahut Audrey lirih.

Mendengar pengakuan dari Audrey membuat hati Edward menghangat. Ia tersenyum penuh arti, merasa sudah memenangkan penghargaan terbaik.

" Kamu serius ? Aku adalah cinta pertamamu ? " tanya Edward serius.

" Hem... Bodohnya aku bisa mencintaimu. Padahal aku ini hanyalah pemuas ranjangmu saja... "

" No, berhenti mengatakan jika kau hanyalah pemuas ranjangku. Kau itu orang yang paling berarti untukku... Aku sudah mencintaimu bahkan sebelum aku menyadari perasaanku sendiri " sahut Edward dengan tegas mengakui apa yang ia rasakan di hadapan Audrey.

" Ayo, kita temui ayahmu ! Aku akan melamarmu di hadapan cinta pertamamu itu " ucap Edward kemudian.

" A ... Apa... ? " Audrey merasa sangat shock mendengar ucapan dari mulut Edward.

" Baby... Are you ok ? " tanya Edward yang melihat Audrey bergeming.

" Sepertinya aku salah dengar " gumam Audrey sambil menggeleng-geleng kepalanya.

" Ayo, baby kita pergi ! " ajak Edward sambil bangkit dari duduknya.

" Ke mana ? " tanya Audrey bingung.

" Bukankah aku sudah mengatakannya tadi. Ayo kita temui ayahmu, aku akan meminta restunya untuk kita " jawab Edward antusias.

Mereka berdua akhirnya meninggalkan apartemen dan langsung menuju rumah sakit untuk menemui ayahnya Audrey.

Edward akan segera melamar Audrey. Ia tak akan membuang kesempatan untuk bisa memiliki Audrey sepenuhnya.

" Ed, apa kau yakin dengan apa yang kau lakukan ini ? " tanya Audrey sedikit was-was karena ia tak ingin terlalu berharap kepada Edward.

Entah ada angin apa yang membuat Edward tiba-tiba berniat melamarnya dan meminta ijin kepada sang ayah untuk menikahi Audrey.

" Don't worry baby. Aku sangat yakin untuk memjadikanmu istriku ! " jawab Edward. Ia lalu menautkan jemarinya dengan jemari tangan Audrey sebelum masuk ke dalam ruang perawatan sang ayah.

Tuan Darren, ayah Audrey tersenyum saat Audrey dan Edward memasuki ruang perawatannya.

" Audrey... Tuan Edward... " ucap Darren saat mereka mendekat ke ranjang pasien.

" Ayah... " Audrey memeluk sang ayah yang tengah berbaring.

Darren tersenyum melihat sang putri yang terlihat bahagia.

" Tuan Darren, ada yang ingin saya sampaikan " ucap Edward membuat Darren mengalihkan pandangannya ke arah Edward.

" Iya, ada masalah apa Tuan ? " tanya Darren ingin tahu.

" Tuan Darren, ijinkan saya mempersunting Audrey ! "

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Waahhh!! Akhirnya,,,,,Ed berniat memperistri Audrey.

2023-10-20

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

akhirnya dilamar juga

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!