" Lalu bagaimana jika aku yang ingin terikat denganmu ? "
Sebuah pertanyaan dari Edward yang membuat Audrey tak bisa berkata apapun.
" Entahlah... Aku tidak tahu harus menjawab apa " jawab Audrey pada akhirnya.
Audrey tidak tahu perasaan apa yang ia miliki saat ini pada pria yang berada di pangkuannya.
" Kau tidak mencintaiku ? " tanya Edward membuat Audrey menajamkan pendengarannya lalu menatap Edward yang juga tengah menatapnya.
" Mencintaimu ? " tanya Audrey kemudian tersenyum sinis.
" Apa aku bisa mencintaimu setelah apa yang kau lakukan padaku ? Bagaimana aku bisa mengharapkanmu mencintaiku sementara ada wanita lain di dalam hatimu. Kau ingin terikat denganku tapi kau sendiri tak tahu perasaanmu sendiri ? Aku ini hanya mainan pelampiasanmu, Ed. Aku bukan boneka yang tak punya hati. Jadi mari kita lakukan semuanya karena perjanjian saja. Sehingga aku tidak perlu mengharapkan hal lain saat berpisah denganmu nanti " ucap Audrey panjang lebar.
" Kau lebih memilih menyelesaikan perjanjian dibanding terikat denganku ? " tanya Edward tak percaya dengan ucapan Audrey. Bahkan ia langsung bangkit dari pangkuan Audrey.
" Saat ini, aku lebih memilih itu. Lagipula kau harus tanya hatimu sendiri, apa yang kau maksud terikat denganmu ? Bukankah hanya dengan perjanjian itu, aku sudah terikat denganmu " jawab Audrey dengan telak mengena ke hati Edward.
Edward bergeming, ia sendiri masih bingung mengartikan perasaannya. Sementara Audrey kini berlalu meninggalkan Edward. Ia memilih untuk keluar menuju balkon kamar hotel yang mereka tempati.
Audrey menatapi langit yanh sudah berubah warna menjadi jingga sementara angin mempermainkan rambutnya yang terurai.
Tuhan... Apa yang kuharapkan ? Aku hanya takut saat hati ini semakin terikat padanya. Dan aku takut kelak tak bisa hidup tanpanya.
Tuhan... Jangan biarkan rasa ini tumbuh. Karena jika rasa ini sudah tumbuh, aku tidak tahu apakah mudah membuatnya hilang dibanding membuatnya berkembang.
Audrey tak menyadari jika Edward memperhatikannya dari balik pintu. Pria itu hanya menatapi Audrey tanpa ingin mendekatinya. Entah apa yang ia rasakan setelah mendengar penolakan Audrey.
Kecewa ? Ya Edward kecewa dengan penolakan Audrey. Tapi ia pun tak menyalahkan Audrey. Ia sadar diri tentunya sulit bagi Audrey untuk percaya jika ia ingin terikat dengan gadis itu.
Edward melangkahkan kakinya memdekati Audrey. Seolah tak terjadi apapun, ia mendekap Audrey dari belakang tubuh gadis itu.
" Ayo, kita masih harus berbelanja untuk keperluan dapur " bisik Edward lembut yang membuat jantung Audrey seolah terlonjak dari tempatnya.
Audrey hanya mengangguk, kemudian mengikuti Edward saat pria itu menautkan jemari tangannya dengan jemari tangan Audrey.
Mereka pun segera menuju supermarket untuk berbelanja kebutuhan. Layaknya pasangan suami istri yang sedang berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga mereka. Audrey dan Edward terlihat begitu antusias membeli bahan makanan dan keperluan lainnya.
Akhirnya, mereka pun tiba di apartemen saat hari sudah berganti malam. Audrey merapikan bahan makanan di dapur. Sementara Edward memilih untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
" Ed, kau mau makan apa untuk makan malam ? " tanya Audrey saat Edward sudah berganti pakaian mengenakan kaos oblong dan celana pendek.
" Apa saja, baby " jawab Edward.
Namun ia teringat saat melihat Audrey memasak mashed potato tempo hari.
" Em, sepertinya aku ingin makan mashed potato buatanmu " ucap Edward kemudian.
" Mashed potato ? " tanya Audrey heran karena tiba-tiba Edward memintanya memasak itu.
" Ya, seperti waktu itu kau memasaknya " jawab Edward
" Kau tahu aku memasak mashed potato ? " sela Audrey heran.
Edward kemudian teringat jika Audrey tidak mengetahui ia memasang CCTV di banyak tempat di apartemennya hanya untuk memantau gadis itu.
" Ya, waktu itu aku melihat sisanya di tempat sampah. Pasti kau yang memasaknya bukan ? " ucap Edward mencoba menutupinya.
" Hem... Baiklah, aku akan memasaknya untukmu. Kau tunggu saja di depan " seru Audrey tanpa curiga sama sekali.
" Oke, baby... I'm waiting " sahut Edward kemudian pergi ke ruang depan.
Audrey segera memasak permintaan Edward. Tidak hanya mashed potato, Audrey juga mengukus sayuran dan membuat lemon tea yang diberi madu. Setelah semuanya siap, Audrey memanggil Edward untuk ke ruang makan.
Audrey menyiapkan makanan ke atas piring untuk Edward. Sementara, ia menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, Audrey kembali ke meja makan dan melihat jika Edward sama sekali belum menyentuh makanan yang ia siapkan.
" Kau tidak memakannya ? Kau tidak suka ? " tanya Audrey berpikir jika Edward tidak menyukai makanan yang ia buat.
" Aku menunggumu. Aku ingin makan berdua denganmu " jawab Edward yang membuat hati Audrey sedikit tersentuh.
" Ayo, temani aku makan ! " seru Edward lalu mengambilkan makanan ke atas piring Audrey.
" Aku bisa mengambilnya sendiri, Ed " ucap Audrey yang tak ingin dilayani oleh Edward. Bagaimanapun Audrey cukup tahu diri, jika ia yang harus melayani Edward. Bukan malah sebaliknya.
Tapi Edward tak mendengarkan ucapan dari Audrey.
" Makanlah ! " seru Edward.
Audrey menghembus pelan nafasnya. Biarlah untuk saat ini saja. Pikir Audrey. Dan setelah ini, ia akan menegaskan kembali kepada Edward mengenai hubungan mereka.
Saat ini, Audrey sudah berada di kamar Edward bersama dengan Edward. Audrey sudah berbaring, sementara Edward masih duduk sambil menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang.
" Ed... Berapa sisa utang yang harus ku bayar ? " tanya Audrey yang membuat Edward menautkan kedua alisnya.
" Mengapa kau bertanya seperti itu ? " Edward balik bertanya.
" Aku perlu tahu perhitungannya, agar aku bisa tahu kapan perjanjian kita berakhir " jawab Audrey. Ia memang sudah seharusnya memperhitungkan hal ini agar ia bisa membatasi perasaannya.
Audrey hanya bersiap mengantisipasi untuk tidak membiarkan perasaannya terus berkembang lebih jauh.
Edward menatap Audrey dengan pandangan tak terbaca.
" Apa aku memang tidak ada artinya bagimu ? Apa kau hanya memandang hubungan kita sebatas perjanjian saja ? " tanya Edward mengungkapkan perasaannya.
" Bukankah sejak awal, hubungan kita hanya sebatas itu ? " balas Audrey.
Edward menyugar rambutnya.
" Kau ingin perincian ? " tanya Edward kemudian, raut wajahnya berubah dingin.
Dan Audrey justru menganggukkan kepalanya, membuat Edward kesal melihatnya.
" Baiklah, anggap saja aku membeli keperawananmu seharga 100 ribu dolar. Setiap malam yang kau habiskan bersamaku seharga seribu dolar. Jadi kau bisa menghitungnya sampai totalnya sebesar 10 juta dolar. Ditambah biaya perawatan ayahmu di rumah sakit " jawab Edward.
" Astaga, ternyata aku belum bisa melunasi secepatnya " gumam Audrey yang tentu saja semakin membuat Edward jengkel.
" Ed, apakah aku boleh bekerja ? Aku janji, aku akan pulang tepat waktu dan tidak akan melupakan kewajibanku untuk melayanimu " pinta Audrey.
Edward menatap Audrey dengan lekat.
Jadi kau ingin berpisah denganku secepatnya ?
Akan kupastikan kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, Audrey !
" Baiklah, kau boleh bekerja " ucap Edward kemudian.
" Benarkah ? " tanya Audrey seraya bangkit dari tidurnya. Matanya begitu berbinar, bibirnya tersenyum bahagia. Dan Edward sangat suka melihat Audrey yang seperti ini.
" Tentu saja ! Tapi kau hanya bisa bekerja bersamaku "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Edward sengaja menyuruh bekerja di tempat nya karna Edward ingin memonopoli nya
2024-03-06
1
Triiyyaazz Ajuach
boleh bekerja tapi bersamanya sama juga bohong Edwar
2023-05-09
1