Audrey membuka matanya, ia melihat sosok pria tampan tertidur di sampingnya. Pria yang sudah merenggut miliknya yang paling berharga. Audrey mendengus saat merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk dan perih pada intinya.
Entah berapa lama Edward melakukan penyatuan dengannya. Audrey berusaha untuk turun dari ranjang tapi niatnya terhenti saat sebuah tangan kekar menahannya.
" Kau mau kemana, baby ? " tanya Edward dengan suara khas orang bangun tidur.
" A... Aku mau mandi " jawab Audrey tanpa ingin melihat Edward.
Kaki Audrey menyentuh lantai, namun ia mendesis menahan perih. Edward bergegas bangun dan turun dari ranjang. Ia kemudian menggendong Audrey menuju kamar mandi.
Edward juga mengisi air hangat dan minyak esensial dengan wangi vanilla ke dalam bathtub untuk Audrey.
" Terima kasih, Tuan " ucap Audrey saat Edward membawanya masuk ke dalam bathtub.
" Anda bisa keluar, aku bisa mandi sendiri " ucap Audrey mengusir Edward.
" Tidak, aku akan mandi bersamamu " sahut Edward kemudian tanpa banyak bicara, pria itu ikut masuk ke dalam bathtub dan duduk di belakang Audrey.
Edward memijat pundak Audrey, memberikan rasa nyaman dan merileksasi gadis yang kini sudah menjadi seorang wanita berkat ulahnya.
Awalnya Edward hanya memijat saja, namun semakin lama pijatan itu turun ke dada Audrey. Edward juga menciumi leher dan tengkuk Audrey.
" Tu... Tuan... " d***h Audrey.
" Kau membuatku candu, Audrey ! Aku selalu menginginkanmu lagi dan lagi " ucap Edward.
Dan akhirnya terjadi lagi, pertempuran di pagi hari.
Audrey mencebik kesal sambil mengenakan pakaiannya. Bagaimana ia tidak kesal seharusnya ia bisa merilekskan diri saat mandi justru ia harus melayani hasrat Edward yang menjadi-jadi.
Sementara Edward yang sudah rapi, hanya tersenyum tipis melihat wajah Audrey yang merengut seperti itu.
" Baby, kalau wajahmu seperti itu maka aku akan memberimu denda... " ucap Edwar dengan senyum licik.
Audrey menghembus nafasnya lalu berusaha menenangkan dirinya. Menghadapi Edward tidak boleh dilawan dengan emosi. Audrey hanya melirik Edward dengan malas.
" Baby... Kau mau pesan apa untuk sarapan kita ?" tanya Edward perhatian.
" Terserah " sahut Audrey yang kini sudah terlihat cantik dan rapi meskipun memakai kemeja milik Edward yang terlihat seperti rok mini di tubuhnya.
Edward memeluk Audrey dan tentu saja alarm siaga langsung dinyalakan oleh Audrey.
" Tuan... Anda mau apa lagi ? " tanya Audrey waspada.
" Tidak ada, hanya ingin memelukmu seperti ini " jawab Edward sambil mengeratkan pelukannya dan menopangkan dagunya di pundak Audrey.
Edward mencium harumnya rambut Audrey dan wangi tubuh Audrey yang entah mengapa membuatnya begitu nyaman. Cukup lama mereka berada dalam posisi Edward mendekap tubuh Audrey yang berdiri membelakanginya.
Bel apartemen berbunyi, membuat Audrey dengan segera melepaskan tangan Edward dari perutnya.
" Ada tamu, Tuan. Biar ku buka pintunya " ucap Audrey mencoba mengalihkan perhatian Edward.
" Biar aku yang buka, kau tunggu saja disini. Aku tidak ingin orang lain melihatmu seperti ini " sahut Edward lalu beranjak keluar dari kamar.
Edward membuka pintu dan melihat wajah Rico disana.
" Ck... Ada urusan apa kau kemari pagi-pagi begini ? " tanya Edward dengan ketusnya karena membuat kegiatannya terganggu.
Apa ? Siang bolong begini, disebut pagi-pagi ?
Rico menghela nafasnya,
" Maaf Tuan, ini sudah pukul 11 siang " jawab Rico membetulkan ucapan pimpinannya yang sedang gila. Ya, gila wanita...
" Kau pikir aku tidak tahu ? Lagi pula ini belum jam 12, jadi masih termasuk pagi " sahut Edward tak mau salah.
Rico mendengus namun tetap menahan dirinya agar tidak emosi.
" Jadi ada masalah apa ? " tanya Edward lagi sambil masuk ke dalam apartemennya diikuti oleh Rico.
" Anda ada meeting setelah makan siang, Tuan " jawab Rico.
" Kau saja yang menghandlenya ! " seru Edward sambil duduk santai di sofa.
" Maaf Tuan... Tapi, ini meeting dengan perusahaan Skyland dan mereka hanya ingin bertemu dengan anda langsung. Bukankah anda sendiri yang memberi janji untuk bertemu mereka ? "
" Benarkah ? Aku sudah lupa ! Batalkan saja " ucap Edward dengan entengnya.
" Anda mengatakan itu kepada Nona Claire, sekretaris dari Tuan Ramon " jelas Rico.
" Claire ? Oh, wanita seksi itu... " ucap Edward tersenyum mesum membayangkan saat ia menghabiskan malam dengan wanita bertubuh seksi itu.
" Baiklah, aku akan segera bersiap ! Kau tunggu disini ! " seru Edward lalu bergerak menuju kamarnya.
Rico menunggu sambil mencari keberadaan Audrey. Ia khawatir dengan keadaan Audrey karena Rico tahu betul bagaimana ganasnya Edward jika berada di atas ranjang. Bahkan pria itu bisa berganti 3 orang wanita dalam satu malam.
Edward masuk ke dalam kamarnya dan melihat Audrey yang duduk di tepi ranjang.
" Baby... Aku ada pekerjaan penting. Mungkin aku tidak pulang. Jadi tidak perlu menungguku, istirahatlah " ucap Edward sambil mengecup kening Audrey.
Audrey mengambilkan stelan pakaian kerja beserta jas dan dasinya untuk Edward. Edward dwngan segera mengganti pakaiannya dan meminta Audrey untuk memakaikannya pakaian. Audrey menurut, ia memakaikan pakaian pada Edward tentu saja atas perintah pria tampan itu.
Setelah penampilannya rapi, Edward mengecup bibir Audrey namun kecupan itu berubah menjadi ******* lantas Edward melepas ciumannya dan mengusap bibir Audrey yang sedikit bengkak karena ulahnya.
" Kalau saja, tidak ada meeting penting hari ini. Aku pasti akan menghabisimu, baby... " ucap Edward sembari menatap wajah Audrey yang begitu cantik.
" Nanti aku akan memesankanmu makanan " ucap Edward.
" Tidak perlu, Tuan. Aku akan memasak apa yang ada di dapur saja " tolak Audrey.
" Kau yakin akan memasak ? " tanya Edward sedikit ragu.
" Anda tidak percaya jika aku bisa memasak ? Atau anda khawatir aku akan mengacaukan dapur anda ? " selidik Audrey.
" Tidak, bukan itu Baby... Aku hanya takut jika tidak ada bahan makanan di dalam kulkas... " tukas Edward.
" Tidak apa Tuan, aku akan mengolah bahan yang ada saja " sahut Audrey.
" Ok. Nanti kita belanja bersama ! Aku akan menemanimu membeli bahan makanan. Aku pergi dulu, Baby. Jangan keluar dari apartemen dan jangan menerima tamu jika aku tidak ada " ingat Edward.
Audrey mengangguk patuh.
" I will be right back soon ! " ucap Edward menatap Audrey kemudian keluar dari kamar.
" Ayo, kita berangkat ! " seru Edward melangkahkan kakinya menuju pintu.
Sementara Rico tengah melihat sekeliling ruangan.
" Apa yang kau cari ? " tanya Edward heran melihat Rico yang seperti mencari sesuatu.
" Saya mencari Nona Audrey. Apa dia baik-baik saja Tuan ? " tanya Rico tanpa sadar menanyakan keberadaan wanita tuannya itu.
Edward menatap tajam pada Rico yang masih belum menyadari rasa tidak suka Edward.
" Untuk apa kau mencarinya hah ? " tanya Edward bernada tak suka.
" Saya hanya ingin memastikan jika Nona Audrey baik-baik saja " jawab Rico jujur.
Rico tidak menyadari jika jawabannya itu justru membuat Edward emosi.
" Tentu saja dia baik-baik saja. Kau pikir aku menyakitinya hah ? Lagi pula kau tidak punya hak untuk mengkhawatirkannya karena dia adalah WANITAKU. Apa kau mengerti ? " sentak Edward.
Dan Rico pun terkesiap, ia merutuki ucapannya tadi.
Astaga, dasar bodoh !!
" Maafkan saya, Tuan ! Saya tidak bermaksud apapun... " ucap Rico menundukkan kepalanya.
" Kau harus ingat jika Audrey itu milikku ! Jangan coba-coba mendekatinya " seru Edward memberikan warning kepada Rico.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Syukurlah klo Audrey diperlakukan baik dan manis,anggap saja kamu jdi istri Simpanan nya,,,,karna tidak ada yng bisa kamu lakukan utk membayar hutang2 itu 😪😪
2023-10-19
2
Triiyyaazz Ajuach
Rico jgn bangunin macan nti kena terkam kamu
2023-05-09
1
stela
lanjut donk upnya jgn lama² kangen
2023-02-06
1