Edward memilih berlalu meninggalkan pria di hadapannya. Rasanya ia malas berurusan dengan pria itu. Pria yang sudah membuat ibunya meninggalkan sang ayah. Itulah yang membuat Edward gemar bermain wanita.
Edward melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang ibu memilih untuk pergi meninggalkan dirinya dan sang ayah yang tengah sakit demi bersama pria di hadapannya ini.
Ibunya memilih untuk berpisah dan menikah lagi. Hingga menyebabkan sang ayah yang sudah sakit, semakin bertambah parah penyakitnya dan membuatnya kehilangan sang ayah. Juga membuatnya secara tidak langsung menjadi pemilik perusahaan yang ditinggalkan oleh sang ayah.
Menjadi pemilik perusahaan di usia muda, membuat Edward harus bekerja keras dalam menjalani pendidikan dan menangani perusahaan. Beruntung sang ayah memiliki asisten yang begitu setia. Sehingga bisa menghandle urusan perusahaan selama Edward menyelesaikan studinya. Bahkan saking setianya, tangan kanan sang ayah itu kini mewariskan anaknya untuk menjadi asisten Edward. Rico adalah asisten Edward dan juga anak dari orang kepercayaan sang ayah.
" Kau tidak ingin bertemu dengan ibu dan adikmu ? " tanyanya sebelum Edward berjalan semakin jauh.
" Ibuku sudah lama mati dan aku tidak memiliki adik " jawab Edward tanpa menoleh ke belakang.
Ia tak lagi mau melihat pria itu. Pria yang sudah menghancurkan seluruh hidupnya.
Edward berjalan menuju ruang ganti, disana Audrey masih belum selesai berganti pakaian.
" Tuan... " ucap Audrey kaget karena tiba-tiba Edward berada di depan pintu.
" Aku sudah membayar pakaian itu, kau minta pelayan membungkusnya. Aku menunggumu di mobil ! " seru Edward kemudian meninggalkan Audrey.
Ada apa dengannya ?
Pikir Audrey.
Kening Audrey berkerut karena melihat perubahan air muka Edward yang tak seperti biasanya. Secepatnya ia mengganti pakaian lalu meminta pelayan untuk membungkus pakaian yang baru saja dibeli oleh Edward.
Audrey keluar dari butik dengan tergesa, bahkan ia sampai tidak melihat ada seseorang yang akan masuk ke dalam butik sehingga membuat mereka bertabrakan.
" Ah, maaf... Tolong maafkan saya, saya tidak melihat jalan " mohon Audrey sambil melihat siapa yang sudah ia tabrak.
" Tidak apa, Nak ! Lain kali kau harus memperhatikan langkahmu, ok " ucapnya lembut dengan senyuman tersungging di wajah cantiknya. Ia kemudian masuk ke dalam butik.
Wah, cantik sekali nyonya itu !
Batin Audrey memandangi wanita anggun itu dengan rasa kagum.
Tapi, kenapa wajahnya mirip seseorang ? Mirip siapa ya ?
Audrey berpikir keras, namun ia segera teringat jika pria mesum pemaksa itu sudah menunggunya di mobil. Oleh karena itu, Audrey segera menuju mobil Edward.
" Kenapa lama sekali ? " tanya Edward begitu Audrey masuk ke dalam mobil.
" Maaf Tuan, tadi ada sedikit insiden " jawab Audrey.
" Sudahlah, sekarang kita pergi ke supermarket " ucap Edward lalu melajukan mobilnya.
" Honey... Maaf aku terlambat, jalanan begitu macet. Kau sejak tadi berada disini ? " tanya wanita yang bertabrakan dengan Audrey tadi kepada seorang pria.
" Hem... Tebak aku bertemu siapa ? " tanyanya.
" Siapa ? Apa aku mengenalnya ? " wanita itu justru balik bertanya penuh rasa penasaran.
" Edward... Anak kita " jawab pria itu.
" Edward ? Kau bertemu dengannya ? Lalu dimana dia sekarang ? " tanya wanita itu melihat ke sekeliling ruangan butik.
" Dia sudah pergi " jawab pria itu lagi.
" Sepertinya kebenciannya tidak berkurang sedikitpun " tambahnya lagi dengan tatapan kosong.
" Mungkin semuanya akan berbeda jika dia mengetahui yang sebenarnya. Bahwa kau adalah ayah kandungnya " sahut sang wanita.
" Shareena... Apakah dia akan menerimaku sebagai ayah kandungnya ? " tanya pria itu lagi.
" Tentu saja Arsen, yang perlu kita lakukan sekarang adalah menjelaskan semuanya kepadanya. Aku yakin lambat laun dia akan mengerti " jawab wanita itu sambil meraih tangan sang suami.
" Ya, mungkin kita memang harus menemuinya " ucap pria tersebut sambil mengecup tangan sang istri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu, Edward mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Moodnya menjadi buruk saat bertemu pria tadi.
" Tuan... Bisakah kau menjalankan mobilnya sedikit lebih pelan " ungkap Audrey sambil memegangi seat belt.
Namun Edward seolah tuli. Ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
" Hei, Tuan Edward ! Kalau kau ingin mati, mati saja sendiri ! Tidak perlu mengajakku untuk ikut mati bersamamu " sentak Audrey dan sepertinya itu berhasil karena Edward kini mulai memperlambat laju kendaraannya dan ia memilih untuk menghentikan mobilnya di tepi jalan.
" Maaf... Maafkan aku " ucap Edward lirih.
Kini Edward menempelkan dahinya pada kemudi mobil. Melihat hal itu, tentu saja membuat Audrey merasa bingung dan khawatir sebab pria di sampingnya ini seolah kehilangan jiwanya.
" Are you ok ? " tanya Audrey memberanikan diri menyentuh lengan Edward yang masih bergeming di tempatnya.
" Tuan... Edward ! Jangan membuatku panik " sentak Audrey sambil menggoyang tubuh Edward.
Edward mengangkat wajahnya lalu segera menarik tangan Audrey agar mendekat dan ia bisa memeluk tubuh Audrey. Mencium aroma tubuh Audrey yang selalu bisa membuatnya nyaman.
Audrey tak mengelak, ia tahu pasti apa yang diinginkan pria itu. Edward meletakkan kepalanya pada ceruk leher Audrey lalu mengusel wajahnya disana. Audrey hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Edward.
Tak lama, tangan Edward sudah menjelajah di tubuh Audrey. Ia bahkan sudah berhasil melepaskan pengait b*a milik Audrey. Bahkan kini Edward sudah menurunkan jok kursi yang diduduki oleh Audrey.
Edward terus mencumbu Audrey, tak peduli jika ini berada di tepi jalan. Satu-satunya jalan untuk menurunkan emosinya saat ini adalah bercinta dengan Audrey.
" Tuan, apa yang kau lakukan ? Kita ada di tepi jalan " ucap Audrey berusaha mencegah Edward melakukannya.
Namun Edward seolah tak peduli. Ia terus melahap bibir seksi Audrey sambil membuka kancing kemeja miliknya. Bahkan Edward kini sudah berhasil melepaskan kemeja miliknya dan menarik pakaian dalam Audrey.
" Aww, Tuan " desis Audrey saat Edward menghisap kedua gundukan milik Audrey.
" Kumohon, jangan melakukannya disini ! " Audrey masih berusaha untuk menyadarkan Edward dari tindakan gilanya ini.
Audrey kemudian mencium bibir Edward yang kepalang berkabut gairah.
" Aku akan melakukannya di rumah. Jadi sebaiknya kita pulang saja. Aku akan memuaskanmu ! " ucap Audrey yang tentu saja membuat Edward menyeringai licik.
" Baiklah jika itu maumu ! Aku akan membiarkanmu memimpin untuk memuaskanku"
Glek...
Astaga, sepertinya aku sedang menggali kuburku sendiri.
Edward kini bangkit dari tubuh Audrey kemudian merapikan pakaiannya kembali. Begitupun dengan Audrey yang langsung mengenakan kembali pakaiannya. Edward langsung tancap gas tetapi ia tidak kembali ke apartemen. Ia memilih untuk menyewa kamar hotel saja, karena kedua kepalanya yang atas dan bawah sudah terasa cenat cenut.
Audrey dan Edward kini berada di dalam sebuah kamar hotel dengan tipe suite room. Bahkan kini Edward sudah menanggalkan seluruh pakaiannya. Melihat hal itu, nyali Audrey menjadi ciut. Sungguh tadi ia hanya ingin membuat Edward mengalihkan perhatiannya saja. Tapi ternyata, Audrey sudah salah langkah. Dan sekarang ia harus siap dengan konsekuensi dari apa yang ia tawarkan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
berarti ada kesalah pahaman antara Edward dan org tua kandungnya
2023-05-09
2
stela
🤣🤣🤣🤣lanjut
2023-02-24
2