Audrey membuka matanya, ia merasakan remuk di tubuhnya. Bagaimana tidak, jika Edward terus saja menggempurnya tanpa kenal ampun.
Audrey melihat tak ada pria itu disampingnya, bahkan ketika matanya melihat sekeliling tidak ada tanda-tanda kehadiran pria itu. Audrey menghirup nafasnya dalam-dalam. Ia kini merasa seperti seorang wanita murahan yang ditinggalkan begitu saja setelah merasa terpuaskan.
Audrey menyandarkan kepalanya pada headboard ranjang. Ia tersenyum miris, melihat tubuhnya yang polos dan terdapat bekas keunguan di dada dan bagian tubuh lainnya.
Apa yang kuharapkan ? Ingat Audrey, kau hanya wanita pemuasnya saja ?
Astaga ! Aku pasti sudah tidak waras...
Mengapa aku justru merindukannya disampingku ?
Gumam Audrey dalam hati. Entah mengapa ia merasa ada yang hilang saat Edward tak ada disampingnya saat ia bangun. Beberapa hari tinggal bersama dengan pria itu membuatnya terbiasa, meskipun pria itu sudah memaksanya menyerahkan miliknya yang paling berharga.
Lantas Audrey turun dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia merendam tubuhnya di dalam bathtub yang berisi air hangat, ia juga mencampur minyak essential dengan aroma therapy yang bisa menenangkannya. Setelah puas berendam, Audrey pun membilas tubuhnya.
Audrey berjalan keluar dari kamar mandi, lalu segera menuju walk in closet untuk mengambil pakaiannya. Audrey sama sekali tak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang terus mengikuti sikapnya bahkan kini ikut masuk ke dalam walk in closet.
" Haaawh... " pekik Audrey saat sepasang tangan kekar memeluk tubuhnya yang hanya terbalut pakaian dalam saja.
Bahkan Audrey sampai melepaskan pakaian yang akan dipakainya hingga jatuh ke lantai saking kagetnya.
" Kau wangi sekali, baby... " ucap Edward menghidu wangi yang menguar dari tubuh Audrey.
" Tu... Tuan... Sejak kapan anda berada disini ? " tanya Audrey berusaha menenangkan dirinya.
" Sejak kau keluar dari kamar mandi, aku mengikutimu baby " jawab Edward tanpa melepas pelukannya.
" Tolong, lepas Tuan ! Aku mau memakai baju " mohon Audrey berusaha melepas tangan Edward yang melingkari perutnya
" Tidak perlu pakai baju, begini saja. Kau terlihat lebih cantik jika seperti ini. Lagipula nanti aku akan melepaskan pakaianmu juga " ucap Edward dengan santainya. Ia justru semakin mengeratkan pelukannya bahkan menempelkan wajahnya ke ceruk leher jenjang Audrey lalu mengecupinya.
Audrey berusaha menahan agar tidak mengeluarkan suara lenguhan yang tentu saja akan membuat pria mesum itu berbuat lebih.
" Tu... Tuan... Anda tidak bekerja ? " tanya Audrey mencoba mengalihkan perhatian Edward.
" No, hari ini aku ingin menghabiskan waktu denganmu " jawab Edward.
" Hah ? Kenapa begitu ? " tanya Audrey lagi.
" Cause I want. Any problem ? " balas Edward balik bertanya.
Hanya gelengan kepala yang bisa Audrey lakukan. Ia sebenarnya bahagia karena pria itu ternyata tidak meninggalkannya begitu saja. Namun disaat yang sama ia juga merasa was was karena jika Edward seharian ini berada di apartemen, maka bisa dipastikan apa yang akan menimpanya.
Huft... !
Audrey menghembus nafasnya kasar.
Edward melepaskan pelukannya lalu mengambil pakaian Audrey yang tadi jatuh.
" Pakailah pakaianmu. Hari ini, aku akan menemanimu berbelanja. Kita akan pergi setelah sarapan " titah Edward lalu menyerahkan pakaian Audrey.
Audrey mengambil pakaian yang diserahkan oleh Edward lalu memakainya. Sementara Edward keluar dari kamarnya dan segera menuju meja makan.
Edward telah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Ia kini duduk sambil menunggu Audrey datang.
" Anda yang menyiapkan ini ? " tanya Audrey saat melihat sandwich dan jus jeruk di meja.
" Hem " jawab Edward sambil melahap sandwich yang ia buat.
" Duduklah dan kita sarapan bersama " seru Edward.
Dengan patuh, Audrey duduk di hadapan Edward. Edward mengambilkan sandwich yang ia buat ke atas piring Audrey.
" Bagaimana rasanya ? " tanya Edward.
" Not bad. Aku tidak menyangka jika anda pintar memasak " jawab Audrey.
" Tentu saja, aku memang pintar. Pintar berbisnis, memasak, bahkan sangat pintar bermain di ranjang. Benar kan ? " ucap Edward bangga. Ia bahkan menaik turunkan alisnya, lengkap dengan seringai di wajahnya.
Oh my God ! Selalu saja berkaitan dengan urusan ranjang. Dasar pria mesum !!
Umpat Audrey dalam hati. Ia menarik nafasnya dalam-dalam.
" Jangan mengumpatiku baby ! Karena aku tahu kau menikmati permainanku " celetuk Edward yang tentu saja langsung membuat Audrey terbatuk.
Edward segera memberikan segelas air putih pada Audrey yang langsung diminum oleh Audrey.
" Slow down, baby... " seru Edward sambil menatap gadis cantik itu.
Ditatap seperti itu oleh Edward membuat jantung Audrey berdebar kencang.
Mengapa jantungku berdetak tak karuan. Ah, tidak... Ini tidak boleh terjadi !
Audrey memejam sambil menggeleng-geleng kepalanya.
" Hei... Whats wrong with you baby ? " tanya Edward heran.
" Nothing " jawab Audrey singkat.
" Kita bisa pergi sekarang, Tuan " ucap Audrey sambil membereskan peralatan makannya menuju bak cuci piring.
" Baiklah, ayo kita pergi ! " seru Edward lalu menarik tangan Audrey.
Kembali rasa itu menjalar ke seluruh bagian tubuh Audrey saat Edward menggenggam tangannya.
" Tuan... Tolong lepas ! " pinta Audrey sambil memegangi tangan Edward.
" Biarkan saja begini, kau keberatan ? " tanya Edward menatapi Audrey.
Audrey menggeleng lemah, ia tak berani menatap Edward.
" Ya sudah, Tidak perlu protes dengan yang aku lakukan karena kau adalah milikku. Dan jangan pernah melepaskan genggamanku. Karena aku tidak suka itu ! " tegas Edward lalu berjalan menuju pintu.
Mendengar ucapan Edward, membuat hati Audrey sedikit tercubit. Ia hampir saja lupa, jika pria disampingnya ini hanya menganggapnya barang pemuas hingga semua utangnya lunas.
Baiklah Audrey... Cukup lakukan saja kewajibanmu sampai selesai. Dan setelah itu, kamu bebas melakukan apapun. Jangan pernah menyimpan rasa pada pria sepertinya !
Batin Audrey dalam hati.
Mereka kini berada di dalam mobil milik Edward dan segera meluncur ke sebuah butik ternama. Edward membuka pintu saat sudah tiba di depan butik tersebut. Tak lupa pria itu membukakan pintu untuk Audrey.
" Mengapa kita datang kemari Tuan ? Bukankah kita akan berbelanja untuk keperluan apartemen dan dapur ? " tanya Audrey heran.
" Kita akan membeli gaun untukmu " jawab Edward sambil menggandeng tangan Audrey.
" Tapi untuk apa, Tuan ? " tanya Audrey lagi.
" Karena kau akan menemaniku datang ke pesta pernikahan sahabatku. Dan aku ingin kau terlihat cantik " jawab Edward santai.
" Maksud anda ? Aku menemani anda ke pesta ? " Audrey kembali bertanya.
" Ya, sudah jangan banyak bertanya ! " jawab Edward lalu ia menyuruh pegawai butik untuk mencarikan gaun yang pas untuk Audrey.
Setelah mencoba beberapa gaun, akhirnya pilihan Audrey atau lebih tepatnya pilihan Edward jatuh pada gaun berwarna merah yang begitu sempurna di tubuh Audrey. Warnanya sangat kontras dengan kulit putih Audrey. Dan tentu saja membuat Edward tak bisa berkata apapun. Hanya juniornya saja yang bereaksi hingga membuat celana panjangnya terasa sesak.
D**n... ! Hanya melihatnya saja, dia langsung on fire
Rutuk Edward.
Edward lalu segera meminta pelayan butik membungkusnya. Audrey pun segera berganti pakaian kembali, sementara Edward duduk menunggu Audrey.
" Halo, Ed... Apa kabar ? Lama tidak bertemu... "
Edward langsung mendongak saat seseorang menyapanya. Dan saat melihatnya, ia menatap tajam, rahangnya mengeras sementara tangannya mengepal kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
siapa yang menyapa Edward..
2024-03-05
1
Triiyyaazz Ajuach
siapa ya ??
2023-05-09
1
IP3Y
Semangat up ya kakak💪🏼💪🏼🤗
2023-02-23
1