Edward menatap wajah Audrey yang tertutup rambut saat ia terbangun dari tidurnya. Ia merapikan helaian rambut yang menutupi wajah Audrey sehingga ia bisa dengan jelas wajah cantik Audrey.
Mungkinkah aku jatuh cinta padamu ?
Edward kemudian mengecup bibir Audrey dengan lembut dan setelahnya ia bangkit menuju kamar mandi.
Audrey membuka kelopak matanya yang terasa begitu berat. Ia menatap ke samping tempat tidurnya dan tidak menemukan Edward disana. Namun tak lama, pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok pria yang dicarinya.
Harus Audrey akui pesona pria mesum pemaksa itu benar-benar kuat. Terlebih lagi saat ini, ia hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya. Memperlihatkan tubuhnya yang begitu seksi. Tubuh itulah yang selalu bergerak di atas tubuh Audrey.
Astaga, otakku pasti sudah terkontaminasi !
rutuk Audrey dalam hati lalu menutupi wajahnya dengan selimut.
Melihat hal itu, Edward tersenyum licik. Ia mendekati Audrey lalu membuka selimut yang menutupi Audrey.
" Kau tidak ingin membersihkan tubuhmu, baby ?" tanya Edward sembari melihat wajah dan tubuh Audrey yang polos.
Audrey dengan segera menutup kembali tubuhnya namun ia kalah cepat karena kini Edward justru menindih kembali tubuhnya.
" Aku suka dengan pelayananmu tadi " ucap Edward dengan seringai yang membuat wajahnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan.
Audrey menahan nafasnya saat wajah Edward berada tepat di depan wajahnya. Bahkan Audrey bisa mencium wangi sabun yang menguar dari tubuh Edward.
Audrey mendorong tubuh Edward lalu berlari menuju kamar mandi. Sementara Edward justru tertawa kecil melihat sikap Audrey.
Audrey segera membersihkan dirinya dengan mengguyur tubuhnya dengan shower. Bayangan dirinya yang bergerak di atas tubuh Edward berseliweran di kepalanya. Apalagi ketika Edward memintanya menaikkan tempo gerakannya, ia pun menurutinya bahkan menikmatinya juga.
" Ya ampun, Audrey ! Bisa-bisanya kau menikmatinya juga " gumam Audrey mengumpati dirinya sendiri yang justru semakin masuk ke dalam pusaran permainan Edward.
Audrey pun selesai membersihkan diri. Ia segera keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang hanya menutupi bagian dada sampai pangkal paha.
Edward sudah berpakaian rapi. Ia duduk di tepi ranjang sambil menatap Audrey yang terlihat begitu segar setelah mandi.
" Kau menggodaku lagi, Audrey " ucapnya santai.
" A, Aku tidak berniat menggoda anda, Tuan " jawab Audrey serba salah.
" Ya kau memang tidak berniat menggodaku, tapi aku selalu tergoda olehmu " sahut Edward berjalan menuju tempat Audrey berdiri.
Audrey tidak bisa menghindar saat kini Edward sudah melingkarkan tangannya di perut Audrey lalu mengecupi ceruk lehernya.
" Aku selalu ingin bersamamu, Audrey " bisik Edward terasa begitu manis dan tulus.
Audrey berusaha menahan rasa yang menyerangnya.
" Tuan... "
" Panggil aku Edward saja jika kita hanya berdua seperti ini. Terdengar lebih akrab rasanya " titah Edward.
" Ed... " ucap Audrey lirih saat Edward terus mengecupi leher dan bahunya.
" Yes, baby... Say my name, i like that " sahut Edward tanpa menghentikan kegiatannya
" Ed... Stop it ! Aku mau pakai baju dulu " seru Audrey.
Bukannya berhenti, Edward justru semakin nakal. Tangannya kini bergerak menyusuri perut dan dada Audrey membuat Audrey menggigit bibir bawahnya. Bahkan dengan mudahnya, Edward menarik handuk yang menutup tubuh Audrey.
" Kamu selalu sexy, baby. I like it ! " ucap Edward dengan tatapan kagum dan mesum.
" Ed... ! " Audrey menatap tajam pada Edward lalu merebut handuk yang ada di tangan Edward.
" Kau semakin seksi ketika marah, baby " goda Edward lagi.
Audrey memutar bola matanya. Kali ini ia tak meladeni Edward. Ia langsung memakai pakaiannya.
Setelah berpakaian, Audrey duduk di sofa. Edward pun mendekati Audrey dan ikut duduk di sampingnya. Audrey bergeser, menjaga jarak dari pria itu. Ia harus waspada karena pria itu selalu tiba-tiba menyerangnya.
" Hei, mengapa kau menjauh dariku ? Kemarilah !" seru Edward sambil menepuk sisi kosong sofa yang ada di sampingnya.
" Berjanjilah, kau tidak akan melakukan hal macam-macam " ucap Audrey berhati-hati.
" Oh my god, baby... Memangnya aku melakukan apa ? Hanya sedikit melakukan peregangan otot " sahut Edward.
Apa ? Dia bilang sedikit peregangan otot ?
" Peregangan otot yang bisa membuat kita berdua merasakan surga dunia " tambah Edward lagi dengan santai.
" Tidak, sebaiknya aku disini saja " tolak Audrey.
" Ck, baiklah. Karena kau tidak mau mendekat, kalau begitu aku saja yang mendekatimu " ucap Edward lalu secepatnya membaringkan kepalanya di atas paha Audrey lalu memejamkan matanya.
" Ed... "
" Biarkan begini baby, rasanya begitu nyaman " ucap Edward lalu memiringkan tubuhnya dan melingkarkan tangannya ke pinggang Audrey.
Dasar modus !!
Audrey menghela nafasnya, ia tidak bisa bergerak karena kini Edward memeluknya dengan erat.
" Ed... " panggil Audrey.
" Hem... " sahut Edward tanpa membuka matanya bahkan ia malah asyik menduselkan wajahnya ke perut Audrey.
" Sebenarnya tadi kau kenapa ? " tanya Audrey sembari melihat wajah Edward yang kini menghadap perutnya.
" Tidak apa. Hanya bertemu pengganggu saja " jawab Edward asal.
" Pengganggu ? " tanya Audrey bingung.
" Ya, orang yang sudah membuat hidupku berantakan " jawab Edward lagi, dari nada suaranya tersirat kebencian yang mendalam sehingga Audrey memutuskan untuk tidak memperpanjang bahasan itu.
Kini Audrey mengelus rambut Edward dengan lembut yang membuat Edward menatap wajah Audrey.
" Audrey apa kau membenciku atas apa yang sudah kulakukan padamu ? " tanya Edward.
Entahlah, tidak ada angin dan tidak ada hujan tiba-tiba saja Edward menanyakan hal itu.
" Apa jawabanku itu penting bagimu ? " tanya Audrey balik.
" Sure " jawab Edward.
" Ya, pada awalnya aku membencimu. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun. Aku sadar diantara kita hanyalah hubungan saling menguntungkan. Kau sudah menolongku dan sudah sepantasnya aku memberikan ganti atas apa yang telah kau lakukan untukku " ucap Audrey.
" Lalu, apa nanti kau akan meninggalkanku setelah semuanya usai ? " lirih Edward.
" Tentu saja. Lagipula tidak ada ikatan diantara kita. Hanya perjanjian utang piutang saja yang mengikat kita berdua " jawab Audrey apa adanya.
" Jika aku mengikatmu ? Apakah kau akan meninggalkanku ? " tanya Edward lagi, kali ini ia menatap dengan serius
" Kau mengikatku ? " tanya Audrey kaget namun sedetik kemudian ia terkekeh mendengarnya.
" Ayolah, Tuan Edward. Pria sepertimu tentu tidak bisa terikat dengan satu wanita saja. Dan aku tidak ingin makan hati karena itu " jelas Audrey.
" Bagaimana jika aku ingin mengikatmu ? Maukah kau berjanji selalu berada di sisiku ? " tanya Edward lagi.
" Astaga, sepertinya anda sedang sakit Tuan Edward " ucap Audrey sambil meraba kening Edward.
Edward meraih tangan Audrey dari keningnya.
" I'm mean it " tegas Edward yang membuat Audrey seketika terdiam.
Audrey menggelengkan kepalanya, baginya tidak akan pernah ada kesempatan untuk bersama dengan Edward meskipun pria itu yang sudah merenggut miliknya yang paling berharga.
" Kau tidak ingin terikat denganku ? " tanya Edward memicingkan matanya.
" Aku ini hanyalah mainanmu. Mana mungkin aku bisa terikat denganmu sedangkan kau memiliki banyak mainan lain. Aku terikat denganmu hanya sampai perjanjian kita selesai " jawab Audrey.
" Lalu bagaimana jika aku yang ingin terikat denganmu ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
baguslah kalau Edward bisa mengikat Audrey dengan pernikahan
2024-03-05
2
Triiyyaazz Ajuach
klau mau Audrey terikat dgnmu Edward maka sudahi petualangan ranjangmu dgn byk wanita saatnya insyaf
2023-05-09
1
stela
ikat jangan sampai terlepas♥️
2023-02-25
2