Edward dan Rico akhirnya pergi dari apartemen. Audrey segera keluar dari kamar, begitu kedua orang itu berlalu.
Ia segera menuju ke dapur dan melihat ada bahan makanan apa yang bisa ia jadikan bahan masakan. Audrey membuka lemari es, tak banyak bahan makanan disana dan pilihan Audrey akhirnya jatuh pada kentang, susu dan keju. Ia akan membuat mashed potato.
Sementara itu, Edward dan Rico kini sudah dalam perjalanan menuju ke kantor. Rico memberikan berkas yang akan dibahas pada saat meeting kepada Edward. Edward nampak begitu serius mempelajarinya.
" Tuan... Apa anda benar-benar akan melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaan Skyland ? " tanya Rico.
" Tergantung keuntungan apa yang bisa kita dapatkan. Ya selain, wanita seksi itu tentunya " jawab Edward tersenyum sendiri.
Edward berpikir jika ia akan menghabiskan malam panas bersama Claire, sekretarisnya Tuan Ramon.
Melihat Edward yang tersenyum sendiri, membuat Rico menyadari jika Bosnya itu tentunya sedang membayangkan hal-hal mesum.
Sudah ada yang memuaskan milik pribadi, ini masih menginginkan barang milik umum...
Batin Rico sambil menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir, untuk apa Tuannya ini menyimpan seorang wanita di apartemennya tetapi dia masih suka berpetualang di ranjang dengan para wanita.
Sungguh sial sekali nasib anda Nona Audrey...
batin Rico lagi merasa kasihan dengan nasib Audrey.
" Apa yang kau pikirkan ? " tanya Edward penasaran karena melihat Rico yang menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Tidak ada, Tuan " jawab Rico terperanjat dengan pertanyaan dari Edward.
" Kau yakin tidak memikirkan apapun ? " selidik Edward sambil memicingkan matanya.
Rico yang melihat raut wajah tuannya yang tak bersahabat dari spion mobil hanya bisa menelan salivanya dengan berat
" Ti... Tidak ada, Tuan " jawab Rico tergagap.
" Kau yakin tidak ada ? Edward mengangkat sebelah alisnya.
" Yakin Tuan " jawab Rico singkat.
Sebenarnya Edward tidak puas dengan jawaban Rico. Hanya saja ia sedang malas berdebat dengan asistennya itu.
Edward meraih ponselnya, ia lalu memeriksa cctv yang terhubung dengan samrtphonenya. Ia memperhatikan Audrey yang dengan lincahnya mengolah makanan yang ada di dapur. Kemudian ia melahap makanan yang telah ia buat.
Sudut bibir Edward terangkat saat melihat Audrey yang begitu menggemaskan saat memakai apron. Belum lagi cara makan Audrey yang begitu lahap. Seperti orang uang baru saja menemukan makanan setelah seharian tidak mendapatkan makan. Atau memang itulah yang sebenarnya dirasakan oleh Audrey, merasa lapar setelah semalaman digempur ditambah serangan pagi yang dilakukan olehnya.
Lama Edward memperhatikan layar ponselnya, hingga Rico menginterupsi kegiatannya dan mengatakan jika mereka sudah sampai di kantor.
Edward dan Rico lantas menuju ruang meeting dimana Tuan Ramon dan sekretarisnya, Claire sudah menunggu.
Claire tersenyum lebar saat pria tampan sejuta pesona itu memasuki ruangan. Edward mengedipkan sebelah matanya pada wanita itu yang tentu saja membuat Claire merasa bangga. Claire yakin, setelah ini Edward pasti akan mengajaknya menghabiskan malam bersamanya.
Meeting pun segera dilakukan dan berakhir dengan kesepakatan kerja sama antara kedua perusahaan.
" Semoga hubungan kerja sama kita berjalan lancar, Tuan Edward " ucap Tuan Ramon sambil menjabat tangan Edward.
" Saya harap begitu, Tuan. Terkma kasih atas kepercayaan anda untuk menjalin kerja sama bersama kami " sahut Edward menyambut uluran tangan Tuan Ramon.
" Baiklah, kalau begitu saya permisi. Jika ada yang anda butuhkan, anda bisa menghubungi saya langsung atau menghubungi Claire " ucap Tuan Ramon kemudian undur diri.
Sementara Claire sengaja memperlambat langkahnya agar bisa berbicara dengan Edward lebih dulu. Claire mendekati Edward lalu mengulurkan tangannya dan disambut dengan elusan serta ciuman di pucuk tangan oleh Edward.
" I am waiting yor call " bisik Claire menggoda Edward dengan membusungkan dadanya hingga terlihat belahan yang menggiurkan.
" Just wait me ! " seru Edward sambil meremas bokong sintal milik Claire.
Melihat hal itu, Rico hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Hingga kemudian Tuan Ramon dan Claire sudah meninggalkan ruangan.
Edward kembali ke ruang kerjanya diikuti oleh Rico.
" Rico, berikan kunci mobilmu ! " seru Edward memberi perintah.
Rico mengernyitkan dahinya.
" Maaf, tapi untuk apa anda meminta kunci mobil saya, Tuan ? " tanya Rico yang sepertinya sudah bisa membaca maksud dan tujuan atasan mesumnya itu.
" Cih... Jangan pura-pura bodoh. Tadi kan kau menjemputku, karena itu aku tidak membawa mobilku sendiri " jawab Edward.
" Kalau begitu, biar saya mengantar anda pulang Tuan " ucap Rico kemudian.
" Aku ada keperluan lain, jadi tidak akan pulang ke apartemen " sahut Edward santai.
" Keperluan bersama Nona Claire " tebak Rico.
Edward mengulum senyum, asistennya ini memang benar-benar tahu pikirannya.
" Hemm... Kau pulang pakai mobil kantor saja ! " seru Edward.
Rico menghela nafasnya
Kenapa tidak anda saja yang menggunakan mobil kantor ? rutuk Rico dalam hati.
" Kenapa ? Kau tidak suka ? " tanya Edward sembari mengangkat dagunya dan menatap Rico.
" Tidak Tuan... Anda bebas memakainya, bahkan setiap hari memakainya pun tidak apa " jawab Rico lalu dengan segera menyerahkan kunci mobil miliknya kepada Edward.
Edward tersenyum penuh kemenangan. Ia mengambil kunci yang diberikan oleh Rico lalu beranjak.
" Anda mau kemana lagi Tuan ? " tanya Rico.
" Ra ha si a " jawab Edward sambil berlalu meninggalkan Rico.
" Hah... Begini nasib punya Bos penjahat ranjang" keluh Rico yang tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan kebiasaan buruk atasannya itu.
Dulu, Rico sempat berharap bosnya itu akan berubah saat bertemu dengan Kaylee. Ia yakin jika Kaylee bisa merubah Edward, hanya saja takdir berkata lain. Justru Austin, sahabat dari Edward yang bisa mendapatkan Kaylee. Tentu saja, karena kebodohan yang dilakukan oleh Edward sendiri.
Lagi pula, wajar jika wanita baik-baik seperti Kaylee tentunya tidak ingin berhubungan dengan pria yang senang tidur dengan banyak wanita. Karena itu, Kaylee selalu menolak Edward.
Dan kini, harapan Rico beralih kepada Audrey. Gadis polos yang baru saja menjadi mainan Edward. Ia berharap kehadiran Audrey bisa merubah sifat Edward yang gemar bermain wanita.
Rico menghela nafas panjang. Rasanya kepalanya terasa berdenyut-denyut jika memikirkan kelakuan atasannya itu.
Sementara, pria yang jadi biang keroknya justru kini baru saja check in di sebuah hotel. Ia tengah menunggu kedatangan Claire disana. Edward kini tengah berbaring di atas ranjang empuk berukuran besar. Ia hanya mengenakan bath robe saja setelah sebelumnya mandi terlebih dahulu.
Hingga tak lama kemudian, terdengar pintu kamarnya diketuk. Edward membuka pintu dan dilihatnya Claire disana. Wanita itu segera masuk lalu mencium bibir Edward. Edward dengan senang hati membalas perlakuan Claire padanya. Hingga akhirnya mereka bercumbu di atas ranjang.
" Tuan, biarkan saya mandi lebih dulu, supaya lebih segar " ucap Claire dengan manja.
" Tidak perlu, bukankah nanti kau juga akan mandi lagi " sahut Edward sambil mengecupi leher dan pundak Claire.
" Tapi Tuan... Saya ingin memberikan pelayanan terbaik untuk anda. Jadi bersabarlah " ucap Claire mengecup bibir Edward lantas berjalan menuju kamar mandi.
Edward menyeringai, apa lagi yang bisa membuatnya begitu bahagia selain bercinta. Sambil menunggu Claire selesai membersihkan tubuh, Edward melihat ponselnya. Entah mengapa pikirannya selalu ingin mengawasi Audrey
Edward melihat jika Audrey baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bath robe. Rambutnya ia ikat ke atas sehingga menampakkan leher jenjangnya. Kemudian ia melepas bath robe dan segera memakai pakaian tidur yang telah disiapkan oleh Edward. Sepertinya Audrey tidak tahu jika Edward sudah memasang CCTV di kamarnya.
" Damn ! Kenapa dia begitu menggoda. Rasanya aku tak tahan untuk menyentuhnya " gerutu Edward yang kemudian segera memakai pakaiannya.
Edward sudah kembali berpakaian saat Claire keluar dari kamar mandi.
" Lho Tuan... Anda mau pergi kemana ? " tanya Claire bingung.
" I'm sorry Claire. Ada urusan penting yang harus aku lakukan. Kita bisa melakukannya lain kali, Ok !" ucap Edward lalu segera meninggalkan Claire yang menekuk wajahnya kecewa.
Edward segera meninggalkan hotel untuk kembali ke apartemen. Satu yang ia sadari, jika ternyata ia begitu tergoda pada Audrey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
suatu masa Edward bisa membuat Audrey menjadi milik nya...
2024-03-05
2
Mimik Pribadi
Yng msh Ori dan baru buka segel mau dibandingkan dngn yng milik bersama,bener kan kata Riko ttng Claire 🤭🤭 Ya rasanya beda boz,,,terbuktikan!! lebih memilih plng pdhl ada yng nyodorin ikan dpn mata,tapi tidak tertarik 😁😁😁
2023-10-19
1
Euis Herdiana C'mahmud Hyuga
.smoga jadi bucin ya sama audrey
2023-09-14
1