BMP 14 - Beruntung

" Rindu ? Mengapa baru sekarang anda mengatakannya. Kemana saja anda selama ini ? " sinis Edward.

" Edward, maafkan mama Nak. Dengarkan dulu penjelasan mama " mohon wanita di hadapannya.

" Tidak ada yang perlu dijelaskan dan aku tak berniat untuk mendengarnya " ucap Edward.

" Maaf Tuan, sebenarnya ada apa... " Rico yang baru saja sampai langsung menghentikan ucapannya saat melihat wanita yang berada di depan Edward.

" Rico, tolong kau bawa wanita ini pergi ! " seru Edward sambil memalingkan wajahnya lalu membelakanginya.

" Mari, nyonya... " ucap Rico kepada wanita itu.

" Edward, berikan Mama kesempatan untuk menjelaskan... " wanita itu masih memohon agar Edward mau mendengarkannya.

" Pergilah ! " seru Edward.

" Edward... " wanita itu ingin mendekat tapi ia melihat Edward mengangkat tangannya lalu mengibaskannya hingga ia urung melakukannya.

Melihat hal itu, Rico dengan segera menggiring wanita tersebut untuk keluar dari ruangan Tuannya.

" Baiklah kali ini Mama akan pergi. Tapi Mama akan kembali lagi untuk menjelaskan semuanya " ucap wanita itu menatap Edward dengan tatapan begitu sendu.

Akhirnya wanita itu keluar dari ruangan Edward diantar oleh Rico.

" Maaf, nyonya... Sebaiknya anda tidak datang lagi kemari " ucap Rico saat sampai di depan lift.

" Apa dia masih membenciku ? " tanyanya begitu lirih.

Rico tidak menjawab pertanyaan itu dan sepertinya wanita itu sudah tahu jawabannya. Ia menghela nafas kemudian masuk ke dalam lift saat pintunya terbuka.

" Tolong, kau jaga Edward... " ucapnya sebelum pintu lift tertutup.

Rico hanya menganggukkan kepalanya. Dan akhirnya pintu lift pun tertutup. Rico menghembus nafasnya. Kini ia kembali menuju ruangan Edward.

" Dia sudah pergi ? " tanya Edward saat Rico datang.

Rico hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Edward.

" Mulai sekarang jangan berikan akses kepadanya untuk menemuiku. Beritahu security jika dia dan keluarganya datang langsung usir " titah Edward. Ia tak ingin kecolongan lagi.

" Baik Tuan " sahut Rico patuh kemudian keluar dari ruangan Edward.

Sepeninggal Rico, Edward menatapi jalanan dari kaca jendela ruangannya.

Audrey yang sejak tadi diam di dalam ruangan pribadi Edward, kini memakai kembali pakaiannya yang sudah dilucuti oleh Edward. Akhirnya ia keluar dari ruangan itu karena Edward tak kunjung kembali.

Ia melihat Edward tengah menatapi jalanan di bawah dari jendela.

" Ed... Kau baik-baik saja ? " tanya Audrey khawatir.

Edward menoleh, lalu memperlihatkan senyuman yang Audrey tahu begitu dipaksakan.

" Kemari baby... " Edward melambaikan tangannya dan Audrey pun segera menghampirinya.

Edward menarik tubuh Audrey lalu membiarkan tangannya melingkar di pinggang Audrey. Dadanya menyentuh punggung Audrey, sementara wajahnya menempel di ceruk leher Audrey. Ia menghirup aroma tubuh gadis itu yang selalu bisa membuatnya nyaman.

" Ed... "

" Yes baby... Biarkan seperti ini dulu ! " lirih Edward tanpa melepaskan pelukannya.

" Are you, ok ? " tanya Audrey khawatir setelah beberapa saat membiarkan Edward.

" Hem... " jawab Edward.

" I'm sorry baby " ucap Edward kemudian.

Kening Audrey mengernyit saat mendengar kata yang terucap dari bibir Edward

" What for ? " tanya Audrey bingung sendiri karena tiba-tiba Edward meminta maaf.

" Maaf karena kita melewatkan kegiatan kita. Aku berjanji saat pulang nanti aku tak akan melewatkannya " jawab Edward yang tentunya langsung membuat mata Audrey membola.

Dasar mesum ! Apa di dalam otaknya hanya ada hal itu saja

Gerutu Audrey dalam hati.

Audrey melepaskan tangan Edward dari pinggangnya.

" Ck... Sepertinya kau sudah baik-baik saja sekarang, Tuan mesum " decak Audrey sebal.

" Karenamu aku merasa lebih baik. Thank you " sahut Edward menggenggam tangan Audrey lalu menatapnya.

Audrey menatap Edward yang juga tengah menatapnya. Sekilas ia melihat kesedihan dalam sorot matanya.

" Kita pulang saja sekarang ! Aku ingin beristirahat " seru Edward sambil menarik tangan Audrey.

" Ed... Aku... "

" Ada apa baby ? " tanya Edward.

" Bisakah aku melihat ayahku di rumah sakit ? " tanya Audrey. Ia sudah lama tidak bertemu dengan sang ayah semenjak ia tinggal bersama Edward. Dan Edward memberikan perawatan kepada sang ayah di rumah sakit.

Edward menautkan kedua alisnya dan Audrey sepertinya paham jika Edward meminta penjelasan padanya.

" Aku rindu kepada ayahku. Sejak tinggal bersamamu, aku belum pernah menemuinya " jelas Audrey.

" Kau tidak percaya kepadaku ? Aku sudah memberikan perawatan terbaik padanya " sahut Edward yang merasa kesal karena Audrey masih saja tak mempercayainya untuk perawatan ayahnya itu.

" Aku tidak menyangsikan itu. Hanya saja terkadang yang bisa menyembuhkan itu bukan sekedar obat saja " ucap Audrey membuat Edward mengangguk-angguk kepalanya.

" Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarkanmu menemuinya " ucap Edward.

" Benarkah ? Terima kasih Ed " ucap Audrey lalu memeluk Edward.

" Um, sorry... " ucap Audrey lagi langsung melepaskan pelukannya saat tersadar. Edward hanya tersenyum samar dengan sikap Audrey yang membuatnya begitu gemas.

Keduanya pergi menuju rumah sakit tempat ayah Audrey dirawat. Sudah sejak lama ayahnya memiliki penyakit jantung dan harus diberikan tindakan operasi. Hanya saja tidak ada yang bisa mereka lakukan karena tindakan operasi harus mengeluarkan biaya yang sangat banyak. Oleh karena itu, mereka hanya bisa rawat jalan saja itupun biayanya dengan cara meminjam uang kepada rentenir.

Air mata Audrey menetes saat menyentuh tangan sang ayah yang tengah memejam. Ia mengelus rambut sang ayah.

" Ayah... Ini Audrey. Maaf, Audrey baru bisa datang sekarang " ucap Audrey sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya.

Terakhir kali ia menemui sang ayah sebelum ia dikejar para penagih utang dan bertemu dengan Edward. Saat itu, ia baru saja mengantar sang ayah untuk dirawat karena penyakit jantungnya kambuh. Pada saat ia akan pulang ke rumah, ia justru bertemu para penagih utang dan ia pun lari menghindari mereka hingga akhirnya bertemu Edward.

" Ayahmu pasti akan sembuh karena sudah diberikan perawatan terbaik " ucap Edward mengusap bahu Audrey membuat gadis itu menoleh.

" Terima kasih, karena kau sudah banyak membantuku "

" Hei... Ini sudah tugasku untuk merawat ayahmu, baby. Aku kan harus bertanggung jawab padamu. Lagipula kamu adalah wanitaku saat ini, jadi aku akan memberi apapun sebisaku untuk membahagiakanmu " ucap Edward apa adanya.

" Aku apa ? " tanya Audrey mengernyit heran. Ia mencoba menajamkan pendengarannya.

" Karena kau adalah... "

" A, Audrey... " lirih Darren, ayah Audrey.

Edward tak melanjutkan ucapannya. Ia melihat ke arah pria yang sedang terbaring saat ini.

Pria itu berusaha mengangkat tubuhnya, dan Edward dengan sigap membantu pria itu untuk bangun dan menumpukkan bantal untuk menyandarkan punggung ayah dari Audrey.

" Ayah... " ucap Audrey sambil memeluk sang ayah dan seketika tangisnya pecah di pelukan sang ayah.

" Maafkan Audrey, yah. Maaf karena Audrey baru bisa datang menemui ayah " ucap Audrey lagi.

Sang ayah mengelus rambut putri kesayangannya dengan penuh kasih sayang.

" Tidak apa... Ayah tahu kamu sibuk, Nak. Maafkan ayah karena hanya bisa memberimu kesulitan selama ini " ucap sang ayah lirih, air matanya bahkan menetes di pipi.

Audrey mengangkat wajahnya lalu menatap wajah sang ayah yang terlihat pucat. Ia kemudian menyeka air mata di pipi sang ayah.

" Audrey tidak pernah merasa kesulitan. Audrey bahagia bersama dengan ayah " sahut Audrey.

Sang ayah tersenyum mendengar pernyataan Audrey. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Edward.

" Terima kasih, Tuan... Anda sudah banyak membantu Audrey. Saya tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan anda " ucap Darren kepada Edward.

" Saya melakukannya karena Audrey. Saya hanya ingin melihatnya bahagia dan kesembuhan anda adalah kebahagiaan untuknya " sahut Edward jujur.

" Terima kasih, Tuan... Saya yakin jika Audrey sangat beruntung bertemu dengan anda " tambah Darren lagi.

" Bukan Audrey yang beruntung tetapi sayalah yang beruntung bertemu dengan putri anda "

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Ucapan Ed bener2 menyejukan hati Ayahnya Audrey,dia akan merasa tenang menitipkan Audrey sm Ed,,,,
yahh! wlu bpknya tdk tau,anaknya diajak wik2 terus sm Ed,tapi senggaknya perlakuan Ed baik dan bpknya dpt perawatan terbaik pula,,,,semoga saja mereka jodoh thor 😃

2023-10-20

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

jadi sedih klau kaya gini

2023-05-09

1

Ayu Oktaviana

Ayu Oktaviana

semangat kakak

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!