Duaaakk!
Bruuk!
Dua preman terhempas jauh menerima terjangan bertubi-tubi dari tendangan keras Aidan. Dua preman lainnya pun mengeluarkan golok, aksi brutal pun kian memuncak dalam perkelahian antara hidup dan mati.
"Dasar bocah setan! Kemarilah, biar kami kirim kau ke neraka! Hiyaaaa!" murka dua preman itu ingin mengg0rok tubuh Aidan. Tapi seketika keduanya ambruk setelah dua tendangan pukulan dari belakang. Dua orang datang dan berhasil mengenai punggung dua preman itu, hingga 2 golok itu terlempar dan tertancap tepat di depan kaki seseorang. Aidan sedikit terkejut mendapat bantuan dari beberapa orang yang datang bersama Raiqa.
"Wah wah, aku gak nyangka ternyata kamu ada di sini ya Aidan," ucap Raiqa dengan cool melewati Bos preman dan berdiri di dekat Aidan.
"Kamu mulai aktif ya main keroyokan di belakang kita, Tuan Aidan Zaffanio,"
DeG! Bos Preman terlonjat. "Aidan Zaffanio?" Bos Preman pun sadar siapa yang barusan dia tantang. Matanya terbuka lebar melihat Aidan, Raiqa dan anggota lainnya yang bertubuh lebih besar, mereka sudah dari awal mencari Aidan.
"Cih, aku sebenarnya gak pengen ladenin mereka, tapi gak nyangka mereka menghalangi jalan ku. Terpaksa aku harus turun menghajar mereka, Rai."
Aidan berdecit, emosi melihat kelima preman yang sudah berkumpul kembali.
"Bos, ayo bos kita habisi mereka! Kita perlihatkan kekuatan kita!" ucap satu preman dengan semangat membara.
Plaak! Tiga preman tersentak melihat bos kekar menampar preman tadi yang ingin memprovokasinya. Begitupun Aidan dan Raiqa cukup terkejut melihat bos kekar jatuh bersimpuh.
"Maafkan kami Tuan Aidan, kami tidak tahu dengan siapa kami menangani, mohon biarkan kami pergi," ucap bos kekar mengangkat wajah ke Aidan lalu melihat empat anak buahnya.
"Kenapa diam saja! Cepat tunduk dan minta maaflah padanya!" pinta bos kekar membentak.
"Tapi Bos," ucap mereka tidak terima.
"Apa kalian ingin berakhir mati mengenaskan di mesin pengguling dan hangus di Pembakaran sampah? Cepat tunduklah jika kalian masih sayang nyawa kalian!"
Dari kata- katanya, empat anak buah itu menggigil ketakutan. Mereka pun sadar yang berani melakukan dua hal keji itu hanyalah Tuan besar Rayden yang dikenal kejam dan galak, cukup saja seseorang mengusik keluarganya, maka dua hal itu akan menimpanya.
"Maaf Tuan, kami tidak tahu siapa anda. Kami benar-benar sudah gila telah mengusik anda. Tolong maafkan kami," tutur empat preman itu jatuh tertunduk. Tak mau tubuh mereka tercabik-cabik di mesin penggiling mobil.
Prok!Prok! Seseorang bertepuk tangan dan mendekati mereka. Satu cowok tampan yang seumuran dengan Aidan dan Raiqa keluar dari belakang anggota bertubuh kekar dan garang. Dia menepuk bahu bos preman lalu tersenyum licik. "Kalian masih dapat dimaafkan, tapi sayang, kalian telah melukai sahabat kami sampai mulutnya berdarah begitu," ucapnya menunjuk Aidan yang memang sempat ditonjok. "Aku rasa, kalian perlu diberi hukuman ringan dulu."
Glug! Lima preman ketakutan hebat mendapat pernyataan menakutkan itu. Sontak, cowok itu memberi kode pada anggotanya untuk membawa lima preman itu pergi dan menyuruh anggotanya melakukan apa saja pada mereka.
"Kalian, bawa mereka jauh dari jalan ini dan terserah kalian mau apakan mereka," ucapnya memerintah.
"Baik, Tuan Evan."
"Tidaaak! Tuan muda, tolong maafkan kami!" lima preman itu memohon pada tiga tuan muda dan mencoba melawan tapi anggota gangster Rayzard yang lebih besar dan kekar dari mereka langsung dengan patuh menyeret mereka pergi dari geng kecil itu.
"Cih, dasar kutu-kutu air," decak Evan menghampiri Raiqa dan Aidan.
"Apa kamu gak bisa hubungi kita kalau dalam bahaya begini? Jika saja kita gak datang tepat waktu, pasti golok ini sudah menghabisimu, Ai!" emosi Evan pada Aidan sembari memegang golok preman tadi.
"Untung Evan bisa lacak lokasi kamu, Ai," ucap Raiqa menepuk bahu Aidan.
Aidan mendumel dalam hati didatangi anggota gangsternya. "Ck, tanpa kalian, aku juga bisa menangkan perkelahian tadi," decak Aidan mengusap darah di bibirnya.
"Huf, terserah kamu deh. Yang jelas kita gak mau bos gangster Rayzard sekolah dan kota ini terancam seperti barusan. Sekarang mendingan kamu ikut kami balik ke camp," cerocos Evan yang satu kelas dengan Aidan dan Raiqa. Tuan muda yang sangat ahli menghecker sistem dan menyabotase data-data. Salah satu anggota Rayzard yang satu jajaran dengan Aidan dan Raiqa.
"Sorry, aku gak bisa." Aidan menyapu pakaiannya yang kotor.
"Hah, tumben kamu gak mau? Ada apa sebenarnya? Dari kemarin kamu juga gak pulang kata Kayra. Sekarang kamu juga masih gak mau pulang? Atau jangan-jangan kamu lagi galau karena kemarin-" putus Raiqa disumbat mulutnya pakai plaster oleh Aidan.
"Soal kemarin sudah berlalu, kamu gak usah ungkit-ungkitnya dan sekarang aku mau balik ke apartemen. Kalian berdua balik saja ke camp. Akhir-akhir ini aku sibuk," ucap Aidan acuh ingin masuk ke dalam mobil. Tapi Raiqa segera merangkul leher Aidan.
"Oi, bro. Kamu kemarin nginap di apartemen?" tanya Raiqa kepo.
"Ya, aku lagi gak mood pulang ke rumah, tiap hari kena omel terus dari dad." Aidan masuk ke kursi pengemudi. Sontak dia terkejut Raiqa ikut masuk.
"Loh, kenapa ikut masuk ke mobil ku? Sana, keluar. Kamu bareng saja sama Evan," omel Aidan menyuruh Raiqa keluar.
"Ai, aku kebelet nih, udah dari tadi gak tahan pengen eeek, aku nebeng ya ke apartemen mu," ucap Raiqa terus terang.
"Benar, dia dari tadi dah tahan pengen eeek tapi lagi di jalan cari kamu, bahkan sampai nyungsep di gorong-gorong," sahut Evan melihat Raiqa yang terkejut mendengarnya.
"Sekarang kamu biarkan saja dia nebeng, sekalian aku juga pengen istirahat," tukas Evan dengan seringai tipis di dekat mobil.
Aidan jadi diam, berpikir bagaimana lagi mencari alasan. Pasalnya, di dalam apartemennya ada Qila dan Aiko. Kalau sampai Raiqa melihat Qila dan Aiko, maka urat malu Aidan bisa putus.
"Ai, aku dah kebelet nih, cepat dong nyalain mesinnya, gak usah bengong gitu. Pantat aku pengen meledak nih," Raiqa mendesak.
"Cih, baiklah!" Aidan terpaksa setuju. Dia pun mulai melewati geng itu diikuti Evan menyusul menggunakan motor Raiqa dari belakang.
"Ish, gimana nih?" desis Aidan dalam hati sudah sampai di depan pintu apartemennya bersama Raiqa dan Evan. Situasi sekarang benar-benar membuat Aidan tegang dan takut masalah ini makin kacau.
.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak semangat
2023-02-05
0