Hana melangkah masuk, menghampiri Aidan.
“Bang, kakak aku kemana? Kenapa cuma bang Ai doang di sini? Katanya ada temannya yang mau bicara sama Hana, tapi bang Rai malah hilang, dia serius gak sih minta Hana ke sini atau cuma lagi ngprenk?” cerocos Hana sewot dan berkacak pinggang di sisi meja Aidan.
Dalam hati Aidan, cowok itu sedang melayang, menikmati pandangannya ke Hana. Gadis cantik gaul yang bawel minta ampun itu ialah calon istri idamannya.
“Adeeeh, bang Ai kenapa diam sih?” cetus Hana.
Aidan berdiri membuat Hana mundur sedikit, saking dekat dan tingginya ketua basket itu.
“Anu itu… ” ucap Aidan malu-malu, seperti Ibunya dulu ketika berhadapan dengan pujaan hati.
“Anu itu apa, bang?” tanya Hana.
“Itu Na, aku mau bicara sesuatu sama kamu,” jawab Aidan agak salah tingkah dapat berduaan di dalam kelas hanya bersama sang pujaan hatinya.
“Hah, bang Ai? Mau bicara apa sama Hana, bang?” tanya Hana heran, pertama kalinya cowok populer itu ingin bicara empat mata dengannya.
‘Duh, kok perasaan aku mulai gak enak ya?' batin Hana deg-degan.
“Apa jangan-jangan mau nagih utang? Tapi kan aku tidak pernah minta uang ke bang Ai, kecuali ke adiknya, Keyra.” Jantung Hana tambah berdebar-debar melihat Aidan tersenyum manis padanya. Cowok itu sangat tampan hingga Hana terkesima cukup lama.
“Hana, aku…” ucap Aidan mulai tegang.
“Aku apa, bang?”
“Nanti sore kamu ada waktu?” tanya Aidan menatapnya.
“Emmm… bentar, aku ingat jadwal dulu,” guman Hana menyentuh dagunya.
“Kayaknya udah gak ada, emang... kenapa nanya soal waktu ku, bang?” tanya Hana yakin.
“Itu aku pengen ajak kamu jalan-jalan doang sih nanti malam, kamu mau, kan?” tanya Aidan sangat tegang dan takut Hana akan menolaknya.
‘Eh, kok rasanya bang Ai ngajak kencan ya? Apa cuma aku doang yang ngerasainnya?’ batin Hana ragu.
“Kamu mau gak, Na?” tanya Aidan sekali lagi.
Hana pun tersenyum indah. “Boleh nih buat hilangkan beban pikiran tugas sekolah juga,” ucap Hana setuju.
Senyum Aidan melebar sempurna. “Yes, bagus.”
“Tapi, jam berapa pergi jalan-jalannya, bang?” tanya Hana.
“Jam 04.32 sore. Aku akan datang ke rumah, terus minta izin ke Mama kamu juga, Na.” Aidan serasa ingin melompat riang, dia berharap juga Mama Hana akan menerimanya nanti menjadi menantu.
“Weh, jangan bang!” tahan Hana.
“Loh, kenapa?” tanya Aidan mengernyit.
“Anu, mama aku itu tidak suka kalau Hana jalan sama cowok,” jawab Hana ragu-ragu.
“Loh, aku kan bukan orang lain yang bisa macam-macam sama kamu,” ucap Aidan agak kecewa.
“Walau begitu, bang Ai itu cowok, sedangkan mamaku bilang jangan pernah dekat sama cowok," jelas Hana apa adanya.
“Kamu tenang saja, aku yang akan jelaskan langsung ke mama kamu,” ucap Aidan tersenyum yakin. Sudah tekad dengan rencananya.
“Ya sudah deh, aku tunggu bang Ai nanti sore di rumah, daaah!” lambai Hana pergi begitu saja setelah setuju.
Aidan membuang nafas kasar melihat Hana pergi. “Aish, padahal aku masih mau ngomong tapi dia keburu pergi, dasar tukang sibuk.” Aidan duduk di bangku, dan melamun, memikirkan kencannya bersama Hana dapat berjalan lancar.
….
Setelah pulang sekolah, Aidan buru-buru masuk ke dalam rumahnya, menaiki satu demi satu anak tangga, dan tidak sengaja berpapasan dengan adik kembarnya. Keyra. Gadis yang absen dari sekolah hari ini karena hanya gara-gara sakit gigi.
“Eitss, bentar dulu, jangan asal lewat gitu ajah dong, Ai." Keyra merentangkan dua tangannya.
“Key, aku buru-buru nih, minggir dong, jangan halangi jalan aku ke kamar!” ujar Aidan menurunkan tangan adiknya itu.
“Jawab dulu pertanyaan ku, kamu kenapa tumben pulang lebih awal? Kamu bolos ya dari sekolah?” tanya Keyra menebak tepat.
“Ya, aku bolos bareng Raiqa. Jam pelajaran kosong sampai pulang, jadi kamu gak usah nanya-nanya lagi," jawab Aidan dingin.
“Wiih, kayaknya seru nih aku aduin ke mama dan papa kalau kamu mulai suka bolos, pasti kamu akan diceramahin 24 jam nonstop, hahaha…" tawa Keyra lalu tersenyum smirk.
“Apa-apaan sih, aku bolos karena jam kosong, Markonah. Kalau gak kosong, aku juga tidak akan bolos sekarang, kamu gak usah deh cari ribut dan jadi tukang ngadu,” cerocos Aidan marah.
“Ck, ini pasti gara-gara si Raiqa itu yang duluan ngajak pulang, harusnya kamu itu jauh-jauh deh sama cowok berandalan kayak Raiqa,” balas Keyra marah, tidak suka sama satu anak tetangganya itu, Raiqa Agantara.
“Emang kenapa sih, suka-suka aku dong temenan sama siapa, kamu gak usah main ngatur-ngatur!” bantah Aidan tidak mau nurut.
“Ish, Raiqa itu anaknya bandel, suka berkelahi dan sering masuk ruang BK. NTAR kelakuan bansatnya nular lagi ke kamu, terus ada surat dikirim ke daddy. Aku gak mau abang itu jadi nakal dan berandalan!” tutur Keyra sudah berulang kali menasehati saudara kembarnya itu.
Bahkan Keyra sangat ogah harus satu kelas dengan Raiqa.
Ctak!
Aws! Sakit tau, Ai!
Keyra mengomel, sakit keningnya disentil.
“Awas, jangan terlalu benci sama Raiqa, ntar kamu bisa jatuh cinta sama tuh bocah tengik,” tawa Aidan.
“Idih, amit-amit jabang bayi. Aku gak akan pernah melirik cowok tukang malas, sukanya cuma ngegame, ranking di urutan terakhir. Apaan coba bagusnya cowok itu? Hahaha… ” tawa Keyra merasa itu konyol. Dia yang ranking 2 di kelas tidak cocok dengan ranking 35 yang paling belakang.
“Puft, bisa tuh jadi benci terus cinta. Wkwkwk… ” balas Aidan menertawai adiknya.
“Ahhh, abaang Ai! Itu gak akan terjadi!” protes Keyra kemudian berlalu pergi ke kamarnya dan berceloteh kesal. “Ingat! Kalau daddy dan mommy pulang, aku bakal ngaduin abang ke mereka!”
Braaaak!!!
Aidan tersentak kemudian tertawa lepas berhasil membuat adiknya yang sedang sakit gigi itu marah. Kalau saja tidak sakit gigi, pasti adik kembarnya itu akan selalu mengoceh tak henti-henti. Beruntung hari ini ada banyak keberuntungan dia dapatkan.
Tanpa waktu lama, Aidan sudah lengkap dengan penampilannya yang keren. Benar-benar mata tak dapat dialihkan dari satu cowok yang tampan ini. Bagaikan melihat seorang pangeran di dalam kaca.
“Ck, aku memang lebih keren dan tampan dari daddy,” ucap Aidan menyombongkan diri di depan cermin.
"lebih keren dari daddy? Hahahaha…..” Aidan menoleh setelah tawa panjang itu membuyarkan suasana hatinya.
“Pede banget sih sampai ngomong gitu, hahaha…” Keyra tertawa lagi dan bersandar di dinding sembari memakan apel merah.
“Kamu ganteng kan juga berkat daddy, kalau saja bukan daddy, kamu gak bakal punya muka tembok yang tampan kayak gitu, hahahha… jadi bayangin gimana muka bang Ai, mungkin kayak panci gosong, hahaha… ” tambah Keyra meledek.
“Cih, ganggu aja kerjaannya tiap hari, pergi sana! Gak usah ganggu aku!” usir Aidan tidak suka pada adiknya yang punya sifat jahil.
“Cieee… mau ke mana nih, Ai? Tumben hari ini kamu ganteng.” Bukannya pergi, Keyra malah masuk dan menghampiri saudaranya itu.
‘Njir, hari ini aku baru dibilang ganteng? Kalau begitu, kemarin-kemarin aku jelek dong?’ batin Aidan tidak suka ucapan adiknya yang barusan itu.
“Kamu gak usah tahu, ini bukan urusan landak sepertimu, minggir sana!” cetus Aidan jutek dan melewati Keyra, menuruni anak tangga ingin keluar sore ini.
“Eh busyet, kasar banget! Jangan asal menerobos gitu, ikuti aturan daddy dong!” teriak Keyra tapi Aidan tidak peduli.
“Mau ke mana sih tuh bocah?” gumam Keyra diam-diam mengikuti kepergian Aidan sore ini. Dua mata Keyra pun memandangi saudaranya itu berhenti di rumah tetangga nya.
“What's? Ke rumah Raiqa? Ngapain nih bocah kesana?” gumam Keyra berpikir di balik jendela dan mengamati Aidan lebih lama. Tapi, karena mengantuk, Keyra jadi naik ke kamarnya, terutama gusinya nyut-nyutan tidak bersahabat hari ini untuk mematai-matai saudaranya tersebut.
“Ahhh… aku kira lebih baik sakit hati daripada sakit gigi, tapi nyatanya sakit gigi lebih menyakitkan dari pada sakit hati, aahhh menyebalkan sekali!” celoteh Keyra mendesah di dalam kamarnya, mengutuk gusinya yang sudah bengkak.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Putri arsyana
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-03-15
1
Putri arsyana
tapi ada di real sih wkwk
2023-03-15
0
Putri arsyana
dulu jg gini sih
2023-03-15
1