"Ya, ke-kenapa kak?" tanya Qila lagi. 'Duh, kok aku deg-degan gini?' Qila gugup dengan jarak yang sangat dekat.
"Gue kepikiran sesuatu,"
"Apa itu, kak?" Qila semakin berdebar-debar. 'Apa mungkin Kak Aidan menyadari sesuatu?' batin Qila mengira Aidan sudah tahu asal usul Aiko.
"Lo mau gak-" ucap Aidan terhenti lagi.
"Mau apa, kak?" tanya Qila. 'Ya Allah, Kak Aidan mau ngomong apa? Kok jantungku lompat-lompat gini? Jangan-jangan Kak Aidan sudah tahu sesuatu?" pikir Qila sembarangan.
"Lo mau gak, jadi babysitter Aiko?" tanya Aidan berharap.
"Oh itu, boleh kok," jawab Qila tentu sangat setuju.
"Yakin lo mau?"
"Ya kak, Qila mau." Qila mengangguk.
Fiuhh…
Aidan menghela nafas lega. Ia pun tersenyum.
"Maaf ya gue udah banyak ngerepotin lo, tapi lo gak usah takut, di sini lo akan aman dan gue bakal gaji lo, dan bakal bantu lo ngerjain tugas sekolah. Jadi kalau lo susah nyelesain tugas, lo minta aja jawabannya ke gue, paham?" tutur Aidan panjang lebar.
"Sip, Qila paham." Qila tersenyum dengan ceria. Mendengar Qila yang setuju, Aidan pun paham satu hal bahwa Qila bagai malaikat. Aidan pun pamit, meninggalkan Qila dan baby Aiko.
Setelah menutup pintu, Qila menunduk mesem-mesem. Mengingat setiap ucapan Aidan barusan. Qila kini mengira ada waktu untuknya lebih dekat dengan cowok tampan itu. "Bagus, sedikit demi sedikit aku harus tetap maju. Aku harus yakin untuk mengambil hati kak Aidan, demi anakku."
Qila sudah tidak sabar, kapan waktu itu akan dimulai. Namun, tiba-tiba saja, senyum Qila hilang setelah mendapat satu chat dari Hana.
@Hana:
Qi, lo di mana sekarang? Mama dah nunggu lo di rumah. Lo gak amnesia kan sampai pesan mama Lo lupain untuk pulang sore ini?
Qila duduk di sofa. "Kak Hana, aku ingin jujur padamu, tapi aku tidak berani, aku takut kamu akan menghinaku." Qila ingin curhat ke Hana, tapi Qila sadar Hana tidak terlalu menyukainya. Jika Hana tahu, bisa-bisa satu sekolah akan menganggapnya aib.
"Kak Hana, jika kau menyukai Kak Aidan, maaf bila suatu saat nanti aku mengambilnya darimu." Qila tertunduk sedih, tidak tega menyakiti saudaranya. Tapi dia lebih tidak tega jika anaknya hidup tanpa sosok ayah di masa depan.
@Qila:
Kak Hana, tolong kasih tau mama kalau malam ini Qila mau nginap di rumah teman. Nanti Qila suruh orang ambil barang-barang Qila, mungkin tiga hari saja. Kak Hana bisa kan bantuin Qila?
@Hana:
What's? Lo baru saja kemarin pulang ke rumah, terus lo udah berani nginap di rumah orang? Lo bisa gak sih berhenti bodoh? Setiap saat selalu saja jadi beban dan nyusahin gue.
'Cih, harusnya lo gak usah dilahirin,' tambah Hana cuma dalam hati.
Qila memejamkan mata setelah membaca balasan Hana yang menyakitkan itu.
@Qila:
Maaf, Qila tidak tega ninggalin teman di sini. Dia cuma sendirian di rumah, kak.
@Hana:
Cih, dasar beban! Bisa gak sih sifat tega-tegaan lo dihilangkan?
Qila mengusap matanya membaca pesan terakhir itu. Jika dibayangkan Hana yang marah-marah langsung, pasti lebih menyakitkan. Qila tidak tahu mengapa dia terlalu rapuh di dalam keluarganya. Mungkin jika Hana tahu Qila punya anak, pasti akan dihina habis-habisan.
Qila masuk ke dalam kamar lalu melihat Aiko. Hati Qila tidak karuan, selalu berpikir dirinya yang sangat rendah. Qila duduk di dekat Aiko, menundukkan kepala dan meremas selimut. "Aku bukan beban!" decak Qila membuat Aiko terbangun.
Qila bergegas mengambilnya, bersenandung sore ini. "Maaf, kalian jadi korban gara-gara bunda." Qila menangis tersedu di depan Aiko. Ia juga merasa tidak seharusnya lahir di dunia. Tapi ia juga menginginkan kebahagiaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak
2023-02-06
0
Desii Bune Arka
kalian??? trus beby yg 1nya kmana??
2023-02-06
0