Kinan tersenyum lega melihat putri bungsunya sampai dengan selamat, wanita itu berdiri, memeluknya.
"Syukurlah, kamu sudah pulang, Nak. Mama kangen banget sama kamu," ucap Kinan.
"Qila juga kangen Mama." Qila membalas pelukan mamanya dan sedikit menangis merasakan tangan Ibunya sedang membelai rambut dengan lembut.
"Ehem, sama Papa gimana nih?"
Qila menengok pria berkacamata yang sudah berdiri di samping Ibunya. Qila melepaskan pelukan Ibunya, dia pindah ke Papa Wira.
"Qila kangen juga sama Papa," ungkap Qila mendongak dan tersenyum sumringah.
“Alhamdulillah, Papa senang melihatmu. Bagaimana kabarmu berada di sana, Nak?” tanya Wira mengelus punggung Putri yang tidak pernah membuatnya naik darah.
"Nilai kamu gimana, sayang?" tambah Kinan ingin tahu.
“Alhamdulillah, nilaiku baik, Mah,” jawab Qila tersenyum ceria.
"Kabarku di sana juga baik, Pah," lanjut Qila deg-degan.
"Baguslah, kamu sudah ada kemajuan. Dua hari nanti, Papa bisa memasukkan kamu ke sekolah Hana dan Kakakmu Raiqa. Papa harap, nilai kamu jauh lebih baik di sini," ucap Wira mengelus lembut kepala putrinya.
"Dan besok, Mama akan bawa kamu ke mall. Penampilan kamu harus diubah, Mama ingin kacamata dan gaya rambutmu diganti," sambung Kinan.
Qila mengangguk saja dan menurut. Tiba-tiba saja, ketiganya menoleh saat Hana masuk.
"Wah asik nih Qila pindah sekolah," riang Hana memeluk lengan Qila.
"Papa masukin Qila ke kelas aku ya," tambah Hana pura-pura tersenyum manis.
"Terus, Hana ikut ya Mah ke mall, pleasee," mohon Hana merengek ke Ibunya.
"Baiklah. Tapi ingat, jaga adikmu." Kinan dan Wira menyetujui permintaan Hana.
"Ya, aseeek! Hana sayang Mama dan Papa!" Ungkap Hana memeluk orang tuanya .
“Ya sudah, mari kita keluar makan sekarang,” ajak Papa Wira ke istri dan anaknya. Dia keluar bersama Mama Kinan. Hana pun ikut keluar dan berlari dengan riang. Qila tak mau ketinggalan, dia pun keluar dari kamar lalu menyusul Hana. Terlihat malam ini keluarga Tuan Wira sudah berkumpul bersama. Menyantap makan malam dengan gembira. Tak lupa Raiqa dan Hana sering kali bikin rusuh di meja makan.
Malam yang cukup istimewa, tapi tidak untuk keluarga Tuan Rayden di sebelah rumah. Terlihat ayah Aidan sedang memegang cambuk menunggu anak-anaknya yang tidak pulang-pulang.
“Keyra, kemana kakakmu?” tanya Arum ke adiknya yang sedang mencontek tugas dari buku Aidan.
"Key gak tau, Ma. Tapi tadi sore bang Ai keluar tadi ke rumah tetangga," jawab Keyra menunjuk.
"Ke sana?" gumam Arum menyentuh dagu lalu menelpon Kinan dan melihat suaminya sedang mondar mandir di depan pintu masih menunggu Aidan pulang.
"Oh begitu, baiklah. Maaf sudah mengganggumu."
Arum membuang napas panjang tahu anak-anaknya tidak ada di sana.
"Kenapa, Ma?" tanya Keyra melihat Mamanya berhenti menelepon.
"Huh, sepertinya kakakmu mulai keluyuran, deh." Nyonya Arum bingung dan heran kenapa bisa anaknya keluar tanpa mengirim kabar sampai saat ini.
"Nah kan, ini pasti gara-gara Raiqa! Keyra yakin, bang Ai lagi keluyuran bareng Raiqa, Ma!" ucap Keyra mendengus.
"Salah, Raiqa ada di rumahnya," timpal Arum.
"Hah? Terus kemana bang Ai, Ma?" kaget Keyra.
“Entah, mama juga tidak tahu kakakmu itu,” ucap Arum memijat kepalanya.
Braak!
Nyonya Arum dan Keyra tersentak melihat Tuan Rayden menutup pintu dengan marah dan kecewa. Buru-buru Nyonya Arum menghampiri suaminya.
“Sayang, sudah ya tidak usah marah-marah, mungkin Aidan lagi keluar ngerjain tugas di rumah temannya, kita tidak usah menunggu anak kita, mending kita makan malam dulu yuk,” ajak Nyonya Arum menghibur suaminya.
"Cih, anakmu itu sudah mulai kelayapan malam-malam begini. Dia sudah berani bandel hari ini, sayang. Kalau besok aku tidak melihatnya pulang, awas saja, jatah jajannya aku tarik sebulan!"
Keyra menelan ludah melihat ayahnya itu serius. Pasalnya, Aidan tidak pernah keluar malam, dan pergi tanpa kabar.
"Udah udah, yuk kita makan dulu, sayang." Nyonya Arum menarik suaminya ke dapur. "Keyra, ayo sini ikut makan juga!" panggilnya ke Keyra.
"Baik, Bu!" Keyra pun menyelesaikan ke dapur, mengisi perutnya yang kelaparan dan tidak lupa mengirim pesan ke Aidan.
@Keyra:
"Bang, mommy dan Daddy dah pulang nih, kamu kemana? Tumben gak pulang-pulang? Kasih kabar juga gak ada nih, kamu kayak bang Toyib!"
Ting!
Secepat itu, pesan suara Keyra masuk ke dalam ponsel Aidan di atas meja. Tapi pemilik benda itu sedang tertidur lelap di sebelah Aiko.
"Ehm…"
Aidan terbangun saat suara Aiko merengek. Cowok itu buru-buru meraih selimut lalu menyelimuti Aiko yang tampak kedinginan. Setelah tenang, Aidan kembali memejamkan mata, tidur kembali di dekat Aiko. Terlihat sangat indah dan damai melihat ayah dan anak itu tidur bersama.
....
....
🙏maaf apabila masih banyak kekurangannya .
Tekan ❤️ untuk penulis, terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
kenapa aidan tdk ingat?
2024-07-11
0
Putri arsyana
🤣🤣🤣🤣
2023-03-15
0
Putri arsyana
kejam kakeknya Aiko
2023-03-15
0