7. Gak Masuk Akal

Aidan menarik kembali tangannya lalu menjawab, "Maaf, aku jadi ngerepotin  kamu, Qi. Aku jadi ngerasa bersalah sudah membawa kamu ke sini, padahal hari ini kamu baru pulang, aku gak nyangka kamu peduli banget," tutur Aidan jujur dan merasa tidak enak menyusahkan adik sahabatnya itu.

Sekali lagi Qila tersenyum kaku. "Gak apa-apa kok, aku senang bisa bantu dan lihat bayi ini." Setelah itu, Qila pun keluar kamar, menuju ke arah dapur.

Aidan membuang nafas lega, memukul sedikit dadanya. "Astaga, kenapa aku terus deg-degan gini sih kalau dekat sama nih cewek," batin Aidan duduk di tepi ranjang dan melihat bayi itu. "Oh ya, aku belum memastikan isi kardusnya, lebih baik aku cek dulu, mumpung bayi ini lagi tidur."

Aidan pun meninggalkan bayi itu, keluar mencari kardus tadi. Untung kardus itu masih ada di atas meja, Aidan pun buru-buru mengecek isinya. Benar saja, ada satu jejak yang ditinggalkan di bawah selimut. Secarik kertas berisi tulisan untuknya.

23 Agustus 2021

Yth. Tuan Aidan Zaffanio.

Maaf, aku sangat-sangat minta maaf telah menyerahkannya padamu, jujur sejujurnya aku takut tidak mampu merawatnya sendirian. Mungkin kamu syok saat ini mendapat kardus itu, tapi aku berharap kamu dengan baik hati mau menerima Aiko, anak itu tidak bersalah, akulah yang bersalah tidak jujur padamu saat itu sehingga terjadi kecelakaan cinta satu malam pada tahun lalu. Sebagai Ibu yang sudah mengandung dan melahirkannya, aku tidak tega membiarkan dia menangis ingin bersamamu. Kamu yang sebagai ayah kandungnya, aku berharap kamu mau menyayangi dan mencintai darah dagingmu sendiri.

Aku sangat berterima kasih bila kamu percaya dan menerima Aiko. Maaf sudah mengusik hidupmu, Tuan Aidan.

From AM.

….

Deg… deg…

Aidan menjatuhkan dirinya ke sofa, duduk terdiam dan sangat terkejut telah membaca surat itu.

"Ini maksudnya aku adalah ayah bayi itu?"

Aidan sekali lagi mengulangi surat itu. Dia masih tidak percaya tulisan itu, tapi jika dipikir-pikir, bayi itu memang mirip dengannya waktu masih bayi.

"Sialan, siapa AM ini? Kenapa dia membuat hal konyol yang tidak lucu ini kepada ku?!" racau Aidan meremas rambutnya. Bingung dan pusing mengartikan setiap kata-kata surat itu.

"Bayi itu darah daging aku?  Tapi sejak kapan aku bercinta dengan AM?"

"Apa jangan-jangan ini jebakan?"

"Tapi kalau benar, aku sudah tidak perjaka lagi dong?"

Aidan lumayan frustasi mencerna tulisan itu. Sampai-sampai dia melihat pisang rajanya dan berpikir pisang raja di dalam celana sudah tidak berharga lagi.

"Ahhhh, ini namanya pelecahan dan pencemaran nama baik! Dia ini pasti gila sudah tulis dan kirim bayi itu padaku!"

"Aku ini masih perjaka, dan tidak pernah bercinta dengan orang gila ini!"

Aidan kembali mengoceh sendirian, memarahi surat di tangannya. Sorot matanya menyiratkan kebencian pada inisial AM.

Qila di dekat pintu dapur menunduk saja mendengarnya. Terlihat dia sedih melihat Aidan sepertinya marah.

"Kak Ai,"

DeG.

Aidan segera memasukkan kertas itu ke dalam sakunya, tidak mau Qila melihat surat itu.

"Qi-qila, kamu udah selesai buat susunya?" tanya Aidan berdiri dari sofa.

Qila mendekat. "Sudah nih, Kak." Qila menyerahkan botol susu itu. Aidan secepatnya mengambil botol tersebut kemudian berbalik ingin masuk ke dalam kamar. Tapi Qila menahannya.

"Tunggu, Kak!"

"Kenapa lagi?" tanya Aidan dingin.  "Duh, apa Qila barusan dengar semua ocehan ku?" batin Aidan agak takut.

"Itu, Kak Aidan tadi kenapa marah-marah?" tanya Qila.

Aidan menatap sinis. "Hah marah? Gak deh, aku gak marah-marah kok," jawab Aidan berbohong.

"Tapi–"

"Sudahlah, kalau kamu mau balik, pulang saja gih, siapa tau mama dan papa kamu lagi nunggu di rumah, biar aku yang urus bayi ini," ucap Aidan menepuk-nepuk bahu Qila.

Qila diam sejenak melihat Aidan. Rasanya dia masih ingin di samping Aiko, tapi kalau dia lama-lama di sini nanti Aidan akan curiga. Terpaksa, Qila setuju.

"Baiklah, Qila pulang dulu. Kalau Kak Ai butuh sesuatu, tinggal telepon Qila," senyum Qila lalu memberi kartu berisi kontaknya. Setelah itu, dia pun menarik kopernya menuju ke arah pintu apartemen, tapi saat memegang kenop pintu, Aidan menahan tangannya.

"Tunggu, Qi."

Qila tersentak dan segera berbalik.

"Ada apa, Kak?"

"Maaf ya aku gak bisa antar kamu pulang dan terima kasih lagi sudah mau membantu ku urus Aiko," ucap Aidan tersenyum walau terlihat kaku. Qila balas tersenyum, senang rasanya Aidan tahu nama bayi itu. Artinya, Aidan sudah membaca suratnya?

"Sama-sama, Kak."

Qila pun keluar, pergi dari apartemen. Aidan menutup rapat apartemennya, lalu jalan ke arah kamar. Aidan berkacak pinggang di depan baby Aiko.

"Benar gak sih kamu anak ku?" tanya Aidan ke baby Aiko.

"Masa sih aku pernah perkosa emak lo? Tapi siapa? Dan kapan kita melakukannya?"

Aidan berusaha memikirkannya. Tapi percuma tak ada ingatan itu sama sekali.

"Besok, aku harus tes DNA! Bisa saja ini cuma akal-akalan si AM!" Aidan menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, merebahkan tubuhnya di samping bayi itu. Aidan tidur miring, melihat serius wajah baby Aiko lalu pindah melihat botol susu yang hampir habis di dekat tangan baby Aiko.

"Cih, aku harus cari tahu dan tangkap si AM! Memangnya dia pikir aku ini apaan? Bapak-bapak berondong gitu?" Lagi-lagi Aidan mulai mengoceh lalu menatap kartu kontak Qila. Alisnya pun terangkat.

"Aqila Khaizan Mahira, Aqila Khaizan Mahira?" Aidan terus menyebut nama lengkap Qila.

"Ah astaga! Aku harus kasih tahu Qila jangan bocorkan ini pada Hana! Kalau sampai dia bocorkan, Hana bisa tambah menjauhi ku!"

Aidan bangkit, duduk sila dan mencari ponselnya di dalam saku. Setelah itu, dia memencet kontak Qila.

Tuuuttt…tuuuut….

"Ayolah diangkat dong Qila," desis Aidan tidak sabar.

Qila yang baru di dalam perjalanan pulang, terkejut menerima panggilan dari nomor asing.

"Hem, siapa nih?"

Qila pun mengangkatnya.

@Qila:

"Halo, dengan siapa ya?"

@Aidan:

"Qi, ini aku, Aidan."

Qila terkejut, tiba-tiba Aidan menghubunginya.

"Kak Aidan? Mungkin kah dia sedang kesusahan ngurus Aiko? Atau masih kangen sama aku?" batin Qila. Terlihat telinganya merah dan merona

"Astagfirullah, kamu terlalu pede Qila!" ucap Qila menahan tawa dalam hati.

@Qila:

"Oh Kak Aidan, kenapa telpon Qila, Kak?"

@Aidan:

"Qi, aku mohon kamu jangan

kasih tahu Hana ya soal Aiko,"

@Qila:

"Memangnya kenapa, Kak?"

@Aidan:

"Aku suka sama Hana, aku takut Hana akan salah paham, kamu harus janji jangan kasih tau ke siapa pun, terutama keluarga mu!"

Qila menunduk, dia sudah lama tahu Aidan suka sama saudara kembarnya itu. Qila juga tahu, dirinya yang bodoh dan cupu tidaklah berarti untuk dicintai.

@Qila:

"Baik Kak, Qila janji."

@Aidan:

"Thank Qi,

kamu emang baik banget."

Kalau aku baik, kenapa Kak Aidan tidak mencoba mencintaiku? batin Qila sedih.

@Qila:

"Kak Ai juga baik, sudah membantu bayi yang malang itu,"

@Aidan:

"Ya Qi, aku gak tega lihatnya, untung saja aku yang pertama kali melihatnya. Kalau saja Keyra, pasti sudah dibawa ke polisi."

@Qila:

"Ya Kak, sekarang ke depannya Kak Ai mau ngapain bayi itu?"

@Aidan:

"Aku sih pengen cari orang tuanya. Tapi kayaknya susah nih, dan butuh bantuan orang lain."

@Qila:

"Kak Ai tenang saja, Qila bisa Kok bantu urus bayi itu."

@Aidan:

"Terima kasih Qi, kalau kamu ada dan bantu aku urus Aiko bersama mungkin aku bisa cari orang tuanya."

Qila semakin menunduk, tanpa sadar, air matanya mengalir turun. "Kak Ai, sebenarnya kita adalah orang tuanya Aiko." Batin Qila. Pak supir terkejut melihat penumpangnya sedang diam-diam menangis.

@Qila:

"Ya sudah, aku save nomor Kak Ai,"

@Aidan:

"Baik Qi, kalau ada apa-apa sama Aiko, gak apa-apa kan aku telpon kamu?"

@Qila:

"Gak apa-apa kok, Kak."

@Aidan:

"Bagus deh, aku senang kamu

 orangnya dapat dimengerti. Sekali lagi terima kasih, Qi."

@Qila:

"Sama-sama, Kak."

Panggilan suara pun berkahir. Qila mengusap air matanya, cukup lega dapat berkomunikasi pada Aidan. Kini dia mulai memikirkan apa lagi yang harus dia pilih untuk langkah ke depannya. Seperti halnya Aidan sedang sibuk berpikir sekarang.

"Huft, aku mau pulang tapi gak ada jagain Aiko, kalau gini kayaknya aku terpaksa harus tinggal di apartemen ini, tapi alasannya nanti ke mommy dan daddy apa ya? Masa aku bilang ada bayi di sini? Kan gak masuk akal?"

Aidan menarik nafas panjang-panjang, kemudian membuangnya susah payah. Memikirkan dia yang masih 17 tidak mungkin punya anak semudah itu.

"Jangan khawatir Aidan, kamu pasti punya jalan keluar! Kamu ini anak jenius, pasti punya banyak alasan!"

"Lebih baik, aku mandi dulu daripada mikir ini!"

Aidan pun mengambil handuk, bergegas mandi malam ini sebelum baby Aiko bangun merengek padanya.

.....

Terpopuler

Comments

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

judulnya little twin daddy. kenapa bayinya seorang. Thor.

2023-03-30

1

Putri arsyana

Putri arsyana

berarti Qila hamil di usia 15 ya?🤔

2023-03-15

0

Putri arsyana

Putri arsyana

kamu bukan tipenya qi

2023-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 2. Ikuti Aturan Daddy
3 3. Aaahh!
4 4. Tangis Bayi
5 5. Susu Bayi
6 6. Tertidur Di Ranjang
7 7. Gak Masuk Akal
8 8. Lebih Seksi Dari Hana
9 9. Bisa Cepat Pindah Alam
10 10. Tidur Bersama
11 11. Gak Tambah Culun
12 12. Agak Malu
13 13. Dua Bayi Menggemaskan
14 14. Penuh Ambisi
15 15. Ke Apartemen Aidan
16 16. Ahhh... Ohhh...
17 17. Lima Ratus Ribu
18 18. Aku Bukan Beban!
19 19. Jangan Pergi Nak!
20 20. Benar - Benar Tersiksa!
21 21. Saudara Kembar Aiko
22 22. Bukan Bayiku
23 23. Katakan Apa Adanya
24 24. Siapa Perempuan Itu
25 25. Berbeda Dari Yang Dulu
26 26. Bermulut Ember
27 27. Mungkin Hana?
28 28. Lebih Dari Pacaran
29 29. Sama-sama Kejam
30 30. Mendekati Qila
31 31. Mencurigai Qila
32 32. Kedatangan Hana
33 33. Sangat Tidak Cocok
34 34. Bisikan Dari Evan
35 35. Benar, Aku Menyukainya
36 36. Pernikahan?
37 37. Itu Adalah Qila?
38 38. Deg - Degan
39 39. Isi Hati Bram
40 40. Nikmat Sekali
41 41. Minta DiSusui
42 42. Baru Sadar
43 43. Gak Mungkin Dia
44 44. Calon Istri Idaman
45 45. Tidak Mau Kalah
46 46. Bisnis Kecil-Kecilan
47 47. Tolong, Jangan Aneh-Aneh
48 48. Rendam Ke Baskom
49 49. Tidur Di Lantai
50 50. Bukan Hana, Tapi Qila
51 51. Ambil Bayi Itu!
52 52. Rasa Sayang
53 53. Memeluk Qila
54 54. Mengambil Tes DNA
55 55. Perbuatan Aidan
56 56. Rindu Sama Om
57 57. Lembut Menggoda
58 58. Bersabar
59 59. Menikahi Ibunya
60 60. Sah Menjadi Suami
61 61. Pegang Itu, Tapi Jangan Ditarik!
62 62. Keinginan Ibu Mertua
63 63. Dia Masih Kecil
64 64. Memeluk Om Bram
65 65. Menantu Kecil
66 66. Buang-buang Waktu
67 67. Harus Pulang
68 68. Dunia Milik Berdua
69 69. Ternyata Bram
70 70. Suami Budeg!
71 71. Tinggallah Bersama Om
72 72. Di Rumah Bram
73 73. Ciuman Lagi
74 74. ARGHHH, QILAA!!
75 75. Hidup Bersama
76 76. Diam-Diam Menangis
77 77. Mesin Waktu
78 78. Ingin Membawa Aiko
79 79. Dipeluk Suami
80 80. Mulai Mencintaimu
81 81. Ciuman
82 82. Pergi Dari Kota
83 83. Bram Ngambek
84 84. Mengubah Masa Lalu
85 85. Dicium Cumi-Cumi
86 86. Mencari Qila
87 87. Menyesal
88 88. Merebut Mesin Waktu
89 89. Bram Sakit
90 90. Gara-Gara KTP
91 90. Gara-Gara KTP
92 91. Sepenuh Hati
93 92. Cemburu
94 93. Sangat Rindu
95 94. Sebelum Qila Dibunuh
96 95. Sebenarnya Dirimu Sendiri
97 96. Menjemput Qila
98 97. Kedatangan Black
99 98. Serangan Black
100 99. Hanya Bisa Menyesal
101 100. Rencana Balas Dendam
102 101. Bertingkah Aneh {The Last Season}
103 102. SEASON 2
104 103. Season 2 sudah publish ya!
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1. Permulaan
2
2. Ikuti Aturan Daddy
3
3. Aaahh!
4
4. Tangis Bayi
5
5. Susu Bayi
6
6. Tertidur Di Ranjang
7
7. Gak Masuk Akal
8
8. Lebih Seksi Dari Hana
9
9. Bisa Cepat Pindah Alam
10
10. Tidur Bersama
11
11. Gak Tambah Culun
12
12. Agak Malu
13
13. Dua Bayi Menggemaskan
14
14. Penuh Ambisi
15
15. Ke Apartemen Aidan
16
16. Ahhh... Ohhh...
17
17. Lima Ratus Ribu
18
18. Aku Bukan Beban!
19
19. Jangan Pergi Nak!
20
20. Benar - Benar Tersiksa!
21
21. Saudara Kembar Aiko
22
22. Bukan Bayiku
23
23. Katakan Apa Adanya
24
24. Siapa Perempuan Itu
25
25. Berbeda Dari Yang Dulu
26
26. Bermulut Ember
27
27. Mungkin Hana?
28
28. Lebih Dari Pacaran
29
29. Sama-sama Kejam
30
30. Mendekati Qila
31
31. Mencurigai Qila
32
32. Kedatangan Hana
33
33. Sangat Tidak Cocok
34
34. Bisikan Dari Evan
35
35. Benar, Aku Menyukainya
36
36. Pernikahan?
37
37. Itu Adalah Qila?
38
38. Deg - Degan
39
39. Isi Hati Bram
40
40. Nikmat Sekali
41
41. Minta DiSusui
42
42. Baru Sadar
43
43. Gak Mungkin Dia
44
44. Calon Istri Idaman
45
45. Tidak Mau Kalah
46
46. Bisnis Kecil-Kecilan
47
47. Tolong, Jangan Aneh-Aneh
48
48. Rendam Ke Baskom
49
49. Tidur Di Lantai
50
50. Bukan Hana, Tapi Qila
51
51. Ambil Bayi Itu!
52
52. Rasa Sayang
53
53. Memeluk Qila
54
54. Mengambil Tes DNA
55
55. Perbuatan Aidan
56
56. Rindu Sama Om
57
57. Lembut Menggoda
58
58. Bersabar
59
59. Menikahi Ibunya
60
60. Sah Menjadi Suami
61
61. Pegang Itu, Tapi Jangan Ditarik!
62
62. Keinginan Ibu Mertua
63
63. Dia Masih Kecil
64
64. Memeluk Om Bram
65
65. Menantu Kecil
66
66. Buang-buang Waktu
67
67. Harus Pulang
68
68. Dunia Milik Berdua
69
69. Ternyata Bram
70
70. Suami Budeg!
71
71. Tinggallah Bersama Om
72
72. Di Rumah Bram
73
73. Ciuman Lagi
74
74. ARGHHH, QILAA!!
75
75. Hidup Bersama
76
76. Diam-Diam Menangis
77
77. Mesin Waktu
78
78. Ingin Membawa Aiko
79
79. Dipeluk Suami
80
80. Mulai Mencintaimu
81
81. Ciuman
82
82. Pergi Dari Kota
83
83. Bram Ngambek
84
84. Mengubah Masa Lalu
85
85. Dicium Cumi-Cumi
86
86. Mencari Qila
87
87. Menyesal
88
88. Merebut Mesin Waktu
89
89. Bram Sakit
90
90. Gara-Gara KTP
91
90. Gara-Gara KTP
92
91. Sepenuh Hati
93
92. Cemburu
94
93. Sangat Rindu
95
94. Sebelum Qila Dibunuh
96
95. Sebenarnya Dirimu Sendiri
97
96. Menjemput Qila
98
97. Kedatangan Black
99
98. Serangan Black
100
99. Hanya Bisa Menyesal
101
100. Rencana Balas Dendam
102
101. Bertingkah Aneh {The Last Season}
103
102. SEASON 2
104
103. Season 2 sudah publish ya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!