Senja mulai menghilang bergantikan malam yang merambat datang, cahaya purnama menerangi malam yang sendu ini, menenangkan hati siapa saja yang melihatnya. Semilir angin sepoi sepoi menampar halus wajah dan rambut yang tergerai indah itu.
Disebuah balkon yang menghadap ke kolam renang disinilah Cahya berada, tangannya sesekali mengusap pundaknya yang terasa dingin oleh angin malam, pantulan purnama di kolam renang menambah indahnya taman disekelilingnya. Harum bunga semerbak mewangi tertiup sang bayu.
Kini ia sudah memakai piyama tidurnya yang tipis memperlihatkan lekuk tubuhnya. Siapa lagi yang nyiapin semua kalau bukan Oma gesrek itu. Mulanya ia enggan memakainya tapi tak ada pilihan karena ia tak membawa baju ganti dari panti tadi, Oma mengatakan telah menyiapkan semua keperluannya dirumah, nggak perlu bawa baju, biarkan di panti saja, bisa dia gunakan jika menginap disana.
Tanpa disadarinya sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang. Melingkar erat dipinggang Cahya dan sebuah kepala menopang dibahunya. Hembusan nafas lembut dapat dirasakannya.Memberikan sensasi geli dilehernya. Ia mencoba menarik lehernya agak menjauh dari wajah itu. Namun pria itu semakin mendekap tubuhnya.
" Kenapa berdiri disini sayang,,, liat tubuhmu jadi dingin kayak gini, ntar kamu sakit,,, ayo kita kedalam, udah malam juga,! sambil mencium rambut Cahya
"Aku suka disini Leon, menikmati malam indah disini menyenangkan rasanya, bau harum bunga itu membuatku tenang.!
Memegang tangan kekar yang memeluknya.
Leon menciumi rambut dan leher Cahya.Sedang gadis itu menggeliat merasakan geli disana.
" Cahya,,, Kirana,, apa kau mencintaiku? ucapnya lembut setengah berbisik ditelinga Cahya
"Hem,, Hem,,,mau tau aja apa mau tau banget,,? ucap Cahya sambil menghindari ciuman Leon dirambut nya.
Menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu. Kini Leon menciumi pipi istrinya.
" Tentu saja mau tau banget sayang,,?
Sambil mencium punggung tangan Cahya, dan meremas jemarinya lembut.
Tubuh Cahya terasa merinding, detak jantung nya begitu cepat bahkan bisa dirasakan dan didengarkan oleh Leon. Ia merasa lemah saat Leon menyentuh tubuhnya.
" Aku tidak akan jawab kalau kau terus menjamahku! suaranya terasa berat menahan sensasi yang diciptakan Leon.
Leon yang menyadari itu hanya tersenyum dan melanjutkan aksinya.
" Gucil,,, kau nakal ya,,, nggak mau jawab suamimu sendiri,,, apa mau kuhukum? bisiknya ditelinga Cahya.
Tangannya sudah beraksi masuk ke dalam piyama Cahya, mengelus perut yang halus itu dan perlahan naik keatas, berhenti tepat di kedua gunung kembar yang tak ada penghalangnya, karena Cahya tidak memakai bra, diusap dan diremasnya dengan lembut, kedua tangannya pun bermain main disana, memberikan rangsangan yang hanya Cahya sendiri yang tau rasanya.
Tangan Cahya mengepal menahan desiran desiran panas di darahnya,
Leon membopong tubuh istrinya ke kamar dan merebahkannya ditempat tidur saat merasakan bawahnya sudah tak terkendali.
"Malam ini akan ku bahagiakan kau sayang,,! berbisik lirih ditelinga Cahya dan menggigitnya.
Cahya memejamkan matanya saat Leon mulai mencumbunya. Dilumatnya lembut dan menuntut bibir tipis yang merona itu,
meninggalkan kissmark diseluruh tubuh istrinya
"Akh,,, akh,,,akh,,le,,,," desahan itu akhirnya keluar dari mulutnya yang sedari tadi ditahannya.
Mendengar desahan istrinya yang begitu seksi membuat Leon semakin bergairah dan semakin liar.
" Sayang,,, kau membuatku tak bisa menahan lagi,,,,! Mencium lembut bibir Cahya.
"Akh,,,!!!Sakitt,,, sakittt,,, sakitt,,,, le,,,,,!!!
Cahya menggigit bibir bawahnya dan mencengkram pundak Leon dengan kuat, menahan sakitnya.
walaupun diawalnya sulit dan harus mencoba berkali kali akhirnya Otong bisa menembus selaput dara Cahya dan darah keperawanan itupun keluar.
Dengan perlahan namun pasti akhirnya,
"Akhhhhh,,,,,,,,!!!desahan pencapaian klimaks keduanya. Dan Leon menyemburkan benih terbaiknya di dalam rahim istrinya.
Keringat membasahi keduanya hampir 2 jam mereka bekerja keras membuat cicit untuk Oma tersayang mereka.
Ternyata usaha Oma tidak sia sia memberikan obat pada minuman Cahya saat makan malam. Sungguh Leon merasa puas karena berhasil mengoyak pertahanan istrinya.Ia tersenyum tipis dan mencium kening Cahya yang telah terlelap karena kelelahan melayaninya.
"Terima kasih sayang,,, sudah mau jadi istriku sepenuhnya! mengecup pelan bibir Cahya.
Lalu ia ke kamar mandi membersihkan dirinya, setelah selesai ia tidur disamping Cahya dan memeluknya.
Sayup sayup terdengar suara adzan berkumandang, dengan malas Cahya mengerjab dan membuka matanya, ia merasakan ada tangan kekar yang memeluk perutnya dan kakinya tertindih oleh kaki Leon.
Perlahan ia mengingat kejadian semalam, wajahnya nampak murung, kenapa semalam dengan mudahnya ia menyerahkan mahkotanya.Seharusnya ia tak terlena dengan cumbuan Leon. Nasi sudah jadi bubur, nggak mungkin bisa kembali lagi.Ia mendesah perlahan menenangkan hatinya.
Perlahan ia turun mengangkat tangan Leon dari perutnya lalu duduk dan mengangkat kaki Leon dan menggeser kakinya lalu turun dari tempat tidur.
"Aaakkhhh,,,???Kenapa sakit sekali,
Leon yang mendengar suara istrinya itupun terbangun, dan menghampirinya, lalu membopongnya ke kamar mandi, walau tanpa ia tanyapun Leon tahu kemana tujuan istrinya itu.
Setelah mendudukkan Cahya dibathup ia mengisi dengan air hangat dan memberinya aroma mawar kesukaan Cahya,, dan iapun ikut melepaskan pakaiannya.Melihat itu Cahya terkejut.
"Le,, kamu mau ngapain lepas baju dan masuk kesini, kalau mau mandi kan ada shower.? ucapnya gugup
" Aku mau mandi sama kamu,, sayang,,,juga ingin mengulang yang semalam,,, aku tak tahan melihatmu polos gini,,, kasih aku sarapan pagi ya,,, ku mau minum susu gantungmu,,?
" Tapi masih sakit Leon,,? Jangan sekarang ya,,, please,,,,??? Tangannya mengatup di dadanya memohon sambil menatap sendu Leon.
" Tapi aku juga sakit sayang kalo tidak bertemu lautan madumu,, boleh ya,,, please,,,!!!
" Tapi pelan pelan aja ya? Awas kalo sakit lagi nggak ku kasih jatah lagi kamu!! sambil cemberut.
" Ha,,, ha,,,, ha,,, kenapa kamu imut sekali sih sayang,,, gimana coba aku nggak makan kamu,,?
Cahya hanya diam saja saat Leon melakukan aksinya, saat Leon mencium bibirnya ia mulai membalasnya dan kejadian semalam pun terulang lagi, tapi kini Cahya tak merasakan sakit malah menikmati semuanya. Setengah jam kemudian mereka mencapai klimaksnya berbarengan, dan lagi lagi Leon menyemburkan bibit unggulnya di dalam rahim Cahya.
"Semoga kau tumbuh di rahim bunda sayang, papa, bunda, Oma, dan Oma Aisyah menantikanmu, sayang,,, bisik hati Leon.
Sambil mencium perut Cahya.
Lalu mereka membersihkan diri di shower, mengambil handuk dan berpakaian, mengambil wudhu dan sholat berjama'ah.
Selesai sholat Cahya turun dari kamar, membantu bi imah menyiapkan sarapan, sedang Leon membuka laptopnya dan mulai bekerja setelah seminggu ditinggalkannya.
Hari ini merupakan sejarah baru dalam kehidupan mereka, seakan mereka terlahir kembali.
" Cahya,, kau memang canduku??
bersambung💖💖💖
jangan lupa like, komentar, votenya ditunggu
thx
mampir di novel aku yang lain
berjudul Kesucian Cinta
makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ririn Satkwantono
lupa nggak ma dendam nya🤔🤔😂😂
2021-02-07
0