Hujan yang deras dimalam itu disertai angin bertiup dengan kencang dan suara kilatan petir yang menyambar nyambar membuat malam semakin mencekam.
Dengan dibantu Oma, Lion membawa Aisyah ke rumah sakit Kasih Bunda,. wajah mereka tersirat kekhawatiran dan kesedihan yang mendalam, sungguh hati mereka bercampur aduk hingga tak ada kata kata yang bisa untuk mengukirkan semua.
Setelah setengah jam perjalanan mereka sampai di rumah sakit, dengan tenaga yang tersisa Lion membopong tubuh Aisyah masuk ke dalam ruang IGD, setelah dokter kandungan datang dan memeriksa Aisyah
akhirnya ia dipindahkan ke ruang operasi, jika anaknya tak dilahirkan malam ini kemungkinan akan mati di dalam kandungan karena asupan oksigen nya berkurang, ini akan membahayakan ibu dan anaknya.
Dengan terpaksa Lion menyetujui operasi sesar itu, dia tak mau mengambil resiko jika keduanya tak tertolong, dengan perasaan yang tak menentu Oma dan Lion menunggu didepan ruang operasi, Lion yang gelisah mondar mandir di depan pintu operasi.
Bunda Ida yang melihat semua itu berusaha menenangkan putranya itu.
" Nak,,, percayalah pada keagungan dan anugerah Tuhan, Aisyah dan putranya pasti selamat, Tuhan tidak akan sekejam itu pada kita hingga harus mengambil Aisyah dan putranya, percayalah dibalik musibah ini pasti akan ada kebaikan di dalamnya."
Bunda Ida menarik tangan Lion untuk duduk disampingnya.
" Kita berdoa untuk keselamatan Aisyah dan putranya, jangan mondar mandir kayak gitu tambah pusing bunda liatnya. Bunda tau kamu sangat mencemaskan keduanya, pasrahkan semua pada sang pemberi hidup, kita semua ini hanyalah wayang yang dijalankan oleh Nya. Hidup dan mati kita adalah milik Nya!"Bunda memeluk Lion yang menangis.
" Kenapa harus seperti ini bunda,,,mereka baru saja mendapat kebahagiaan bunda,, dan karena aku mereka harus terpisah selamanya.
Jika saja Vino tak menghadang peluru itu pasti ia masih hidup dan Aisyah takkan terbaring di dalam sana, bunda.
Bunda Ida yang sedari tadi menahan airmatanya berusaha kuat agar putranya yang rapuh itu juga kuat, kini buliran bening itu pun jatuh membasahi pangkuannya.
" Jangan salahkan dirimu nak,,, ini sudah takdir kita harus kehilangan Vino, mungkin ini terbaik bagi semua yang telah Tuhan gariskan, kamu harus ikhlas jalani ini semua, dan menjalankan amanat terakhir dari Vino, menjaga istri dan anaknya, jangan biarkan mereka menderita lagi, limpahkan kebahagiaan untuk mereka, itu merupakan kewajiban kita sekarang nak,, melindungi mereka dari segala marabahaya, jangan sia siakan pengorbanan Vino untuk keluarga kita,
kamu harus bangkit dari keterpurukan ini, dan membalas mereka yang telah menghancurkan keluarga kita, kamu jangan lemah Lion, apalagi semua tanggung jawab keluarga ini ada dipundakmu, karena adikmu masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya."
Bunda Ida menakupkan kedua tangannya di wajah Lion dan mengusap air matanya lalu mencium keningnya. Lion pun melakukan hal yang sama.
" Terima kasih bunda untuk semuanya, mulai hari ini Lion tidak akan melunakkan hati lagi untuk musuh musuh Lion, takkan ada Vino berikutnya bunda, Lion minta bimbing aku disaat kuhilang arah bunda, dan restui Lion mengambil jalan ini demi keluarga kita!"
Mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke depan, menatap buliran hujan yang menari nari diatas lantai rumah sakit.
" Kita akan berjuang bersama sayang, memulihkan kejayaan keluarga Hadiningrat! ucapnya penuh penekanan.
Setelah menunggu kurang dari 2 jam akhirnya pintu ruang operasi bersalin terbuka, keluarlah dokter wanita yang bernama Laras, bunda Ida dan Lion segera menghampirinya.
" Gimana dokter keadaan ibu dan anaknya, apa mereka semua baik baik saja dokter? ucap Lion dengan bergetar
" Alhamdulilah anaknya lahir dengan selamat begitu juga dengan ibunya, keduanya baik baik saja, tapi,,, ucapan dokter terputus
" Tapi apa dok,,?Apa yang terjadi?
Lion nampak khawatir dan memegang lengan dokter itu terlalu kuat.
" Maaf tuan Lion,,, tolong lepaskan tangan anda,,, ini menyakiti saya,,, tuan!
" Maaf,,, dokter saya tadi sangat khawatir, jadi refleks, maaf dok jika menyakiti anda, apa yang terjadi sebenarnya dok?
" Anaknya sehat tak kekurangan suatu apa pun, ibunya juga sehat tapi untuk sementara ia mengalami gangguan di otaknya, sebagian memorinya telah hilang, mungkin ini karena tekanan berat yang dialaminya, hingga ia tak ingin mengingat beberapa kejadian itu."
" Boleh kami masuk dokter?
" Iya,, silahkan anak dan ibunya sudah dipindahkan keruang rawat inap, ada disebelah kanan dari ruang operasi ini."
menunjukkan ruangan dengan tangannya.
" Terima kasih,,, dok! ucap bunda Ida
Bunda Ida dan Lion berjalan menuju ruangan yang dimaksud oleh dokter tadi.
Sesampainya di dalam ruangan mereka tertegun sesaat, melihat Aisyah sedang menyusui putranya, sungguh pemandangan yang indah dan menentramkan hati mereka.
Sesaat mereka sama sama mengusap air mata masing masing.
" Bunda,,, ? ucap Aisyah dan menyudahi menyusui putranya.
" Sayang,,, selamat ya kamu sudah memiliki putra, semoga ia jadi anak yang Soleh dan sukses membanggakan keluarga nantinya!"
ucap bunda sambil mencium kening Aisyah.
" Bunda sama Lion kan? ucapnya lirih
" Iya sayang,,, bunda sama Lion,, ada apa memangnya,, kamu ingin bertemu dengannya? tuturnya lembut sambil menyelipkan rambut Aisyah ke belakang telinganya.
" Apa dia marah bunda,, hingga tak mau menemui ku dan melihat putranya?
ucapnya sedih dan menitikkan air mata.
Bunda Ida yang mendengar itu pun terkejut begitu juga dengan Lion, perlahan Lion mendekati brankar Aisyah dan ia melihat wanita itu sedang menangis seperti dulu jika ia merasa bersalah pada Lion.
" Aisyah???" ucapnya lirih
"Lion,,, ??Aisyah memeluk Lion dengan eratnya.
" Apa kamu marah sama aku hingga tak menemaniku saat melahirkan putra kita, hiks,, hikss,, hikss,,,! Aisyah semakin keras menangisnya.
" Tidak Aisy,,, aku tidak marah sama kamu, tapi tadi ada rapat yang tidak bisa kutinggalkan, maafkan aku ya sayang,,? sambil mengusap air mata Aisyah.
" Oh,,, kukira kamu marah karena anak ini,. bukankah kamu tak menginginkannya?"
masih terisak
" Tidak sayang,,,aku sangat bahagia, aku ingin merawat anak ini, aku akan menjaga kalian berdua seumur hidupku, kamu jangan menangis lagi ya sayang,,, kita mulai hidup yang baru,, dan maafkan aku pernah menyuruhmu menggugurkan anak kita, maukah kamu memaafkan aku, Aisy?
Leo membelai rambut Aisyah.
" Iya sayang,,, aku sudah memaafkanmu buktinya kutetap melahirkan anak kita, adzani anak kita Lion!" tersenyum tipis.
" Iya sayang,,, ku ambil wudhu dulu!"
Aisyah tersenyum melihat Lion yang pergi berwudhu, lima menit kemudian ia masuk lalu mengadzani putra sahabatnya itu, setelah selesai ditidurkan ya disamping Aisyah.
" Sayang,,, putra kita kamu kasih nama apa?
sambil mencium kening putranya.
" Gimana kalau Leon saja, kamu suka tidak, gimana bunda, apa bunda juga setuju!"
Lion menatap bunda Ida.
"Terserah padamu jika itu yang terbaik!"
sambil tersenyum
" Aku juga setuju sayang,,, namanya sepertimu,,,, pasti dia juga akan sepertimu,,, merajai dunia bisnis nantinya!" tutur Aisyah
Maafkan aku Vino,,, inilah yang bisa kulakukan untuk menjaga mereka, karena ingatan Aisyah tentangmu telah terlupakan, dan dia mengingat kejadian lima tahun lalu saat kami menjalin kasih,,, maaf kan aku sobat, beri aku restumu untuk menjaga keluargamu,, bisik hati Lion.
" Aisyah,,, maukah kau menikah denganku???""
bersambung💖💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Jacobus Refwalu
thor mana yg benar ... lion atau leo . jangcn bikin pembaca bingung dong .
2020-09-29
0