Cahaya sang Surya yang menyelinap disela sela gorden dan tirai, menerpa wajah ayu yang masih setia dalam mimpinya, kicauan burung yang begitu merdu bersahutan di dahan pohon mangga di taman belakang.
Pohon mangga itu tetap tumbuh walaupun ditinggalkan oleh pemiliknya sepuluh tahun yang lalu, pohon pemberian sang kakak untuk adik tercintanya, pohon yang mereka tanam bersama sama, menjadi saksi betapa harmonisnya keluarga itu, hingga semuanya berakhir dalam sekejab.
Kini pohon itu sudah besar dan berbuah dengan lebatnya, dahan dan rantingnya meneduhkan bunga bunga mawar yang tumbuh apik dan cantik sesuai dengan warnanya. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata.
Dari dalam kamar utama keluarlah sosok pria berusia 35 thn, yang tampan dan berambut panjang sebahu dan dikuncirnya dibelakang,
ya,, dia leo,,, papanya Leon,,,
Perlahan ia membuka pintu kamar Kinan dan memandang bingkai foto besar yang ada disana. Seorang gadis yang cantik berambut lurus, sorot matanya yang teduh dan berbinar,
bibirnya tipis merona dan memiliki tahi lalat tepat dibawah bibir kanannya, kulitnya putih bersih dan berhidung mancung. Senyumnya bisa menjatuhkan seluruh dunia Leo.
" Pagi Kinan,,, kuharap hari ini engkau kan bahagia, doakan aku juga bahagia hari ini, aku sudah membawa kesayanganmu kemari, ia akan menemani hari harimu disini, biar kau tak sendiri lagi, dan anak kita akan mempunyai teman untuk bermain." ucapnya sambil mengusap foto itu dan menciumnya.
Airmatanya mulai menetes membasahi pipinya," maafkan aku sayang,,, maaf,,, kutak bisa selalu ada disisimu,,,"
Mengusap air matanya dan berjalan menuju tempat tidur dimana Cahya berada, mengusap lembut pipinya, lalu menaikkan selimutnya sampai dada.
" Tetaplah disini temani kakak kesayanganmu, hibur dia dan jadilah teman bermain untuk keponakanmu, biar Leon aku yang urus."
tersenyum penuh misteri.
Setelah itu ia keluar kamar dan menuju ke dapur, memakan sarapannya yang sudah disediakan oleh BI inem,,,
" Bi,, nanti kasih makan nona muda dikamar, ia istri Leon, dan jangan biarkan ia merasa sedih atau sendiri! ucapnya penuh penekanan.
" Baik,, tuan,,,!
Bi Inem kemudian meneruskan pekerjaannya, dirumah ini ada 5 orang pelayan, tukang kebun yang merawat taman ada 2, yang membersihkan rumah ada 2, dan satunya khusus membuatkan makanan.
Setelah sarapan Leo pun berangkat ke kantornya. Sebelumnya ia membelok kan mobilnya ke yayasan panti asuhan dikota J,
Setelah memarkirkan mobilnya ia menuju ruang khusus, dilihatnya seorang wanita berusia 32 tahun sedang duduk dikursi roda, wajahnya yang ayu tertepa sinar Surya yang masuk lewat jendela kamarnya.
Cukup lama dipandanginya wanita itu, airmatanya menetes kemudian segera dihapusnya. Perlahan ia memasuki ruangan itu dan duduk mensejajarkan tubuhnya dengan wanita itu, tatapan matanya yang kosong, seakan tak ada kehidupan disana,
diusap rambutnya dan dicium keningnya.
" Sayang,,,apa kabarmu hari ini,,, aku sudah menemukan adik kesayanganmu,,, ia tumbuh jadi gadis yang cantik sepertimu, ia menunggumu dirumah sayang,,, cepatlah sadar,,, tidak cukupkah kau menghukumku selama ini,,, aku sudah tak kuat lagi sayang,,, cepatlah sadar,,, kembalilah padaku,,, aku mohon,,,! sambil menggenggam tangan yang pucat itu, kemudian mencium tangan itu."
Setelah mencium kening dan dan membelai pipi wanita itu ia pun keluar dari ruang khusus itu. Lalu melangkahkan kaki menemui dokter yang ada di ruangannya. Perlahan dibukanya pintu ruangan itu.
" Pagi dokter Rendra?
" Pagi Tuan Leo? Sudah bertemu dengan nyonya? sambil mempersilahkan duduk dengan tangannya.
Leon pun duduk ," sudah dokter, gimana perkembangan kesehatannya sekarang?
" Belum ada perkembangan yang berarti Tuan,
semua metode sudah dijalankan, tinggal satu cara yaitu mendatangkan orang orang yang dicintainya.Namun ini juga beresiko jika ia akan bertambah kritis bahkan meninggal,
tapi kalau metode hipnotis ini berhasil ia akan
sembuh dan melupakan semua yang terjadi, semua terserah tuan! ucapnya hati hati
Sejenak Leon berfikir kemudian mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan perlahan.
" Kapan itu bisa dilakukan dokter? ucapnya terasa berat
" Itu tergantung kesiapan anda Tuan, kapan pun anda siap maka kami pun akan siap! ucapnya tegas
" Baiklah dokter akan saya fikirkan, dan kapan persisnya akan ku kabari anda!
Setelah itu ia pergi dan menuju dimana mobilnya terparkir, lalu melajukan mobilnya ke kantornya.
Ditempat lain, disebuah kamar yang mewah itu Cahya mulai tersadar dari obat biusnya.
Perlahan ia mengerjab dan membuka matanya, sungguh ia terkejut karena berada di sebuah kamar yang tak asing baginya.
Perlahan ia turun dari tempat tidur berjalan memutari seluruh kamar dan airmatanya jatuh saat menatap sebuah bingkai foto yang cukup besar, ia pun bersimpuh di bawahnya.
Air matanya terus mengalir dengan derasnya dan tangisan itu semakin menjadi saat mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu.
Saat seluruh keluarganya meregang nyawa.
Cukup lama Cahya menangis dan meratapi masa lalunya hingga ia mendengar bunyi pintu diketuk dari luar. Segera dibersihkan sisa sisa airmata itu, lalu menuju pintu dan membukanya.
Tampak seorang wanita paruh baya dihadapannya dengan membawa sarapan.
" Nona muda silahkan sarapan dulu, jika nona ingin mandi, di dalam lemari sudah disiapkan pakaian nona, dan jika nona membutuhkan sesuatu beri tahu kami saja, disebelah pintu ada bel yang terhubung dengan tempat pelayan. Jika tidak ada yang nona butuhkan lagi saya mohon diri!
Mengangguk memberi hormat dan keluar dari kamar. Sedangkan Cahya masih kebingungan dengan ucapan pelayan tadi, kenapa memanggilnya nona muda, apa orang yang telah membiusnya semalam itu mengenalnya.
Karena penasaran ia pun keluar dari kamar, menatap setiap sudut rumah, tak ada yang berubah dari rumah itu, semua benda masih tertata rapi di tempatnya masing masing, masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu.
Dilangkahkan kakinya menuju ruang kamar yang ke dua tempat dulunya ia tempati, dibukanya pintu itu, dan masuk ke dalam,, semua barang barangnya tetap utuh bahkan sama persis seperti saat ia tinggalkan.
Dibuka lemari bajunya, dan semua masih utuh, semua mainannya pun masih tertata rapi, kemudian ia masuk ke kamar mandinya, bahkan peralatan kamar mandinya tetap ditempatnya.
Airmatanya pun mengalir lagi bahkan kini ditumpahkan semua sisa sisa airmata, seakan akan ini terakhir kali ia menangis, satu jam sudah ia menumpahkan semua perasaannya dan airmatanya, kini ia bangkit dari tempatnya bersimpuh, lalu membersihkan dirinya dengan sabun dan aromaterapi kesayangannya, lalu mengambil handuk dan menuju lemari lemari ganti, mengambil pakaiannya.
Setelah rapi ia keluar kamar menuju taman belakang, darahnya berdesir menatap tiga gundukan bunga mawar yang berada dibawah pohon mangga itu, rasa rindu yang selama ini terpendam dicurahkannya dengan memeluk batu nisan yang bertuliskan kedua nama orang tuanya.
Airmatapun mengalir lagi menggambarkan hancurnya hatinya saat ini, diucapkannya doa dipusara keduanya dan kakak iparnya, namun matanya tertuju pada hamparan mawar pink yang begitu indah, kenapa pusara kakaknya tak ada,, itulah pertanyaannya sekarang,
Saat ia termenung dan larut dalam pikirannya sebuah tangan menyentuh pundaknya, dan dengan cepat dipegang tangan itu dengan getakan memutar dibantingnya tubuh itu dengan sekuat tenaganya.
Namun ia terkejut saat melihat siapa yang telah dijatuhkannya, karena terkejut kini dia yang terjatuh karena kakinya di ganjal Leon dan jatuh tepat diatas tubuh Leon, dan kini tangan kekar Leon sudah melingkar ditubuhnya dan bibir mereka sudah bertemu,
Dengan rakusnya Leon melahap bibir itu, dan dalam sekejab tubuh Cahya sudah dalam kendali Leon, dan mereka melakukannya dikelilingi mawar yang indah, beruntung Leon menggunakan jaket tebalnya hingga tak terluka oleh duri mawar,
Dan mereka juga pake baju saat melakukannya dan gaya apa yang mereka pakai hanya mereka saja yang tau.
Bagaimana rasanya juga mereka saja yang tau
He,,,, he,,, silahkan berimajinasi sendiri,,,,!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments