Sepuluh tahun kemudian, nampak seorang gadis yang cantik, kulitnya putih bersih, rambutnya panjang hitam bergelombang, bibirnya yang tipis, serta mata yang indah, tatapannya begitu teduh menentramkan hati siapa saja yang melihatnya, tutur katanya halus dan lemah lembut, sikapnya penuh dengan sopan santun mencerminkan sikap wanita di panti asuhan ini, Cahya kirana,,, sesuai namanya ia seperti rembulan yang menyejukkan hati semua orang, semua penghuni dipanti asuhan ini dari anak anak sampai orang dewasa semua mengagumi dan menyayanginya, ia jadi primadona di panti ini, walaupun memiliki kesempurnaan fisik dan akal dibilang cukup jenius namun ia tak sombong, bahkan dengan senang hati ditularkan dan diwariskan pada siapa saja yang mau belajar.
Setiap sore habis Maghrib ia mengajar anak anak panti dan juga anak disekitaran kompleks panti mengaji, dengan sabar dan telaten ia mengajari mereka, tidak hanya mengaji tapi juga menjadi guru privat untuk anak SD, karenanya banyak warga sekitar panti yang mengenalnya dan memanggil dengan sebutan guru cilik (gulik),
Hari ini panti begitu sibuk, banyak orang bersih bersih dihalaman dan ruang tamu serta aula, besok pagi ada donatur utama akan datang ke panti secara langsung beserta dengan donatur yang lainnya.
Dan Cahya diberi tugas menyiapkan jamuan besok.
Hari ini begitu melelahkan bagi Cahya, setelah bersih bersih ia membantu Bu Aini menyiapkan makan malam untuk semua penghuni panti, setelah makan malam usai dan bersih bersih, ia masuk kedalam kamarnya, direbahkan tubuh letihnya diatas kasur, matanya menatap langit langit kamarnya, mengingat masa yang indah bersama keluarganya, hatinya terasa perih bagai disayat sayat ribuan sembilu, bulir bening pun jatuh dari sudut matanya, sesak didada membuatnya tersedu meluapkan semua rasa sakit, pedih dan perihnya, sungguh ia sangat rapuh dan begitu merindukan orang orang yang dicintainya, matanya terpejam membayangkan wajah wajah yang sangat dirindukannya.
" Cahya sayang,,,kami sangat merindukanmu nak, jagalah dirimu baik baik, percayalah kami selalu bersamamu disetiap desah nafasmu, kami bahagia disini maka kau juga harus bahagia sayang,,, kami mencintaimu,,," dilihatnya orang tuanya, Naga dan Kinan yang menggendong bayi memeluk tubuhnya bergantian
" Kak Kinan,,, apakah ini debay?" Kinan mengangguk,,, tampan sekali kak,,, boleh kugendong,,," Cahya berniat menggendong debay dari pelukan Kinan, tapi dilarang
" Tidak boleh sayang,, nanti kalau debay nangis gimana, dia sedang tertidur lelap tak mau diganggu!" Kinan menyentuh pipi Cahya dan tersenyum
" Sayang,,, kamu cantik sekali, buanglah dendam dihatimu, hiduplah dengan baik, kamu berhak bahagia sayang,,,ingatlah sayang,,, kami sangat mencintaimu,,, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami,, kesedihanmu adalah kesedihan kami,,,jagalah dirimu baik baik,,,!!"" Kinan memeluk Cahya begitu erat bergantian mama dan papanya, senyuman tersungging diwajah mereka dan menghilang disapu kabut putih yang amat tebal
" Papa,,, mama,,, kak Kinan,,, kak naga,,, debay,,,!!"" teriak Cahya memecah kesunyian malam, sontak ia bangun terpaku dengan posisi memeluk kedua kakinya yang ditekuk, peluh membasahi bajunya, tatapannya kosong menatap dinding kamarnya, tubuhnya menggigil merasakan dingin menjalar disetiap pembuluh darahnya, menahan sedih dan amarahnya,, buliran bening jatuh dari matanya, kristal kristal itupun pecah dipergelangan tangannya
"Mama,, papa,,, kakak,,, kenapa begitu cepat kalian pergi, aku masih merindukan kalian,,, hiks,,,hiks,,, percayalah kukan bahagia demi
kalian,,,aku janji,,, istirahatlah yang tenang disyurga sana,,, ma,, pa,, kak,,,!!"" bisik Cahya dalam hatinya
" Tok,, tok,, tok,,!!" suara pintu diketuk, Cahya pun turun dari ranjang dan membuka pintu, tampak Bu Aisyah pemilik panti ini
" Cahya,, kamu tidak apa apa sayang?" ucapnya seraya masuk dan duduk ditepi ranjang,
" Iya,, Cahya gak pa pa kok, bunda,,, tadi cuma mimpi buruk lagi,,,dan sekarang sudah lebih baikan,,, kenapa bunda belum tidur?" Cahya
duduk ditepi ranjang di depan Bu Aisyah
" Bunda tadi udah tidur, tapi terbangun karena mendengar teriakanmu tadi, kenapa sayang,,,apa kamu mimpi yang sama lagi,,, sayang,,, ikhlaskan mereka, percayalah dialam sana mereka sudah bahagia,,, kamu tak boleh terpuruk dan bersedih terus, jadilah Srikandi untuk keluargamu, hukum mereka yang bersalah tegakkan keadilan untuk keluargamu sayang,,,kuatkan hatimu, ingatlah tujuan hidupmu,, jangan berlarut larut dalam kesedihan, sekarang saatnya kamu bangkit nak,,, bunda akan selalu mendukungmu,,, seperti janji bunda pada mendiang kakak bunda, mbk isma, karena sebelum ajalnya ia menitipkan mu pada bunda,, hapus airmatamu, berjanjilah mata indah ini tak akan mengeluarkannya lagi, tetaplah tersenyum dan bahagia, karena wajah cantik ini tak pantas untuk bersedih,,!!"" bunda menakupkan kedua tangannya dipipi Cahya, lalu mencium keningnya dan tersenyum
" Sudah cepatlah tidur, besok kita butuh tenaga extra, maka cas energimu biar besok kau sudah kuat untuk tujuanmu,,, ok sayang!!"
" Iya ,, bunda,,, aku hampir lupa besok adalah hari istimewa, ok,, bunda,,," Cahya tersenyum secerah matahari terbit, lalu mengambil selimut dan tidur, Bu Aisyah keluar kamar setelah memastikan Cahya tidur dengan pulas
" Kamu harus kuat sayang agar tujuanmu tercapai, semoga yang kuasa membantumu dan menjagamu nak!"
Mentari mulai muncul dari tempat persembunyiannya, cahaya nya begitu redup karena tertutup awan, angin sepoi sepoi berhembus menerpa lembut pada apa saja yang diterpanya, semua orang dipanti sudah sibuk menghias panggung kecil diaula, tempat diadakannya pertunjukan untuk menghibur donatur yang akan datang, kursi dan meja pun sudah tertata rapi, sound sistempun sudah siap lengkap dengan alat musiknya, walaupun cuma pertunjukan kecil dari anak panti tapi semua dipersiapkan dengan baik, sebagian anak melakukan gladi resik untuk pentas nanti.
Sedang sebagian dari para gadis membantu menyiapkan makanan dan minuman untuk dihidangkan diacara nanti, begitu pun juga Cahya.
" Dengar dengar nanti donatur yang datang adalah pemilik perusahaan terbesar di negeri ini, dan katanya putra satu satunya akan ikut kemari, menurut kabar yang kudengar orangnya sungguh tampan, badannya atletis, jadi rebutan para wanita, tapi sayang sikapnya dingin dan kejam, aku sungguh penasaran,, gimana ya tampannya dia, diusia muda sudah jadi Presdir di perusahaan terbesar di Asia,, andai aku jadi kekasihnya,,, oh,,, indahnya dunia,,, !!"" kata Aira panjang lebar dan terkadang senyum senyum sendiri
" Eh,,, Cahya,,, apa kamu gak penasaran dengan Presdir tampan itu,, ntar ikut gue liat ya,,, jangan ngumpet kayak biasanya,, siapa tau kalian berjodoh,,," cetus Aira yang memang ceplas ceplos kalo ngomong
" Entahlah ,,,Ra,,, gue males soalnya, ini kalo gak dapat tugas dari bunda mungkin kulebih memilih ngajar anak anak daripada ikut acara ini,,gue gak mau ngecewain bunda,,, tuturnya
" Ayolah Cahya,,, kali ini saja ya,, ayolah,,, please,,,!!" Aira menarik narik tangannya seperti anak kecil yang merengek minta mainan
" Iya,,, iya,,, ntar gue temenin,,," ucapnya jengah
" Makasih ya gulik,,, eh,,, cantik,,, ntar gue jemput, sekarang gue mau dandan yang cantik dulu,, bye,,,Cahya,,," dengan genit Aira keluar dari dapur sedang Cahya hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja.
Jam sepuluh tepat rombongan donatur itu pun sampai dipanti, ada empat mobil mewah yang memasuki halaman panti diikuti beberapa mobil lainnya, dari mobil pertama turunlah seorang seorang pria berusia 40 tahunan diikuti pria muda yang tampan berbadan atletis, kulitnya putih bersih dan berhidung mancung usianya sekitar 25thn, disebelahnya ada nenek tua sekitar 60 thn, walaupun begitu guratan kecantikan masih terpancar diwajahnya,, setelah itu diikuti mobil yang lain, semua penumpangnya turun,
Bunda Aisyah diikuti sesepuh panti pun menyambut kedatangan mereka, anak anak yang diberi tugas memberikan mawar pink pun membawa bunga itu dan menyerahkan pada bunda Aisyah untuk diberikan pada donatur, dan mempersilahkan duduk diaula,
Sedang Aira sudah menyeret Cahya untuk ikut menyambut kedatangan para donatur tadi, seketika tubuh Cahya mematung menyaksikan siapa yang datang, hatinya tak bisa dikuasainya, tangannya mengepal, tatapannya nanar memandang tajam satu persatu pria yang jadi donatur dipantinya, bibirnya tersenyum sinis dan dengan tubuh yang bergetar hebat ditinggalkannya aula itu,,.
bersambung,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Zana Maria
makin keren aja Thor ceritanya
2021-09-16
1
Ririn Satkwantono
aq mampir thoooor.... smg bagus ceritanya😊😊
2021-02-07
1
Lasceria🎶
beruntung cahya... setelah tragedi itu..sepertinya mendapatkan bunda yang lebih baik ya... 😣
2020-08-28
0