Malam semakin larut, cahaya purnama menerangi seluruh kota, semilir sang bayu menyapu setiap benda yang hidup dan yang tak bernyawa, bau harum mawar semerbak mewangi mengisi seluruh ruangan rumah, aroma yang sangat disukai penghuni rumah ini.
Di kamarnya Cahya masih setia dengan pingsannya, walaupun sudah berjam jam ia belum membuka matanya.
Sedangkan diruang kantor Leo, mereka masih sama sama terdiam bergelut dengan pemikiran masing masing, hingga malam semakin larut. Leo memandang wajah Leo yang penuh dengan kesedihan dan juga nampak lelah dan letih.
"Pa,,, apakah hubungan Leon dan Cahya perlu diakhiri,,, besok suruh pengacara mengurus semuanya,, walaupun hatiku tak menerima ini semua,, kenapa semuanya terlambat kami ketahui,,, kenapa orang yang kucintai adalah adik Leon sendiri,, Pa? Kenapa semua ini terjadi pada kami,,, bagaimana kami harus bersikap nantinya?"
Buliran bening mengalir dari kedua matanya.
Disandarkan tubuhnya kesofa sambil mengusap kasar wajahnya, diremas kepala dan diacak acak rambutnya, merasakan frustasi yang teramat.
"Leon,,, kamu tak perlu berpisah dengan Cahya jika kalian saling mencintai, papa tak akan memisahkan kalian berdua, biarkan dunia tahu bahwa kau adalah putraku, namun ada rahasia yang selama ini telah tersimpan rapi, dan itu adalah tentangmu, maafkan papa yang selama ini terkesan tak perduli padamu!"
Leo menghela nafas perlahan.
" Maksud papa apa? Leon nggak ngerti dengan ucapan papa?" ucapnya lirih
Tenaganya terasa terkuras memikirkan kenyataan yang diketahuinya.
"Leon,,, sebenarnya kamu bukan anak papa, nak! sambil mengusap wajahnya kasar.
" Apa maksud papa,,, Leon bukan anak papa? Trus Leon anak siapa, pa?" menatap tajam kearah Leo,
" Dua puluh empat tahun yang lalu, saat ibumu mengandungmu ayahmu mengalami kecelakaan mobil, yang mengakibatkan kematiannya." tutur Leo sambil mendesah seolah terasa berat beban yang ditanggungnya.
flashback on,
Malam itu hujan turun dengan derasnya, petir menggelegar memecah guyuran derai hujan, dua buah mobil saling berkejaran satu dengan yang lain, dalam mobil sedan itu terdapat seorang pria yang telah tertembak tepat dijantungnya, dan seorang lagi berusaha menghentikan darah yang terus mengalir ditubuh asistennya itu.
" Vin , kamu harus bertahan,,, ingat istri dan calon anakmu,,, kamu harus bertahan demi mereka,,, aku mohon,,, aku tak kan pernah memaafkanmu jika kamu pergi mendahuluiku,, kamu harus patuh pada perintahku,,, aku ingin kamu tetap hidup, bukankah kamu sudah berjanji akan menjaga dan setia padaku seumur hidupku,,, kamu harus menepatinya!"ucap Lion sambil mengikat tubuh Vino yang tertembak dengan hem yang dipakainya.
"Lion,,,maafkan aku sobat,,, aku tak bisa menepati janjiku,,, mungkin sampai sini saja kita bersama, tolong kau jaga keluargaku, itulah pinta terakhirku sobat, maafkan aku,,, katakan pada Aisyah aku sa,,, sangat men,,, mencintainya,,,, dan,,, to,, tolong,,, ja,, jaga,,, put,,, putraku,,,!!" Dengan terbata bata.
Tubuhnya terasa dingin dan tangan yang menggenggam tangan Lion pun terkulai lepas dari genggaman, nafasnya pun tak berhembus lagi. Airmata yang tadi ditahannya kini mulai jatuh membasahi pipi, semakin lama ia terisak, tubuhnya terguncang karena
tangisnya. Sahabat sekaligus asisten pribadinya yang begitu setia dan rela mengorban kan nyawa demi menolongnya dan orang orang yang dikasihi Lion.
" Sobat,,, istirahatlah dengan tenang, aku pasti akan menjaga keluargamu dengan baik,,, akan kujaga putramu seumur hidupku, dia tidak akan kehilangan sosok ayah, aku akan menjadi ayah untuknya. Selamat jalan sobat,,, asistenku yang bodoh!!!!
Memeluk erat tubuh sahabatnya itu.
" Tuan yang tabah,, ikhlaskan kepergian Vino, ini jalan yang dipilihnya, tuan jangan merasa bersalah,,, saatnya sekarang kita membalas untuk kematian nya." ucap sopir pribadinya Lion.
" Kau benar Bram, tak akan kulepaskan siapa pun yang bertanggung jawab untuk ini!!!"
Perlahan diusap airmata yang membasahi pipinya, Dan sebuah tembakan mengarah pada ban mobil mereka hingga mobil oleng dan jatuh ke dalam jurang. Sebelum mobil mobil mencapai dasar jurang, Lion membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Vino keluar disusul dirinya,, akhirnya mobil terbakar di dasar jurang.
Dengan tertatih dan mencari batang dan dahan pohon sebagai tumpuan peganga Lion mencari tubuh Vino, dan dengan susah payah akhirnya dia temukan juga tubuh sahabatnya itu, cukup lama ia berdiam diri disamping jasad Vino hingga anak buahnya menemukan mereka dan membawa mereka pulang ke kediaman Hadiningrat.
Dua jam kemudian mereka sampai di sebuah rumah mewah nan indah dan megah. Dengan bantuan anak buahnya dia masuk kedalam rumah itu. Dan jasad Vino pun dibawa masuk diletakkan disofa ruang tamu. Tubuh yang penuh dengan luka dan darah, keadaan Lion pun sama.
"Cepat urus proses pemakaman Vino, jangan beri tahu kabar ini pada Aisyah, biar nanti aku sendiri yang memberitahunya!!
" Baik,,, Tuan,,,!
" Apa yang kamu sembunyikan Lion? Kabar apa yang tidak boleh kutahu.? tuturnya lembut.
Lion terperanjat melihat seorang wanita muda yang sangat dicintai sahabatnya, dan merupakan cinta rahasia Lion, tengah berdiri didepan pintu kamar bundanya , disusul sang bunda keluar dari kamar. Mereka yang tahu keadaan Lion segera mendekat, memastikan apa yang terjadi.
Mata Aisyah membelalak tak percaya, mulutnya menganga dan ditutupi tangannya, tubuhnya terasa kaku mematung tuk sesaat, air matanya jatuh melihat pemandangan di depannya. Setelah kesadarannya pulih dengan setengah berlari ia menghampiri tubuh yang telah kaku itu. Dia tak perduli dengan keadaannya yang tengah hamil tua.
Dipeluknya tubuh suaminya dengan airmata yang sudah membanjiri pipinya, tubuhnya terguncang karena tangisnya yang semakin terisak, tak henti hentinya diciumi wajah suaminya itu dan sesekali mengusap airmatanya agar tak jatuh di tubuh suaminya.
" Hikss,,, hikks,,, hikkss,,, kenapa kamu ninggalin aku Vin,,, kenapa kamu tega sama aku,,, bukankah kamu berjanji akan menjagaku seumur hidupku,,, menjaga anak kita,,, bukankah kamu berjanji akan menua bersamaku,,, merawat dan menjaga anak anak dan cucu cucu kita kelak,,, bangun Vin,,, bangun,,, hiks,, hiks,,, hiks,,, aku tak ijinkan kamu pergi,,, aku tak ikhlas Vin,,, kenapa kau tak bawa aku bersamamu saja,,, ku tak bisa hidup tanpamu,,,, untuk apa aku hidup lagi Vin,,, duniaku telah hancur dan pergi bersamamu,,, hikss,,, hikss,,hiksss,,,,,
kenapa kau begitu egois,,, melepas tanggung jawabmu pada anak kita,,,Vin,,, bangun,,, kami membutuhkanmu sayang,,, bangun,,,, jangan bercanda lagi denganku,,, ini tak lucu Vin,,,, bangun,,,,aku tak sanggup membesarkan anak ini sendiri,,, demi kami,,, kumohon bangunlah sayang,,, bangun,,, hikss,, hikss,,, hikss,,,!
Digoncang goncang tubuh Vino berharap suaminya kembali walau Aisyah tahu itu tak mungkin terjadi.
Dia berlutut dan memeluk tubuh suaminya begitu erat. Lion dan bunda Ida tak bisa berbuat apa apa, karena mereka juga menangis meratapi kepergian Vino yang sudah dianggap anak dan saudara itu.
Mereka semua larut dalam kesedihan, hingga tiba tiba Aisyah tergeletak dilantai bawah sofa suaminya, darah mengalir dari selangkanya
" Aisyah!!!
Cobaan dan ujian terus berganti
Dengan ketulusan, keikhlasan,dan kesabaran
kan kita hadapi,
Bersambung😭😭😭😭😭😭😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
ria andriana
lion itu siapa lagi? bukannya nama papanya itu leo ya
2020-07-15
0