" Aa,,,,"
" Le,,,, on,,,,!"
Cahya menggeram dengan apa yang ada dihadapannya sekarang, sungguh kamarnya seperti kapal pecah, tempat tidur yang berantakan, baju baju Leon pada bertaburan di tiap dinding kamarnya yang sudah dipaku oleh Leon,
" Dasar jorok,,, pemalas,,, tak tau diri,,,mesum,," umpatnya terus menerus sambil merapikan tempat tidur yang habis dibuat tidur oleh Leon, tanpa disadarinya pria yang diumpat sudah ada dibelakangnya,
Saat ini ia sedang diatas ranjang dengan jongkok lutut jadi tumpuannya sedang tangannya membersihkan
sprei dimasukkan ke kasur biar rapi tak ikut tertarik jika ditiduri, saat tiba ditepi ranjang ia merasakan ada hembusan halus dilehernya, karena saat ini hijabnya sudah dilepas.
Perlahan ia membalikkan tubuhnya dan terkejut saat Leon sudah ada didepannya, Leon semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Cahya, maksud hati ingin menggoda gadis itu, tapi sial kakinya terpeleset dan jatuh tepat diatas tubuh Cahya, mata mereka saling beradu dan jarak mereka hanya beberapa inci, detak jantung keduanya sangat cepat
*sungguh cantik, matanya yang sebening embun, bibirnya tipis meranum, hidung mancung, kulit putih bersih, pipi yang memerah itu oh,,, sungguh membuatku mabuk akan pesonamu
matanya yang tajam namun meneduhkan, kulit putih bersih, hidung yang mancung, bibir yang merona, sungguh begitu sempurna Allah menciptakanmu, andai kau bukan anak dari musuhku, dengan senang hati kucintai kamu*
Mereka bergulat dengan pemikiran sendiri, tanpa sadar tangan Leon membelai pipi Cahya yang tertutup oleh sebagian rambutnya, dan diselipkan dibelakang telinganya, lalu mencium bibir ranum itu,
Cahya tersadar dan mendorong tubuh Leon, namun tak beranjak sedikitpun, ciuman itu semakin dalam dan Leon mencengkram kedua tangan Cahya di letakkan sejajar dengan kepalanya, ciuman itu tetap berlanjut dilumatnya habis bibir gadis itu, ia berusaha meronta tapi tenaganya kalah kuat, dan berhenti saat kehabisan nafas.
"Plaakk,,!!
Tamparan keras dipipi Leon, menyisakan bekas disana, ia menyeringai
" Ini hukuman untukmu karena berani menghinaku, jika kamu masih melakukannya aku akan menghukummu lebih dari ini,,, ingat itu!! lalu beranjak dari tubuh Cahya dan mengambil handuk untuk mandi,
" Siapkan air hangat untukku, aku capek banget! perintahnya
" Tuan muda Leon,,, sekarang kamu dipanti bukan dihotel atau rumah mewahmu,, jadi,, gak usah sok sok perintah, kerjakan sendiri, kamu harus mandiri disini,,"
Leon menatap kesal pada Cahya yang tak memperdulikannya, dan dengan santainya ia melenggang keluar dari kamarnya.
Dikursi taman itu ia sandarkan tubuhnya yang terasa lelah dan letih, lelah dengan segala kepura puraannya, dan letih dengan jalan hidupnya,, sesaat matanya terpejam, terlintas sosok yang sangat dicintainya, mama,,, ! ucapnya lirih
Ibu yang telah mengandung dan melahirkannya di dunia ini, namun tak pernah ia jumpai,, ya,,, karena takdir berkata lain, sang ibu telah kembali pada Nya, setelah berjuang melahirkan putra kesayangannya. Hanya Oma dan papa yang membesarkannya,
Sekilas bulir bening itu jatuh ditepi matanya, dan langsung diusapnya tanpa ia sadari sudah ada gadis dihadapannya. Saat matanya terbuka nampaklah wajah cantik yang tersenyum padanya.
" Ayo mandi,, sudah kusiapkan air hangatmu, jangan salah faham padaku karena kutak mau kamu sakit, ntar malah repot aku, bisa bisa dibunuh aku sama papamu!
Leon hanya memandang wajah itu tanpa reaksi,
" Apakah beban hidupmu begitu berat, hingga senyum aja kamu tak bisa, ? sambil mengerlingkan sebelah matanya.
" Apa kau menggodaku sekarang? Tak perlu sok perduli denganku, lebih baik kau jauh dariku? ketus Leon
" Ya udah, aku cuma mau liat senyummu, kalau aku ganggu kamu sorry,,,dan gak akan ganggu kamu lagi,,, o,, ya,, selama kamu disini kamarku jadi kamarmu, sedang aku akan tidur bersama Aini, sekian laporannya tuan muda Leon,,, semoga hari hari anda menyenangkan disini,,,sekian dan terima kasih!
Dengan mengangguk memberi hormat lalu pergi meninggalkan Leon sendiri.
" Dasar gadis aneh,,,! terkekeh lalu pergi ke kamar mandi
Seperti biasa tiap habis Maghrib cahya mengajar mengaji anak panti dan anak anak kompleks, anak anak itu begitu patuh pada gulik nya,
Saat asyik mengaji mereka dikejutkan seorang pria tampan masuk ke masjid dimana mereka belajar, anak anak mulai hilang fokus melihat tampan dan bagusnya tubuh Leon. Cahya memberi isyarat agar Leon pergi tapi tak digubris, ia pun kesal namun ditahannya karena ada anak anak..
" Adik,,, adik,,, karena hari ini kakak ada yang bantu maka sebagian akan diajar oleh om yang ada disana, apa kalian mau,,?
" mau,,,," jawab mereka serempak
" Anak cowok akan diajar oleh om itu, sedang yang cewek tetap bersama kakak, ayo ambil posisi kalian masing masing! perintah gulik Leon hanya senyum saja mendengar ucapan Cahya, karena ia juga suka pada anak kecil, dan akhirnya mereka mengajar bersama, sesekali mereka saling curi pandang.
Setelah selesai mengajar Cahya membantu di dapur menyiapkan makan malam, kini makan malam sudah siap, dan semua penghuni panti sudah mengantri mengambil jatah makan mereka, saat tiba giliran Cahya dan Leon makanan itu sudah habis, mereka pun keluar dan duduk dikursi taman,
" Apa kamu sering gini, tidak dapat jatah makan? ucap Leon memecah suasana yang tadinya hening, karena mereka sibuk dengan pikiran masing masing,
" Iya,,, sebagai yang lebih tua dari mereka aku harusnya ngalah kan? ditatapnya langit yang penuh bintang itu
Angin yang berhembus sepoi sepoi terasa sejuk dikulit mereka.
" Apa kamu lapar, tuan muda?
" Bohong kalau aku bilang tidak lapar, tapi aku gak punya uang sekarang karna semua fasilitas ku diambil sama Oma, dan aku tak punya se sen pun! tuturnya seraya menyandarkan diri di sandaran kursi,
" Baiklah kita makan diluar yuk, aku ajari kamu nyari duit, tunggu sebentar!
Lima menit kemudian Cahya keluar dengan memakai topi dan membawa gitar ditangannya,
" Loe mau apa bawa gitar segala, loe mau ngamen? tanya Leon serius
"Iyalah,, gue mau ngamen, emang gak boleh, toh ngamen juga halal gak minta minta, kan kita jual suara? Cahya tersenyum tipis sambil memainkan alisnya naik turun, sungguh menggemaskan , Leon pun tersenyum
kita liat tuan muda apa kau sanggup hidup miskin selama sebulan, batin Cahya
loe mau nguji gue gucil, ok kita liat siapa yang akan menang, batin Leon
" Ayo kita berangkat mumpung belum malam, ntar gue yang mainin gitar loe yang nyanyi ya,,,! mengambil gitar dan topi yang dibawa Cahya
" Loe bener mau ngamen, gak malu?Ntar karyawanmu liat gimana?
" Sekarang gue bukan Leon Hadiningrat cuma Leon anak biasa yang uang seratus rupiah pun gak punya, udah ayo berangkat, kita jalan kaki, kan? melangkahkan kaki keluar panti dengan antusias,
Lima belas menit kemudian mereka sampai di alun alun kota, mencari tempat tempat yang strategis untuk ngamen dan jatuhnya di sebuah taman yang banyak muda mudi saling memadu kasih alias pacaran he,,, mereka duduk dikursi taman yang ada ditengah, disinari redupnya lampu taman, akhirnya Leon
memetik gitar dan Cahya menyanyikan lagu, banyak dari pasangan itu yang menonton aksi keduanya, bahkan ada yang memvideo, karena Cahya dan Leon begitu serasi, suara Cahya yang merdu mampu menghipnotis mereka, setelah beberapa lagu akhirnya mereka berhenti,
" Teman teman semua mohon keikhlasannya untuk menyumbang buat anak panti asuhan x, atas bantuannya saya ucapkan terima kasih! tutur Cahya lemah lembut dan memberikan topinya pada semua penonton, setelah dirasa cukup mereka pun pulang
" Kita beli nasi goreng aja ya,?
" ok,, terserah kamu",
Cahya memesan 2 bungkus nasi goreng, lalu duduk dikursi yang disediakan, saat asyik menyaksikan bapak nasi goreng memasak tiba tiba saja ada yang datang.
" Leon,,,?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Agnia Sardula
Bukan mbak-mbak waria kan ya yg dateng biasanya mau ngamen wkwkwk
2020-06-13
0