bab7 Zahra dan zahira

"Leon,,,"

Seorang wanita cantik yang berpakaian seksi dan memakai make up tebal bergelayut manja dilengan Leon.

" Nanda! Lepaskan tanganmu ini ditempat umum, jaga sikapmu!

"Leon,, aku kangen banget sama kamu, kemarin aku dari bandara langsung ke rumahmu, tapi kata Oma loe keluar kota! masih bergelayut di lengan Leon.

Nanda adalah Puteri dari Bram Pernama, sejak kecil ia sudah ngejar ngejar Leon, tapi bagi Leon ia hanya teman.

Cahya menatap jengah dengan tingkah laku wanita di depannya, ia fokus pada si Abang nasi goreng tanpa menghiraukan yang disampingnya.

" Kak,,, boleh minta sedekahnya,, saya dan adik saya belum makan dari tadi pagi,,"

Dua anak kecil berusia 7 thn dan 5 thn dengan baju yang sudah compang camping dan rambut yang awut awutan mendekati Cahya.

" Nama kalian siapa? Kalian tinggal dimana sayang,,, dan kemana orang tua kalian? Dengan lembut Cahya membelai pipi kedua anak kecil itu.

" Nama saya Zahra dan ini adik saya Zahira kak,,, kami tunawisma, dan kedua orang tua kami meninggal karena kecelakaan, kami diusir dari rumah oleh bibi kami sendiri, hiks,, hiks,, hiks,,," tangis keduanya pun pecah memilukan siapa saja yang mendengarnya.

" Zahra dan Zahira mau gak ikut kakak pulang, disana nanti kalian akan memiliki banyak teman, dan pastinya kalian gak perlu mengemis untuk makan, gimana mau gak tinggal di panti asuhan bersama kakak?

Keduanya pun mengangguk.

" Pak, pesen nasi gorengnya dua bungkus lagi ya pak, tapi saya nitip dulu, ntar kalo pulang saya ambil, ni uangnya ,,.'

Cahya mengeluarkan uang seratus ribu, lalu mengambil gitar dari tangan Leon.

" Kamu mau ngamen lagi, kan uang tadi cukup untuk bayar nasi goreng? mengerutkan dahinya menatap tajam Cahya.

" Ini bukan urusanmu, urus saja nyi peletmu itu." Menatap tajam kearah Nanda dengan senyuman sinisnya.

" Apa maksudmu nyi pelet? Emangnya loe siapa beraninya kurang ajar padaku? Kamu gak tau siapa aku?

Nanda benar benar marah dengan ucapan Cahya, ia hendak menampar Cahya namun dengan sigap ditepis oleh Cahya , tak terima ia mau menjambak rambut Cahya, tapi tangannya ditarik oleh Leon.

" Cukup,, jangan buat malu, Cepet pulang kalau tidak apa perlu aku yang turun tangan sendiri." Mata singa Leon sudah mengarah ke Nanda, dengan berat hati ia pergi dari tempat itu dengan perasaan dongkol dan menggerutu disepanjang jalan.

" Sayang, maaf ya kalau kalian harus liat hal yang tak baik tadi, dan jangan pernah kalian tiru karena itu salah, maafkan kakak ya sayang,,, sekarang kalian sama om dulu nanti kakak kembali lagi, gak lama kok,, ngerti kan sayang,,,!"

Zahra dan Zahira mengangguk lalu duduk disamping Leon.

" Jaga mereka untukku!" Jangan pernah sakiti mereka!" Awas kalo sampai mereka kabur karena takut padamu! Aku gak akan maafin kamu! Cahya menekankan setiap ucapannya, Leon cuma mengangguk.

Malam yang semakin larut, dan udara yang terasa dingin menusuk ke tulang, tak menyurutkan tekadnya untuk mengais rejeki,

Ditaman yang dipenuhi kerlap kerlip lampu hias dan terdapat jejeran bangku yang tertata rapi, ditengahnya terdapat air mancur yang dikelilingi aneka tanaman bunga, yang memanjakan mata yang melihatnya, terdapat sebuah bangku dan disanalah kini Cahya berada, perlahan namun pasti dipetiknya sinar gitar, dan mulai melantunkan lagu lagu romantis, menghanyutkan perasaan semua yang mendengarnya, karena menghayati tiap lagunya tanpa disadarinya sudah banyak orang yang berkerumun mengelilingi, bahkan ada yang memvideo ya,

Cahya pun berhenti bernyanyi saat kerongkongannya terasa kering dan tanpa ia minta para penonton sudah memberikan saweran untuknya,

" Terima kasih,, terima kasih untuk semuanya,,."

Sungguh ia bahagia karena hasilnya kali ini jauh melebihi prediksinya, sungguh rejeki anak Soleh, senyuman terus mengembang dibibirnya, dengan santai ia berjalan ke warung nasi goreng tadi, namun ia tak menjumpai Leon, Zahra dan Zahira.

" Pak, maaf,, kemana anak anak yang bersama saya dan pria bertopi tadi?

" Kayaknya udah pulang neng sejak setengah jam yang lalu." sambil melayani pembeli

"Oh,,, ya udah pak, terima kasih."

Bergegas ia menyusuri trotoar yang menuju ke panti, jalanan terasa sepi karena sudah pukul 11 malam, hatinya terasa gak enak seperti ada yang sedang mengikutinya, langkahnya pun dipercepat, sesekali dia menengok ke kanan dan ke kiri, masih ada satu dua orang yang lewat jalan itu, saat tiba di gang buntu terasa ada yang menarik bahunya,hingga ia menoleh ke belakang,

Tampak dua orang pria yang bertubuh besar dan berkumis tebal, matanya melotot.

," Cepat serahkan uangmu, kalau masih sayang dengan nyawamu,! tangannya mencengkeram leher Cahya,

Dengan sekuat tenaga ditendangnya alat vital pria itu hingga membungkuk menahan sakit dibawahnya, karena melihat temannya kesakitan, pria yang satunya mengambil belati dari dalam bajunya, dan ditusuk kan kearah perut Cahya, dengan sigap ditangkis olehnya menggunakan gitar dan pria itu ditendang pas diulu hatinya, melihat mereka kesakitan secepat kilat Cahya berlari memecah kesunyian malam menuju panti.

Tanpa ia sadari sepasang mata menyaksikan semuanya dari jauh dan tersenyum tipis.

Nafasnya sudah ngos ngosan, saat ia sampai di panti, perlahan ditariknya nafas dalam dalam lalu dihempaskan lewat mulut, dilakukannya berulang ulang hingga ia merasa lebih baik, sungguh jantungnya seperti mau copot, mengingat kejadian tadi, diapun duduk dikursi taman dan melihat bintang yang bertaburan, sungguh indahnya diiringi angin malam yang sepoi sepoi, menampar lembut kedua pipinya dan menyibakkan anak rambutnya,

Udara yang terasa dingin menusuk tulang tak dihiraukannya, sesekali ia mengusap usap dan mencium tangannya agar terasa hangat,

kadang ia mengusap usap bahunya dengan kedua tangannya. Tiba tiba ada selimut tipis yang menutupi pundaknya, ia pun mendongak,

"Leon,,"

" Kenapa belum tidur, memangnya kamu gak capek? Apa ada yang kamu rencanakan?

Cahya menatap mata leon, dan mereka saling beradu pandang,

" Gue gak bisa tidur gulik,,,? Loe darimana kenapa baru datang, tuh nasimu udah dingin,

ditungguin gak ngerti ngerti, karena kebelet pipis kuajak anak anak pulang, sekarang istirahat di kamarmu,,,."

Leon ikut duduk disamping Cahya, dan memejamkan matanya.

" Kenapa tidur disini, ntar loe masuk angin lagi! Gimana kujawab Oma mu nanti? Loe ke kamar tamu aja ya,?

Sambil tersenyum dan menarik turunkan sebelah alisnya kemudian mengedipkan sebelah matanya, sungguh manis sekali,

" Loe sedang ngerayu gue ya? Ngapain bertingkah sok imut gitu? Pingin rasanya mencicipimu? bisik Leon ditelinga Cahya

dan mencium bibir lembut itu, **********

semakin dalam, mulanya Cahya berusaha berontak namun tangan Leon merangkul tengkuknya, hingga ia pasrah tak membalas ciuman panas dari Leon.

Tangan Leon mulai tak terkendali dan perlahan masuk ke dalam baju Cahya mengusap perutnya dan meraba keatas tepat di dua bukit kembar Cahya, masih dalam posisi berciuman Leon mulai menarik keatas bra Cahya dan meremas remas dua bukit kembar itu, Cahya yang mulanya terlena akan permainan Leon kini mulai sadar dan menggigit bibir bawah Leon dan akhirnya ciuman itu terputus,

Cahya merapikan bajunya dan mengusap bibirnya, ia memandang Leon penuh amarah dan ingin menamparnya, namun tangannya sudah di cekal oleh Leon.

" Jangan durhaka pada calon imam mu,? bisiknya lembut ditelinga Cahya

Cahya hendak berdiri namun ditahan oleh Leon hingga ia terduduk kembali,

" Temani aku liat bintang, ucapnya lalu memeluk tubuh Cahya memberi kehangatan, mengusir rasa dingin malam ini.

"*Cahya, **andai kau tau aku mulai mencintaimu, takkan pernah kulepaskan, kujanji akan menjagamu seumur hidupku, memberikanmu kebahagiaan disisa hidupmu, walau kau masih ragu

" nafasku adalah dirimu

bahagiaku adalah senyum mu

deritaku adalah tangismu

kaulah hidupku" bisik hati Leon

"Tuhan, salahkah aku mencintainya

rasa ini membunuhku,

dialah hidupku, bisik hati Cahya

bertemu denganmu memang inginku

mengenalmu memang harapanku

mencintamu anugrah untukku

membencimu bukan inginku

namun kehancuranmu adalah tujuanku,

bisik sisi jahat cahya***

Terpopuler

Comments

Penjaga Hati

Penjaga Hati

hai kk semangat up,
salam hangat dari karyaku 🙏

2020-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 tragedi malam itu
2 bab2 panti asuhan
3 bab3 Siapa dia
4 bab 4 lima tapak merah
5 bab 5
6 bab6
7 bab7 Zahra dan zahira
8 bab8 guru cinta
9 Bab9 Artis dadakan
10 Bab 10 gagalnya malam pertama
11 Bab11 kuman
12 bab12 perjanjian pra nikah
13 Bab13 pesta pernikahan
14 Bab14 malam pertama
15 Bab 15 malam perpisahan
16 Bab 16 rumah kenangan
17 Bab 17 terungkap rahasia
18 Bab18 terungkap rahasia 2,
19 Bab 19 kematian vino
20 Bab 20 kelahiran Leon
21 Bab 21 akhir cerita
22 Bab 22 penjelasan Leon
23 Bab 23. kembalinya Kinan.
24 Bab 24 kejutan ultah Leo
25 bab 25pernikahan Kinan Leo
26 Bab 26 ice cream cinta
27 Bab 27 Ancaman
28 Bab28 ide gila
29 Bab29 misi sukses
30 Bab30 pergi ke kampus
31 Bab31 keusilan Leon
32 Bab 32 hukuman cahya
33 Bab 33 penculikan cahya
34 Bab 34 penculikan cahya2
35 Bab 35 pembalasan
36 Bab 36 beri aku baby
37 Bab 37 sunat lagi
38 Bab 38 tukang siomay
39 Bab 39 bos tersayang
40 Bab 40 Pertemuan Intan dan Zayn.
41 Bab 41 Intan kabur
42 Bab 42 kesalah pahaman Zayn
43 Bab 43 penyesalan Zayn
44 Bab 44 jati diri Intan
45 Bab 45 Ulang tahun Dion.
46 Bab 46 pesta ulang tahun2
47 bab 47 malam kelam
48 bab48 ungkapan perasaan Bima
49 Bab49 liburan ke pantai
50 bab 50 kejutan buat Cahya.
51 bab 51 pernikahan Zayn Intan
52 Bab 52 derita Aini
53 bab53 derita Aini 2
54 Bab 54 hilangnya cahya
55 bab 54 pria misterius
56 bab 55 pria misterius2
57 bab 56 terungkapnya penculik Cahya
58 bab 57 Visual
59 bab 58 kehamilan cahya
60 bab 59 tamu tak diundang
61 bab 60 kenangan Alex
62 bab 61 kecelakaan Intan
63 bab. 62 kehamilan Aini ( End)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
tragedi malam itu
2
bab2 panti asuhan
3
bab3 Siapa dia
4
bab 4 lima tapak merah
5
bab 5
6
bab6
7
bab7 Zahra dan zahira
8
bab8 guru cinta
9
Bab9 Artis dadakan
10
Bab 10 gagalnya malam pertama
11
Bab11 kuman
12
bab12 perjanjian pra nikah
13
Bab13 pesta pernikahan
14
Bab14 malam pertama
15
Bab 15 malam perpisahan
16
Bab 16 rumah kenangan
17
Bab 17 terungkap rahasia
18
Bab18 terungkap rahasia 2,
19
Bab 19 kematian vino
20
Bab 20 kelahiran Leon
21
Bab 21 akhir cerita
22
Bab 22 penjelasan Leon
23
Bab 23. kembalinya Kinan.
24
Bab 24 kejutan ultah Leo
25
bab 25pernikahan Kinan Leo
26
Bab 26 ice cream cinta
27
Bab 27 Ancaman
28
Bab28 ide gila
29
Bab29 misi sukses
30
Bab30 pergi ke kampus
31
Bab31 keusilan Leon
32
Bab 32 hukuman cahya
33
Bab 33 penculikan cahya
34
Bab 34 penculikan cahya2
35
Bab 35 pembalasan
36
Bab 36 beri aku baby
37
Bab 37 sunat lagi
38
Bab 38 tukang siomay
39
Bab 39 bos tersayang
40
Bab 40 Pertemuan Intan dan Zayn.
41
Bab 41 Intan kabur
42
Bab 42 kesalah pahaman Zayn
43
Bab 43 penyesalan Zayn
44
Bab 44 jati diri Intan
45
Bab 45 Ulang tahun Dion.
46
Bab 46 pesta ulang tahun2
47
bab 47 malam kelam
48
bab48 ungkapan perasaan Bima
49
Bab49 liburan ke pantai
50
bab 50 kejutan buat Cahya.
51
bab 51 pernikahan Zayn Intan
52
Bab 52 derita Aini
53
bab53 derita Aini 2
54
Bab 54 hilangnya cahya
55
bab 54 pria misterius
56
bab 55 pria misterius2
57
bab 56 terungkapnya penculik Cahya
58
bab 57 Visual
59
bab 58 kehamilan cahya
60
bab 59 tamu tak diundang
61
bab 60 kenangan Alex
62
bab 61 kecelakaan Intan
63
bab. 62 kehamilan Aini ( End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!