Gadis itu terkejut ketika Revan dan Revin menoleh kepadanya.
Gadis itu melihat ke arah Revan dan Revin secara bergantian.
"Rania, kemari sayang," ucap Fira memanggil gadis itu yang adalah putrinya.
Rania segera mendekati ibunya setelah melirik kepada Revan dan Revin, dimana Revan hanya memutar arah pandangnya ke arah lain dan Revin masih dengan wajah terkejutnya.
'Imut banget,' ucap Revin dalam hati masih menatap Rania dari atas hingga bawah.
"Kakak ipar, ini Rania, putri kami!" ucap Fira dan tersenyum pada Ana dengan memperkenalkan putrinya.
Rani tersenyum pada Ana dan Arian dengan begitu manis yang membuat siapa pun yang melihatnya akan meleleh.
"Selamat ulang tahun, Bibi," ucap Rania tersenyum pada Ana.
"Terima kasih, Rania, Kalian memiliki putri yang begitu manis, seandainya dia bisa jadi menantuku," ucap Ana dengan mengelus kepala Rania dan menatap Kimso dan Fira.
Rania terkejut dengan apa yang di katakan oleh Ana, sedang Kimso dan Fira hanya tersenyum, tiba-tiba terdengar suara Revin menringis kesakitan membuat Ana, Arian, Kimso, Fira dan Rania menoleh ke belakang.
"Aduh! rambutku!" Revin meringis saat Revan dengan sengaja menarik rambut Revin untuk menyadarkan adiknya itu dari lamunan konyolnya.
"Revin, kamu kenapa?" tanya Ana pada putranya itu yang tengah menyentuh rambutnya yang mungkin sudah rontok akibat ulah sang kakak.
Revin menunjuk ke samping lebih tepatnya ke arah Revan.
Ana, Arian mengeryitkan alisnya membuat Revin menoleh dan terkejut karna Revan sudah tidak ada di sebelahnya.
Revin mencari ke segala arah dan terkejut saat melihat bahwa Revan sudah duduk di sofa bersama dengan Reana.
"Tidak apa-apa, Mom. tadi ada singa mengamuk dan menarik rambut Revin," ucap Revin dengan senyum di wajahnya kemudian segera menghampiri kakaknya.
"Oh iya, Kalian akan menetap di negara A 'kan?" tanya Arian pada Kimso.
Kimso menganggukkan kepalanya membuat Arian dan Ana tersenyum.
"Kami akan kembali ke negara S saat Rania sudah naik kelas 2 sekolah menengah atas," ucap Kimso menjelaskan pada Arian.
"Jadi Rania sudah pindah dan sekolah di sini?" tanya Arian dan di angguki oleh Kimso.
"Dia sudah masuk sekolah tadi, di sekolah xxx," ucap Kimso membuat Arian terdiam.
"Dia sekolah di situ, itu juga adalah sekolah Revan, mungkin Fania bisa berteman dengan Revan dan Reon di sana," ucap Arian dengan senyum di wajahnya.
"Rania, berbaurlah di sana bersama mereka," ucap Ana menatap sofa tempat para anak-anak mereka berbincang dan bercanda yang tidak jauh dari tempat mereka berbicara.
Rania tersenyum kemudian mengangguk.
"Sekali lagi selamat, Bibi." ucap Rania kemudian berjalan mendekat ke arah sofa tempat Revan dan Revin duduk tidak lupa dengan Reon, Carlos, Reana, Vivian dan juga Dion.
* * *
"Apa yang kamu lakukan di sini sih, nganggu orang aja!" ucap Vivian kesal saat Revin duduk di sofa panjang bersama dengan Revan.
"Hey Bocil, kamu itu harus sedikit sopan denganku, biar bagaimana pun aku tetap lebih tua darimu!" ucap Revin membuat Vivian semakin kesal.
Reana, Revan, Reon dan Dion hanya terdiam tidak berniat untuk melerai dua sejoli yang memang seperti tikus dan kucing setiap kali bertemu.
"Cuma tua 2 tahun aja juga!" ucap Vivian tidak mau kalah.
"Bocil ...," Ucap Revin yang terhenti karna Vivian sudah berbicara.
"Namaku Vivian bukan Bocil dan lagi aku sudah dewasa!" ucap Vivian kesal karena Revin terus memanggilnya bocil.
"Oh benarkah, apa kamu sudah punya pacar, oh biarku tebak, mana ada cowok yang mau sama perempuan bar-bar kayak kamu! Kamu saja tidak tau bagaimana caranya berciuman dan kamu sudah mengatakan bahwa dirimu sudah dewasa, bocil tetap bocil!" ucap Revin panjang kali lebar.
Wajah Vivian merona saat Revin mengatakan tentang hal itu sedang Revan sudah melirik tajam pada saudara kembarnya itu.
"Hay, apa aku bisa bergabung," ucap Rania tiba-tiba saat sudah berada di sofa tempat Revan dan Revin duduk.
Vivian menghentikan niatnya yang ingin mencaci maki pria gesrek di hadapannya saat mendengar Rania berbicara.
Revin tersenyum kemudian berbicara.
"Tentu saja boleh, Reana dia anaknya uncle Kimso," ucap Revin membuat Reana menatap Rania.
"Oh halo kak Rania, silahkan duduk," ucap Reana antusias dan menepuk sofa di sampingnya agar Rania duduk di sana.
Rania tersenyum kemudian duduk di samping Reana.
"Kak Rania apa kamu tau, aku sering mendengar tentangmu dari eyang Daenji saat aku menelfonnya dan juga nama kita sedikit mirip, semoga kita bisa akrab," ucap Reana dengan tersenyum manis pada Rania.
"Salam kenal, Reana," ucap Rania membalas senyum manis Reana yang membuat Revin dan Dion terdiam.
"Kak Rania, perkenalkan itu kakak-kakakku, yang sebelah kanan itu Revan dan kiri itu Revin," ucap Reana memperkenalkan kakaknya pada Rania.
Rania menatap Revan yang hanya cuek bahkan tidak berniat untuk memperkenalkan diri padanya membuatnya semakin penasaran pada pria itu.
"Halo Rania, salam kenal, jika ada sesuatu jangan sungkan untuk bertanya," ucap Revin dan Rania menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan apa yang di katakan oleh Revin.
"Halo kak Revan, kakak yang tadi bermain gitar di sekolah ya, permainan gitar kak Revan bagus banget," ucap Rania membuat Reon tersedak jus yang ia minum sedang Revan menatap tajam pada gadis di hadapannya.
Revan berdiri dari duduknya membuat semua orang di sana menatapnya bingung kemudian pergi menaiki tangga tanpa mengeluarkan sepatah kata.
Rania terdiam dengan sikap Revan padanya yang seolah-olah tidak suka dengan ke hadirannya.
Tiba-tiba Dion berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke arah sofa tempat kedua orang tuamnya duduk yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk.
Reon menatap adiknya itu dengan tatapan heran sedang Carlos hanya terdiam begitu pun dengan Revin.
Sedang Reana menghembuskan nafasnya kasar saat Dion beranjak dari duduknya. Rania yang mendengar Reana menghembuskan nafasnya kasar jadi menoleh pada adik sepupunya itu.
Hening seketika melanda sofa tempat Revin, Reon, Carlos, Reana dan Rania duduk hingga tiba-tiba Carlos berbicara membuat Revin menatap Carlos bingung.
"Oh iya, Vin. Apa kamu sudah lihat status pacarmu Sosmed, lucu sekali," ucap Carlos membuat Revin beranjak dari duduknya dan menghampiri pria yang selalu online tapi tidak punya pacar.
( sungguh kasihan).
Revin terdiam melihat foto di akun media sosial milik pacara barunya itu, dimana sang pacar sedang berfoto dengan seorang pria bahkan pacarnya itu mengecup pipi pria itu.
"Wah, pacarmu sadis sekali, belum juga 12 jam kalian jadian, tapi dia sudah mengunggah fotonya dengan pria lain," ucap Carlos dengan mengelengkan kepalanya.
Revin hanya menjawab sindiran dari sahabatnya itu dengan ber oh ria tanpa suara lalu berbicara.
"Dia bukan pacarku, dia sudah jadi mantan!" ucap Revin santay dan kembali duduk di tempatnya tadi.
Carlos terdiam mendengar perkataan Revin dan kemudian mengangguk mengerti.
"Reon, tadi Brother main gitar? dimana?" tanya Revin berturut-turut pada Reon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Destiichz
jangan lupa ya thor, kenaikan kelas 2 rania balik ke negara s wkk
2020-06-17
4
King or Queen
lanjut thor...
2020-06-03
1
🆁🅾🆂🅼🅰🅻🅸🅰
Lanjut thoor tambah seru inih ceritanyaa
2020-06-03
3