Grey terkejut saat melihat Revin berdiri di hadapannya, Grey menatap Revin tajam hingga tiba-tiba Revin mengedipkan matanya dan iris matanya yang tadinya biru berubah menjadi merah.
Grey tersentak dan tiba-tiba Revin melayangkan bogem mentah ke wajah Grey membuat Grey berteriak karna hidungnya ya g serasa patah.
"Sia**n, beraninya kau!" ucap Grey berniat untuk berdiri tapi Revin sudah menindih tubuhnya dan berulang kali melayangkan pukulan pada wajah Grey membuat Grey tidak bisa berbuat apa-apa.
Setengah jam kemudian.
Anggota Dragon night mulai membersihkan tempat itu dari orang-orang yang sudah mereka bunuh.
Revin menatap Grey yang sudah terkapar tidak bernyawa dengan wajah yang hancur.
Revin berjalan mendekati sang kakak dan dua sahabatnya yang tengah membersihkan darah di tangan mereka mengunakan air.
Reon dan Carlos saling menatap kemudian mengelengkan kepalanya dan berbicara dalam hati.
'Dua saudara yang begitu kejam, tidak kenal ampun,' ucap Reon dan Carlos dalam hati bersamaan dengan tangan yang masih di cuci.
"Baiklah, paman Desta. kami pulang dulu, ini sudah larut malam," ucap Revan dan Desta pun mengangguk.
Mereka segera menghempiri motor mereka dan segera memakai helm dan menyalakan mesin motor mereka menancap gas ke rumah masing-masing.
* * *
Pukul 11.30 malam.
Carlos tiba di depan gerbang rumahnya dan mematikan mesin motornya dan mndorong motornya memasuki gerbang rumahnya yang satpamnya sedang tidak ada.
Carlos segera menutup gerbang dan kembali mendorong motornya masuk ke garasi rumahnya lalu mengendap membuka pintu utama rumahnya.
Carlos melihat kanan kiri sebelum masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu secara perlahan dan tiba-tiba lampu menyala membuat Carlos terkejut kemudian menoleh ke belakang di mana ada Fania dan Carlson yang berdiri di belakang Fania.
Iris mata Carlos bertemu dengan iris mata milik Carlson, Carlson menepuk keningnya dan mengelengkan kepalanya membuat Carlos menelan salivanya dengan susah payah.
"Dari mana?" tanya Fania pada putranya itu.
Carlos menundukkan kepalanya kemudian mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Carlos, jawab!" ucap Fania membuat Carlos sedikit mengangkat kepalanya dan menatap sang ibu.
"Tadi ... ngerjain tugas sama Revan ketiduran di cafe milik Reon dan saat bangun sudah jam segini," ucap Carlos berbohong pada ibunya.
"Maaf, Mama," ucap Carlos merasa bersalah.
Fania yang melihat hal itu menjadi tidak tega, kemudian menghampiri Carlos dan memeluknya.
"Maaf, mama jadi salah paham sama kamu," ucap Fania memeluk putranya itu.
"Iya, Ma. maafin Carlos juga ya," ucap Carlos dan Fania pun mengangguk dengan masih memeluk Carlos.
Carlos mengangkat satu tangannya kemudian memberikan jempol pada sang ayah dan sedikit tersenyum.
Carlson membalas memberikan jempol pada putranya dan segera menurunkan tangannya saat sang istri melepaskan pelukannya pada putranya.
"Ya udah, masuk kamar kamu, terus tidur," ucap Fania dan Carlos mengangguk kemudian mencium pipi sang ibu lalu berjalan menghampiri sang ayah kemudian melakukan tos secara rahasia tanpa sepengetahuan Fania.
Carlos segera masuk ke kamarnya dan menutup pintu dan mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
"Hampir aja, maaf, Ma. Carlos tidak bisa jujur sama mama soal yang satu ini," ucap Carlos kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya dan sedetik kemudian tertidur.
* * *
Di tempat lain di waktu yang bersamaan, Reon mematikan motornya dan segera masuk ke gerbang yang terbuka saat sang satpam sedang buang air kecil di toilet.
Reon segera mendorong motornya masuk ke garasi dan segera membuka pintu dengan sangat pelan takut membangunkan ibu dan ayahnya.
Reon menutup pintu secara perlahan kemudian berbalik dan terkejut saat tiba-tiba lampu menyala dan mengira jika dirinya ketahuan oleh sang ibu.
Reon menghembuskan nafasnya saat melihat ternyata sang ayahlah yang menyalakan lampu, Rafael mendekat pada Reon yang sedikit terdiam di tempatnya.
"Segera masuk ke dalam kamarmu!" ucap Rafael kemudian mengelus rambut putranya dan tersenyum.
Reon mengangguk kemudian segera berlari menaiki tangga untuk segera ke kamarnya.
Reon menutup pintu dan segera menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Untung saja bukan mami yang nyalain lampu, bisa mati aku, kalau ketahuan sama mami," ucap Reon kemudian menutup matanya dan seketika terlelap tanpa memakai selimutnya.
* * *
Di tempat lain, kedua saudara kembar itu sedang berusaha untuk masuk ke dalam rumah setelah tadi mematikan motor mereka dan mendorongnya ke garasi saat berhasil mengelabui satpam penjaga gerbang rumah dengan suara-suara yang buat merinding.
Revan berusaha untuk membuka pintu secara perlahan kemudian masuk di ikuti oleh Revin yang mengekor di belakangnya.
Revan berusaha untuk menutup pintu hingga sebuah suara mengangetkan mereka.
"Kalian sedang apa?" tanya seseorang yang sudah berdiri di belakang mereka dengan memiringkan kepalanya bingung dengan tingkah kedua kakaknya.
Revan dan Revin menoleh dan menaruh jari telunjuknya di bibir masing-masing mengisyaratkan pada Reana untuk diam.
"Mom ... em ...," Reana mencoba berteriak tapi Revin segera membekap mulut sang adik agar diam.
"Sstt, diam, jangan berisik!" bisik Revin pada Reana.
Reana mengangguk membuat Revin melepaskan bekapan tangannya dari mulut adiknya itu dan seketika Reana berteriak membuat Revan dan Revin membelalakkan matanya.
"MOMMY!," teriak Reana membuat Revan dan Revin segeda berlari ke arah tangga dan masuk ke dalam kamarnya masing-masing dengan menutup pintu perlahan.
Sementara Reana terdiam di tempat melihat tingkah laku kedua kakaknya yang seperti pencuri yabg berlari ketakutan.
"Reana, ada apa?" tanya Ana sedikit berlari dari kamarnya bersama dengan Arian yang mengikut di belakangnya.
"Itu, Mom. tadi ada Kecoa nakal," ucap Reana berbohong.
Ana terdiam mendengar perkataan putrinya sedang Arian terdiam dan menatap Reana yang juga menatapnya.
Reana melirik ke arah atas membuat Arian mengangguk mengerti.
"Ya udah, kamu masuk lagi ke kamar kamu, dan juga buat apa kamu turun ke sini?" tanya Ana pada putrinya itu yang hanya bisa cengegesan.
"Air di kamar Reana habis, Mom." ucap Reana mengangkat botol yang sedari tadi ia pengang.
Ana yang melihat hal itu mengangguk mengerti kemudian mendekati putrinya.
"Mommy sama Daddy balik lagi aja ke kamar, aku cuma mau ambil air doang abis itu udah," ucap Reana dan Ana mengangguk kemudian berjalan lebih dulu ke kamar.
Arian mendekati Reana kemudian mengelus rambut putrinya dan tersenyum lalu mengecup singkat puncuk kepala putrinya itu.
"Semoga mimpi indah, sayang," ucap Arian dan Reana tersenyum.
"Makasih, Daddy," ucap Reana dengan tersenyum manis pada sang ayah.
Arian kemudian berbalik dan menyusul sang istri untuk kembali masuk ke kamar.
Reana segera masuk ke dapur dan mengambil air minum kemudian segera naik ke lantai atas untuk kembali tidur.
* * *
Pukul 6.30 pagi.
Arian dan Reana sedang memakan sarapannya di meja makan dan tidak lama kemudian terdengar suara teriakan dari kamar Revin.
Reana dan Arian saling bertukar pandang kemudian melepaskan penyumbat telinga yang mereka pasang di telinga mereka.
Reana dan Arian menghembuskan nafasnya dan mengelengkan kepalanya saat tiba-tiba Revin berlari mengejar Revan di dekat meja makan dengan tangan yang memengang gayung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Nur Halia
kata kambingnya nular ke anknya ya😂😂😂😂
2021-03-01
0
Lulu_djie
masih sma udh jadi bos mafia.. membunuh secara sadis.. ckckckck..
2020-09-04
1
kim.yeoja.syahkira
lucu ih kalo mau bangunin revin pasti heboh..
kemaren gelas stainless, trus hari nih gayung, besok apa lagi yah... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2020-07-16
2