Bella terkejut saat melihat Revin berdiri di hadapannya, Bella melihat Revin dari atas hingga bawah dan kemudian berbicara.
"Re ... Revin!" ucap Bella terkejut.
"Bella!" ucap Revin seolah-olah terkejut saat melihat Bella kemudian beralih melihat pria itu yang menatapnya datar.
"Revin aku ...," ucap Bella yang terhenti karna Revin sudah berbicara.
"Sudah! tidak perlu di jelaskan, aku sudah tau, sekarang kita putus!" ucap Revin membuat Bella terkejut kemudian menghembuskan nafasnya dan berbicara.
"Aku juga mau bilang gitu, aku ngga bisa sama kamu, kamu ngga bisa kabulin apa yang aku mau, aku cuma mau sama orang mapan kayak Tuan Grey," ucap Bella acuh kemudian menatap pria di hadapannya yang bernama Grey Wilson.
Revin berusaha untuk menahan tawanya dan kemudian berkata.
"Mungkin cafe ini tidak cocok untuk kalian dan lagi, jangan pernah muncul di hadapanku lagi, dimana pun," ucap Revin membuat Grey mengebrak meja kemudian berdiri dari duduknya dan menatap tajam pada Revin.
"Apa kamu fikir saya sudi berada di cafe ini, HEY KAMU MASIH BAU KENCUR DAN SUDAH BERANI BERBICARA SEPERTI ITU PADA SAYA, APA KAMU TIDAK TAU SAYA SIAPA, HAH," ucap Grey membentak Revin yang hanya berwajah datar.
Semua orang menatap ke arah ke arah Grey dan Revin, bahkan ada yang mulai berbisik.
Kini mood Revin benar-benar hancur, ini pertama kalinya ada seseorang yang berani membentaknya dan mengatainya masih bau kencur membuat Revin mengepalkan tangannya berusaha untuk meredam amarah yang sudah hampir sampai di ubun-ubun.
Dari kejauhan Reon dan Carlos tersentak saat mendengar seseorang dengan beraninya menyebut Revin bau kencur, kata-kata yang paling Revin benci.
"Sepertinya, nanti malam akan ada orang yang mati deh," ucap Carlos santay dengan masih menatap Revin dari kejauhan.
"Orang itu bernasib sial," ucap Reon membenarkan perkataan Carlos.
Sedang Revan mengepalkan tangannya dan menatap Grey tajam dari kejauhan tapi mampu membuat pria itu merinding.
'Kenapa tiba-tiba aku merinding begini,' ucap Grey dalam hati kemudian melihat ke segala arah hingga tatapanya bertemu dengan iris biru safir milik Revan yang menatapnya tajam dengan hawa membunuh yang keluar dari tubuhnya.
Reon dan Carlos terdiam saat Grey menatap ke arah mereka. Reon dan Carlos saling bertukar pandang kemudian menoleh ke belakang dimana Revan sudah mengeluarkan hawa membunuh dari tubuhnya dengan tangan yang menyilang di depan dada dan sorot mata yang tajam menatap ke arah Grey.
Reon dan Carlos saling menatap satu sama lain dan kemudian berbicara dalam hati.
'Sepertinya pria itu akan benar-benar mati malam ini,' ucap Reon dan Carlos dalam hati bersamaan.
"Ayo pergi!" ucap Grey dan kemudian keluar dari cafe di ikuti oleh Bella.
Revin menghembuskan nafasnya kemudian berbalik kembali ke mejanya lalu duduk setelah melepas celemek dan topi itu lalu menaruhnya di kursi di samping meja mereka.
"Revin, kau baik-baik saja?" tanya Reon berusaha untuk mencairkan suasana yang mendadak menjadi tengang.
Tiba-tiba Revin tersenyum membuat Reon dan Carlos merinding sedang Revan melirik adiknya itu dengan malas.
"Tentu, aku baik-baik saja, jangan khawatir padaku, aku santay," ucap Revin dengan senyum devil yang ada di bibirnya membuat Reon dan Carlos semakin merinding.
'Nih anak waras?' ucap Reon dalam hati kemudian menatap Carlos yang juga menatapnya.
Carlos mengangkat bahunya menanggapi pertanyaan dalam hati Reon.
"Pria itu adalah ketua mafia yang akan melakukan pembelian senjata ilegal di belakang pelabuhan di wilayah Dragon night," ucap Revan tiba-tiba membuat ketiga pria itu menatapnya.
Dragon night, Mafia milik orang tua mereka yang kini merekalah pemimpinnya. Arian, Carlson dan Rafael telah memberikan kepemimpinan mereka pada putra-putra mereka.
Mereka masih menjadi pemimpin tapi mulai sangat jarang datang ke markas Dragon night di karena 'kan kesibukan masing-masing, oleh sebab itulah, mereka menujuk putra-putra mereka yang memang mengetahui tentang Dragon night sejak kecil.
Sementara Ana, Sarah dan Fania sama sekali tidak tau.
"Kapan mereka akan melakukan transaksi itu?" tanya Revin yang entah mengapa tangannya tiba-tiba gatal.
"Malam ini, pukul 10 malam. aku meminta beberapa anggota Dragon night untuk mengawasi kawasan itu dan menunggu kita untuk datang," ucap Revan menjelaskan.
Revin, Reon dan Carlos saling menatap satu sama lain hingga seringaian iblis terbit di bibir mereka.
"Sepertinya kita harus lembur malam ini," ucap Reon dan ketiga orang itu mengangguk.
* * *
Pukul 9.50 malam.
Revan dan Revin beserta Reon dan Carlos menghentikan motor mereka tidak jauh dari pelabuhan lalu kemudian turun dari motor mereka.
"Selamat datang, Tuan," ucap seorang pria setengah membungkuk pada Revan, Revin, Reon dan Carlos.
"Bagaimana situasinya, paman Desta?" tanya Revan pada pria itu yang tidak lain adalah Desta tangan kanan sang ayah.
"Orang yang membawa senjata itu sudah datang tinggal menunggu pembelinya saja," ucap Desta menjelaskan.
Pembeli yang di maksud adalah kelompok mafia milik Grey.
"Mulai atur rencana, kami akan membantu pembersihannya," ucap Revan membuat Desta mengangguk mengerti.
Revan dan ketiga orang itu berjalan mendekat ke tempat mereka akan sembunyi sambil menunggu kedatangan orang yang di tunggu..
Desta menatap kagum pada ke empat remaja itu, kemudian tersenyum.
'Ternyata benar, jika buah pasti tidak akan jatuh jauh dari pohonnya,' ucap Desta dengan senyum di wajahnya.
Semua anggota Dragon night menerima Revan, Revin, Reon dan Carlos sebagai pemimpin tanpa ada masalah keberatan atau apapun, karna mereka percaya jika anak dan ayah pasti sama dan ternyata apa yang mereka fikirkan memang benar adanya.
Revan melihat dari kejauhan dan tidak lama itu, sepuluh orang pun mendekat dengan di tengah terdapat seorang pria yang tadi membentak Revin yaitu Grey.
Revin tersenyum devin begitu pun dengan ketiga orang itu, Revan memberi isyarat pada anggota Dragon night untuk bersiap.
Saat Grey dan pihak penjual senjata ilegal itu berjabat tangan, Revan memberi isyarat pada anggota Dragon night untuk menyerang dan suara tembakan pun mengema di pelabuhan yang sunyi itu.
Pihak musuh mulai menembak balik tapi kesulitan karna tidak mengetahui posisi dari anggota Dragon night.
"Sia**n," umpat Grey kemudian berbalik dan berniat lari dari tempat itu tapi sayang, sebuah bogem mentah mendarat di pipinya membuatnya terpental hingga tas yang berisi senjata terlepas dari tangannya.
Grey segera berdiri dengan mengusap ujung bibirnya yang sedikit berdarah akibat pukulan orang itu.
Grey berusaha untuk mencari keberadaan orang yang memukulnya tapi karna gelap karna bulan yang di tutupi oleh awan membuatnya sulit mencari hingga sebuah pukulan lagi-lagi mendarat di pipinya membuatnya terpental ke tanah.
Grey berdiri dan menatap orang yang memukulnya, Grey sedikit tersentak saat cahaya bulan mulai muncul dan menerangi tempat itu.
"Kau!" ucap Grey ketika melihat orang yang berdiri di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
kim.yeoja.syahkira
wow.....
daebak masih SMA tp udah jd pemimpin dragon night..
suka cerita yg begini nih, mafia mafia muda nan tamvannn
2020-07-16
1
R Ni
Bau kencur wong itu bau jahe kok🤣🤣🤣
2020-07-07
1
Եɾí
Anak anak devil
2020-06-13
3