Revin menghentikan motornya di parkiran sekolahnya yang bisa di bilang cukup elit.
"Kau hampir terlambat," ucap seorang pria yang menyandarkan dirinya di motor besarnya.
"Cuma 2 menit, Kamu itu sama saja seperti Brother," ucap Revin pada pria itu yang tidak lain adalah Carlos sambil membuka helmnya dan menaruhnya di atas motor besarnya.
Brother adalah panggilan Revin pada Revan.
"Karna aku adalah penganti Revan untuk mengawasi seseorang yang selalu tebar pesona dan juga PHP in anak orang," ucap Carlos membuat Revin berdecak sebal.
Revin turun dari motornya kemudian mengacak rambutnya membuatnya terlihat semakin keren.
Mereka berdua pun berjalan masuk ke gedung sekolah menuju kelas mereka.
Revan dan Revin sekolah di tempat yang berbeda, padahal mereka selalu bersama sejak Sekolah dasar dan juga sekolah menengah pertama.
Para junior berteriak histeris saat kedua cogan sekolah itu melintas di dekat mereka.
Carlos berjalan dengan wajah datarnya tidak berniat untuk meladeni adik kelasnya yang berteriak histeris, berbeda dengan Revin yang tersenyum pada para wanita itu sehingga membuat mereka semakin berteriak histeris.
"Dasar playboy," ucap Carlos sedikit kesal.
Revin dan Carlos masuk ke dalam kelas mereka kemudian duduk di kursi masing-masing.
"Aku tidak tau bagaimana bisa sifatmu dan Revan begitu berbeda, memang sih sama-sama dingin tapi, dari mana kamu mendapat sifat playboy itu," ucap Carlos yang tidak begitu mengerti tentang sifat saudara kembar itu yang sedikit berbeda.
Revin tidak menjawab karna telinganya yang sudah ia pasangkan earphone sambil menunggu bel masuk kelas berbunyi.
Carlos menghembuskam nafasnya, entah mengapa ia harus satu sekolah dengan pria yang satu ini, Carlos jadi ingat perkataan papanya yang mengatakan bahwa ayah Reon yaitu Rafael dulunya adalah seorang playboy sebelum bertemu dengan Sarah.
Carlos menatap Revin yang begitu asyik mendengarkan musik melalui earphonenya.
'Apa mungkin sifat playboy Revin berasal dari paman Rafael ya,' ucap Carlos dalam hati dengan menatap Revin.
* * *
Tidak terasa jam istirahat pun tiba, Carlos dan Revin kini berada di kantin sedang makan siang.
Para siswi perempuan menatap Revin dan Revin pun tersenyum pada mereka membuat para siswi itu berteriak histeris.
Carlos memainkan ponselnya mengabaikan sifat sahabatnya itu yang memang memiliki pesona yang luar biasa.
Tiba-tiba seorang pria menghampiri meja Revin dan Carlos kemudian mengebrak meja itu membuat Carlos menatap malas kemudian menatap Revin yang juga hanya santay dengan mulut yang mengunyah makanan.
"HEY!" teriak pria itu tapi tidak di pedulikan oleh Revin.
Pria itu kesal kemudian tersenyum licik lalu berkata.
"Ternyata benar ya, Lo cuma bisa tebar pesona doang, dasar pengecut. mungkin bapak Lo juga gitu ya, pengecut," ucap pria itu membuat Revin menghentikan tangannya yang ingin menyendok makan siangnya.
Carlos terdiam mendengar hal itu kemudian membuka ponselnya bersiap untuk merekam aksi yang sebentar lagi akan terjadi.
Dan benar saja, tiba-tiba Revin melayangkan bogem mentahnya di pipi pria itu membuat pria itu terpental hingga mengenai meja di belakangnya.
Para siswi berteriak melihat hal itu, sedang para siswa hanya terdiam karna memang tau jika Revin marah maka sebaiknya jangan di nganggu kecuali 2 pengikut pria yang Revin pukul.
Kedua orang itu bersiap untuk memukul Revin, tapi Revin dengan lihainya menghindar dan kemudian memukul mereka hingga tumbang.
Revin berjalan mendekat ke arah pria yang mengatainya pengecut, kemudian menarik kerah bajunya.
"Lo bisa bilang apa aja, tapi Gue paling ngga suka kalau ada orang yang berani bawa-bawa nama bokap Gue," ucap Revin dengan penuh penekanan.
Revin kembali memukul pria itu sedang Carlos hanya diam di tempatnya tidak berniat untuk menolong sahabatnya itu malahan asyik merekamnya.
(emang teman kamp**t)
"BERHENTI," teriak guru BK membuat Revin menghentikan tangan Revin yang memukul wajah pria itu.
"Revin ikut aku ke ruanganku, kalian bawa anak itu ke uks," ucap guru BK pada kedua teman pria itu.
Revin mengikuti guru itu keruangannya sedang Carlos menatap kepergian sahabatnya itu.
'Kalau aku apload di sosmed, pasti akan menjadi trending,' ucap Carlos dalam hati.
* * *
Di dalam ruang BK.
"Revin, ini sudah ke 2 kalinya kamu memukul juniormu 2 bulan setelah naik kelas, itu pun anak baru." ucap Guru BK pada Revin.
Revin hanya berwajah datar dengan rambut yang berantakan.
"Berdiri di tengah lapangan, aku tidak bisa lagi membiarkanmu berlaku seperti itu, kali ini aku akan menghubungi orang tuamu," ucap guru BK itu dan Revin pun keluar berjalan menuju lapangan.
* * *
Revan sedang makan siang di kantin sekolahnya.
"Tumben tadi kamu telat 2 menit, Van," ucap pria yang duduk di hadapan Revan yang tidak lain adalah Reon.
"Mengantar Reana," ucap Revan singkat padat dan jelas.
Reon hanya mengangguk mengerti, Dia sudah terbiasa dengan sikap dingin Revan jika berada di lingkungan luar, seperti sekolah.
Seluruh siswi menatap kedua orang itu yang terkenal cuek dan dingin, yang semakin membuat para siswi begitu menyukai mereka berdua.
Tiba-tiba ponsel Revan berdering membuat pandangan kedua orang itu mengarah pada ponsel itu.
Revan melihat nomor yang menelfonya.
'Nomor baru?' ucap Revan dalam hati kemudian mengangkat telfonnya.
"Halo," ucap Revan saat sudah mengangkat telfon itu.
"Halo, maaf menganggu bapak," ucap seseorang di seberang telfon membuat Revan mengernyit.
"Apa bapak bisa datang ke sekolah xxx, ada yang ingin saya bicarakan dengan bapak, tentang Revin," ucap orang di seberang telfon itu membuat Revan terdiam kemudian mematikan panggilan sepihak.
Revan beranjak dari duduknya kemudian berjalan keluar dari kantin membuat Reon mengekorinya dari belakang.
"Ada apa?" tanya Reon saat sudah berjalan beriringan dengan Revan.
"Beritahu guru kalau aku akan pergi keluar sebentar, ada urusan penting," ucap Revan dan Reon segera berlari ke ruang guru untuk segera meminta izinkan sahabatnya itu.
Revan tiba di parkiran setelah tadi masuk ke kelasnya mengambil jaketnya, Revan naik ke atas motor besarnya itu kemudian memakai helmnya.
"Revan, aku ikut," ucap Reon sedikit berlari dan segera naik ke motornya setelah memakai jaketnya.
Mereka pun segera meninggalkan gerbang sekolah menuju ke Sekolah Revin.
* * *
Revin berdiri di tengah lapangan di bawah teriknya matahari membuatnya mandi keringat.
Revin menangkap kaleng soda yang di lemparkan Carlos padannya. Revin membuka kaleng soda itu kemudian meminumnya karna tenggorokannya benar-benar kering.
Semua siswi menatap Revin dari kejauhan dengan sedikit berbisik-bisik.
"Aduh lihat deh, Kakak kelas Revin tampan banget, di tambah keringat di wajahnya jadi makin ganteng,"
"Aduh ngga sia-sia aku sekolah di sini"
"Tampan banget sih, badboy lagi, tipe aku banget,"
begitulah bisik-bisik para siswi yang kagum dengan ciptaan tuhan yang begitu sempurna.
Para siswi histeris saat melihat seseorang berjalan mendekat pada Revin dan Carlos yang berdiri tidak jauh dari Revin.
"Astaga, siapa pria tampan itu"
"Oh my god, apakah itu titisan dari tuhan, oh lihat wajahnya sangat mirip dengan Revin."
Teriak histeris pasa siswi saat melihat orang yang semakin mendekat pada Revin.
Revin menoleh ke belakangnya dan tersenyum pada seseorang yang menatapnya datar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Marisi Tampubolon
lah no revan yg fi kasih ma guru bp🤦🤦🤦
2020-08-26
1
kim.yeoja.syahkira
revin kenapa bisa jd kayak rafael yah yg playboy itu, pasti karna dari kecil udah di ajarin ttg jadi playboy deh... 🤦♀🤦♀🤦♀
2020-07-16
3
Dian Safitri
Next up
2020-07-14
1