Beberapa hari kemudian.
Hari minggu pun tiba, hari yang di tunggu-tunggu oleh para siswa dan siswi.
Pukul 6.30 pagi.
Arian, Ana, Revan dan Reana sedang sarapan di meja makan dengan keadaan yang cukup hening.
"Revan, mau kemana?" tanya Ana pada putranya yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Mau bangunin ...," ucap Revan terhenti ketika melihat Revin berjalan mendekat ke arah meja makan dengan penampilan yang sudah rapi.
Revin tersenyum kemudian duduk di kursi di samping Revan dengan hati yang bahagia.
"Aku fikir kamu belum bangun," ucap Revan kembali duduk di kursinya.
Revin tersenyum menatap kakaknya itu kemudian berbicara.
"Bukankah, hari ini Kita akan pergi bersama dengan Daddy," ucap Revin antusias menatap sang ayah kemudian menatap Revan.
Revan hanya menatap adiknya datar kemudian mengelengkan kepalanya.
Hari ini Arian beserta kedua putranya akan pergi ke mall untuk membeli sesuatu yang tentu saja rahasia.
Selesai sarapan, Arian, Revan dan Revin berpamitan untuk pergi pada Ana dan juga Reana yang memilih untuk tinggal di rumah dari pada harus keluar jalan-jalan.
Arian mengemudi mobilnya dengan Revan yang duduk di sampingnya berserta Revin yang duduk di belakang tengah asyik bermain game.
20 menit kemudian.
Mereka pun tiba di depan Mall milik Arian, Arian turn dari mobil di ikuti oleh kedua putranya.
Mereka masuk ke dalam mall dengan berjalan beriringan membuat pengunjung wanita di mall itu menatap mereka dengan tatapan kagum terutama pada Arian.
"Baiklah, hadiah apa yang cocok untuk Mommy kalian?" tanya Arian pada kedua putranya.
Besok adalah ulang tahun Ana dan Arian ingin membelikan sebuah hadiah untuk istri tercinta, tentu saja hadiah yang spesial.
"Aku rasa akan lebih baik jika Daddy membelikan sesuatu yang mommy suka," ucap Revin mengutarakan pendapat.
Arian nampak berfikir kemudian menatap putra sulungnya yang hanya terdiam.
"Revan, menurutmu apa?" tanya Arian pada Revan berharap agar sang anak mengutarakan pendapat.
"Mungkin coklat dan bunga," ucap Revan membuat Arian terdiam.
"Brother, apa benar kamu tidak memiliki pacar walaupun cuma 1?" tanya Revin sedikit menatap aneh sang kakak.
Revan mengelengkan kepalanya membuat Revin membelalakkan matanya tidak percaya.
"Brother, kamu Gay ya," ucap Revin bergidik ngeri membayankan sang kakak yang tampan seperti dirinya seorang Gay.
Revan terkejut mendengar perkataan Revin dan kemudian menginjak kaki adiknya itu dengan keras membuat Revin refleks berteriak.
"ADUUHH," teriak Revin membuat semua orang menatap mereka yang masih berdiri di lobi Mall itu.
Arian terkejut melihat tingkah laku kedua putranya yang begitu mirip dengan Kedua kakeknya yang kadang menjadi seperti tikus dan kucing dan kadang menjadi akur.
"Aku normal," ucap Revan singkat padat dan jelas.
"Bilang aja dong, jangan main injak kaki!" ucap Revin yang masih meringis dengan kaki yang cenat-cenut akibat perbuatan Revan.
"Sudah, hentikan, lebih baik kita mencari hadiad untuk Mommy kalian di lantai atas!" ucap Arian membuat kedua putranya mengangguk setuju.
Arian, Revan dan Revin mulai berkeliling tapi belum juga mendapat hadiah yang sesuai untuk Ana.
"Daddy, kita minum dulu ya, Revin haus," ucap Revin lirih tapi masih bisa di dengar oleh Arian dan Revan.
Arian mengangguk dan mereka pun masuk ke dalam restoran di mall itu untuk segera meminum jus sekaligus memakan sesuatu.
Mereka duduk di meja yang sedikit berada di pojok, para pelanggan di restoran itu menatap mereka bertiga dengan tatapan kagum sekaligus tertarik.
Arian dan Revan mengabaikan hal itu sementara Revin tersenyum membuat beberapa wanita berteriak histeris.
Mereka pun memesan minuman dan beberapa makanan kecil.
Tiba-tiba ponsel Arian berdering membuat Arian segera mengangkatnya yang tidak lain dari Mile orang yang ia tunjuk untuk mengurus mall itu.
"Halo," ucap Arian saat mengangkat telfon dari Mile.
"Halo, Bos. bisa tidak bos keluar sebentar, aku ingin membicarakan sesuatu, saat ini aku di luar restoran tempat anda makan bersama kedua tuan muda," ucap Mile membuat Arian menoleh dan menatap Mile yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk restoran, karna restoran itu berdinding kaca transparan membuat Arian bisa melihat Mile di luar restoran.
"Daddy pergi dulu sebentar, ada urusan," ucap Arian dan kedua putranya itu mengangguk mengerti.
Arian berjalan keluar restoran mendekat ke arah Mile yang membungkukkan badannya.
Tiba-tiba Revan berdiri dari duduknya membuat Revin menatap sang kakak dengan mulut dan mengigit pipet di gelas jusnya.
"Aku pergi ke toilet dulu," ucap Revan dan Revin hanya bisa mengangguk.
Saat Revan pergi, tiba-tiba tiga orang wanita mendekat ke arah meja Revin.
"Halo, tampan. bisa kami duduk di sini," ucap salah satu wanita itu dengan senyum di wajahnya.
"Halo juga, kakak cantik, tentu saja boleh," ucap Revin dengan senyuman di wajahnya.
Ketiga wajah wanita itu merona mendengar ucapan Revin yang begitu manis menurut mereka.
"Kau tampan sekali, sayang sekali kamu masih kecil," ucap sahabat wanita itu dengan wajah yang di buat sedih.
"Oh iya, umurku masih 17 tahun kakak cantik," ucap Revin membuat ketiga wanita itu menatapnya.
"Oh iya, apa kakakmu sudah punya pacar?" tanya salah satu wanita itu membuat Revin terdiam kemudian mengernyitkan alisnya.
"Maksud kakak cantik yang mana?" ucap Revin memperjelas, pasalnya wanita itu tadi mengatakan jika ia masih kecil dan kakaknya juga seumuran dengannya.
'Brother seumuran denganku, terus wanita ini bertanya apa Brother punya pacar? maksudnya apa? jangan-jangan ...,' ucap Revin dalam hati kemudian melihat sang ayah yang masih berbicara dengan Mile di luar restoran dengan membelakanginya.
"Yang ituloh," ucap wanita itu kemudian menunjuk ke arah Arian dengan kedua sahabatnya yang menganggukkan kepala mereka.
Revin terkejut kemudian tersenyum kecil dan mengigit bibir bawahnya berusaha untuk menahan tawanya.
"Oh yang itu, dia itu ...," ucap Revin yang terhenti karna Revan yang sudah kembali dari kamar mandi dan kini berdiri di hadapannya dengan menatap datar pada ketiga wanita itu.
"Hay Brother," ucap Revin tersenyum pada Revan dengan menaik turunkan alisnya.
"Maaf, nona, di sini meja kami!" ucap Revan dingin pada ketiga wanita itu dengan wajah datarnya.
Saat ketiga wanita itu ingin berbicara, tiba-tiba Arian berbicara membuat ketika wanita itu menoleh dan terkesima saat melihat wajah Arian yang begitu tampan.
"Revan, Revin," ucap Arian mendekat pada kedua putranya.
Revan yang masih berdiri di hadapan Revin menoleh di ikuti oleh ketiga wanita itu.
"Iya, Daddy," ucap Revan dan Revin bersamaan.
Ketiga wanita itu tersentak kemudian menatap Revan dan Revin bergantian lalu menatap Arian.
"Ayo pulang!" ucap Arian dan kedua putranya pun mengangguk.
Revan berjalan mengikuti sang ayah yang keluar dari restoran, Revin beranjak dari duduknya kemudian berjalan lalu menghentikan langkahnya kemudian menoleh pada ketiga wanita itu.
"Dia bukan kakak saya, tapi ayah saya," ucap Revin kemudian pergi meninggalkan ketiga wanita itu yang mematung di tempatnya.
Revin tersenyum dan segera berjalan keluar restoran menyusul sang ayah dan kakaknya itu, tentu saja dengan hati yang senang karna berhasil mengerjai ketiga wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Tan
mantap
2021-07-31
0
Ay Fie
lanjut lagi
2020-06-26
1
Sugianti Bisri
aku Dateng Thor
salam dari " Temani Aku Ken"
😘😘😘😘
2020-06-16
1