10 menit kemudian.
Revan memghentikan motornya di depan gerbang sekolah Reana, Revan melihat Reana yang belari kecil ke arahnya.
"Kakak," ucap Reana dengan senyum di wajahnya.
Revan memberi isyarat pada Reana untuk naik ke motor, Reana tersenyum senang karna sebentar lagi akan makan es cream.
Reana memakai helmnya kemudian naik dan memeluk pinggang sang kakak dan Rean pun segera menancap gas motornya menuju ke mall.
20 menit kemudian.
Revan dan Reana tiba di parkiran mall terbesar di kota A yaitu milik sang ayah yang masih menjadi rahasia, hanya Revan dan Revin saja yang tau, Ana dan Reana sama sekali tidak tau.
Reana membuka helmnya dan terkejut saat melihat Revin bersandar di motornya di parkiran mall itu.
"Kak Revin," ucap Reana tidak menyangka jika Revin akan ada di sana.
"Apa yang kakak lakukan di sini?" tanya Reana dengan menatap Revin heran.
"Kak Revan yang sms tadi," ucap Revin membuat Reana menatap kakak tertuanya itu.
"Ayo!" ucap Revan dan mereka pun berjalan masuk ke dalam mall.
Reana berjalan di tengah dengan memengang kedua tangan kakaknya, Revan di sebelah kanam sedang Revin di sebelah kiri.
Para wanita menatap iri ke arah Reana yang tengah berjalan dengan 2 cogan.
"Kak Revan aku mau makan es cream yang banyak ya," ucap Reana pada Revan dengan memiringkan kepalanya yang membuatnya terlihat imut.
Para pria di mall itu menatap penuh minat pada Reana, Revin yang menyadari hal itu menatap tajam mereka semua membuat semua pria itu menelan saliva mereka dengan susah payah.
"Tidak boleh, nanti kamu jadi gendut lagi," ucap Revin membuat Reana mengembulkan pipinya.
"Tidak boleh terlalu banyak, kamu bukannya lagi datang bulan," ucap Revan membuat Reana tersadar kemudian tersenyum malu pada sang kakak.
Mereka pun tiba di toko es cream di mall itu, Reana memesan es cream dengan wajah yang begitu bahagia membuat Revan dan Revin tersenyum kecil.
Tiba-tiba Reana terdiam saat matanya tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.
"VIVI," teriak Reana membuat Revan dan Revin menutup telinganya.
Revan dan Revin melihat ke arah pandang Reana dan melihat seorang gadis yang seumuran dengan Reana berjalan ke arah mereka dengan tersenyum dan seorang pria dengan malas berjalan di samping gadis itu, siapa lagi jika bukan Carlos.
Revin membelalakkan matanya melihat gadis itu yang bernama Vivian Sia adik Carlos.
"Reana, apa kabar?" tanya Vivian yang sudah duduk di samping Revan dengan tersenyum pada Reana yang juga tersenyum padannya.
"Baik, bagaimana kabarmu? maaf ya, aku tidak bisa sering ke rumah kamu karna sibuk," ucap Reana dan Vivian hanya mengangguk mengerti.
Carlos duduk di samping Revin dan menatap pria itu yang mendadak wajahnya berubah masam.
Tiba-tiba mood Revin menjadi buruk melihat Vivian duduk bersama mereka.
"Kenapa tuh muka, masam gitu," tegur Vivian melihat Revin yang wajahnya di tekuk masam.
"Apa urusannya denganmu, dasar bocil," ucap Revin membuat Vivian membelalakkan matanya.
"Aku udah 15 tahun ya, bukan bocil lagi!" ucap Vivian yang mulai ngegas.
"Kamu fikir 15 tahun itu udah dewasa dan juga, jaga emosimu, kalau kamu seperti itu bisa-bisa pria akan lari sebelum mengetahui namamu," ucap Revin panjang lebar membuat Vivian semakin kesal.
"Kakak apaan sih, ngga boleh gitu kali," ucap Reana membuat Revin menghembuskan nafasnya memilih mengalah dari pada adiknya menceramahinya.
Vivian membuang muka pada Revin begitu pun dengan Revin, entah mengapa kedua orang itu selalu saja bertengkar setiap kali bertemu.
"Halo kak Revan, gimana kabar kak Revan?" tanya Vivian lembut pada Revan.
Revin terkejut mendengar gadis yang selalu ia anggap bocil itu berkata lembut seperti itu.
"Baik," ucap Revan singkat kemudian mengelus rambut Vivian dengan tersenyum kecil.
"Kenapa kamu bisa ada di sini, terlebih lagi dengan adik bar-barmu ini," bisik Revin pada Carlos.
"Dia ingin ke mall dan memintaku untuk menjemputnya dan juga menemaninya memilih hadiah katanya," bisik Carlos membuat Revin mengernyit.
"Dia punya pacar?" tanya Revin dengan berbisik pada Carlos.
Carlos membelalakkan matanya kemudian menatap Revin yang juga menatapnya.
"Tidak tau," bisik Carlos kemudian mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.
Mereka pun memakan es cream dengan bahagia, mumpung Revan yang membayar membuat Reana dan Vivian tersenyum senang.
Pukul 5 sore.
Vivian dan Carlos pun melambaikan tangan mereka pada Revan, Revin dan Reana kemudian Carlos pun melajukam motornya meninggalkan parkiran mall itu.
Revan memakai helmnya dengan Reana di yang naik dan kemudian memeluk pinggang sang kakak dan menyalakan mesin motornya berjalan keluar di ikuti oleh Revin.
25 menit kemudian.
Revan, Revin dan Reana tiba di depan rumah mereka, Revan pun mematikan mesin motornya begitu pun dengan Revin lalu turun dari motor dan masuk ke dalam rumah.
"Mommy kami pulang," ucap mereka bertiga serempak.
"Selamat datang, kok baru pulang?" tanya Ana pada anak-anaknya.
"Hehe, tadi pergi makan es cream, Mom," ucap Reana sambil cengengesan.
Ana tersenyum mendengar hal itu dan kemudian menatap putra keduanya yang sedikit berwajah datar.
"Kamu kenapa, Vin?" tanya Ana pada Revin.
"Tidak apa-apa, Mom. aku naik ke kamarku ya, Mom," ucap Revin kemudian mengecup singkat pipi ibunya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Ana terdiam melihat putra keduanya itu kemudian menatap Revan.
"Tadi dia ketemu sama Vivian, Mom. makanya moodnya jadi buruk," ucap Revan tersenyum kecil kemudian mengecup pipi sebelah kanan sang ibu dan menaiki tangga menuju kamarnya.
Ana terdiam mendengar penjelasan Revan.
"Mereka 'kan tikus dan kucing, Mom," ucap Reana dengan senyum di wajahnya kemudian mengecup pipi yang ibu dan naik ke atas menuju kamarnya meninggalkan Ana yang terdiam seribu bahasa.
"Tikus dan kucing?" ucap Ana bertanya pada dirinya sendiri.
* * *
Sementara itu, Revin melempar tasnya ke atas tempat tidur dengan kesal dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan perasaan kesal.
"Dasar bocil bar-bar, sakit banget kakiku ini," ucap Revin terduduk di tempat tidurnya kemudian melepaskan sepatunya dan mengelus kakinya yang menjadi sasaran oleh ke bar-baran Adik sahabatnya itu.
"Bocil sia**n," umpat Revin kesal pada Vivian yang berani-beraninya menginjak kakinya di bawah meja tadi.
"Liat aja nanti, aku balas kamu," ucap Revin berniat untuk membalas perbuatan Vivian padanya.
* * *
Sementara itu di kediaman Carlson, lebih tepatnya di kamar Vivian, Vivian tengah menghentakkan kakinya dengan kesal karna di sebut bocil oleh Revin.
"Dasar cowok resek, aku bukan bocil, liat aja nanti aku tunjukin pria yang jadi pacar aku sama dia, biar dia tau, kalau aku bukan bocil lagi," ucap Vivian serius dengat semangat 45 untuk membuktikan pada Revin jika dirinya bukan bocil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
ᵟᵁᴵᴺ ♚ ωυℓαи ♕
seneng banget klo punya kk seperti itu,,,dijaga banget seperti menjaga berlian😘😘😘🤗🤗🤗
2020-09-23
1
Rizna Aftha
kayanya bakalan jodoh ni si vivi dengan revin🤗🤗🤗🤗
2020-07-03
8
V᭄ᭃ͢dєͮvͥiͤl₲₲»̶̳͓✧ᴾᴳ ⃫⃟ ⃟⅌
lanjut akak
maaf ru ketemu di cari hehe👉👈
2020-06-26
1