Ketemu, Yuk!

"Mama ngapain sih ke toko bahan kue?" tanya gue begitu keluar dari toko.

Wajar kalau gue curiga karena ini sangat tidak menggambarkan kepribadian nyokap gue banget.

Bukannya langsung menjawab, Mama malah berdecak sambil protes, "Kenapa sih? Emang nggak boleh? Kan toko ini tempat umum."

"Bukan masalah boleh apa enggak boleh, Ma, cuma kok bisa Mama ke sini? Kan Mama suka nggak sabar kalau bikin kue-kue gini, ngapain ke sini? Sampe ketemu Zea lagi, wajar lah kalau Eza curiga." Gue langsung menyipitkan kedua mata curiga, "Mama nggak ngerencanain sesuatu kan?" Gue berdecak frustasi tak lama setelahnya, "Ma, Eza harus bilang berapa kali lagi sih? Kalau Eza itu sama Zea nggak pacaran, kenal aja baru."

Gue berpikir sebentar. Eh, kami itungannya udah saling kenal belum sih kalau begini? Kok agak ragu juga.

Gue kembali menoleh ke arah nyokap. "Bahkan Eza nggak yakin kalau kita bisa dibilang kenal, Ma. Cuma sekedar tahu, ketemu juga baru dua kali hari ini. Itu pun sebentar doang doang semua."

"Apaan sih? Kamu itu su'udzon aja. Iya, iya, Mama tahu kamu nggak pacaran sama Zea. Mama juga nggak minta kalian pacaran kok, Mama pure nggak sengaja ketemu dia. Terus Mama bilang kalau Mama ini Mamanya kamu, terus Mama dibantuin deh beli bahan kue yang paling bagus. Udah gitu aja."

Gue masih menyipitkan kedua mata curiga. "Sejak kapan Mama suka bikin kue?"

"Belum suka, tapi Mama kemarin abis liat video bikin kue gitu, kayaknya gampang deh, Mama jadi penasaran pengen coba bikin."

"Yakin begitu?"

Nyokap gue langsung berdecak. "Tahu lah terserah kamu mau percaya atau enggak, yang jelas emang begitu. Udah, ayo, jadinya kamu mau nganter Mama pulang atau enggak."

"Iya, jadi."

Gue mengangguk lalu membuka bagasi mobil untuk menaruh barang belanjaan nyokap, yang nggak bisa gue bilang sedikit. Baru mau coba-coba kok beli segini banyak maksudnya apa? Efek dimanjain suami ya begini.

"Nginep ya ntar?"

Gue langsung menggeleng cepat sebelum memakai seat belt.

Mama tidak protes dan hanya mengangguk paham. Namun, meski demikian raut wajahnya terlihat kecewa. Gue kemudian berusaha untuk menghiburnya.

"Next time, ya, Ma."

"Kamu mah ngomongnya next time, next time terus, tapi nggak nginep-nginep," rajuknya kemudian.

Gue menghela napas panjang. "Kan kapan hari abis nginep di rumah," ucap gue membela diri.

"Itu kapan? Mama aja sampe udah lupa kok masih aja kamu ungkit-ungkit." Mama kemudian berdecak kesal dan menepuk pundak gue, "udah buruan jalan!" perintahnya kemudian.

Gue hanya mampu menghela napas pasrah dan mulai melajukan mobil. Sebenarnya gue nggak tega juga sih nolak permintaan nyokap yang berharap gue nginep di rumah, gue sih seneng-seneng aja sebenernya nginep di sana. Tapi yang bikin gue males itu bokap. Gue malas merusak mood hanya demi mendengar sindiran beliau.

***

Setelah mengantarkan nyokap, gue langsung pulang. Meski langsung pulang bukan berarti gue nggak turun dan masuk ke rumah dulu, ya, gue tetep ikut turun dan membantu membawa barang belanjaan beliau. Karena kebetulan bokap gue juga belum pulang jadi aman. Mungkin kalau seandainya bokap udah pulang, gue benar-benar hanya akan mengantar nyokap doang kali, ya.

Gue kemudian memutuskan untuk mandi dan beberes setelahnya. Pikiran gue melayang memikirkan apa yang harus gue lakukan setelah mandi.

Setelah bergelut dengan isi kepala sendiri selama beberapa saat, gue akhirnya memutuskan untuk mengirim direct message sekali lagi buat Zea. Siapa tahu tetiba gue hoki kan diajak ketemu semisal.

@Eza_Shariq : hai, sorry ya buat yang tadi, hehe

Di luar dugaan, DM gue dibales tak lama setelahnya. Seperti gadis Abg yang baru saja respon yang gebetan, gue menjerit heboh tak lama setelahnya.

@ZeaSyazani_Albirru : sorry, kenapa kak?

@Eza_Shariq : mamaku

@ZeaSyazani_Albirru : kenapa Kak Eza minta maaf? Lagian Mama Kak Eza juga gk salah loh. Jadi nggak perlu minta maaf, Kak

@Eza_Shariq : jadi gk perlu ya?

@ZeaSyazani _Albirru : enggakkkk, Kak 😊 sama sekali nggak perlu

@Eza_Shariq : oke, thanks deh kalo gitu. Makasih ya udah bantuin Mama aku

@ZeaSyazani_Albirru : iya, sama2 kak, aku juga seneng kok bisa bantu

@Eza_Shariq : Ah, sayang banget ya tadi lagi buru-buru, jadi nggak sempet ngobrol atau foto bareng kan

@ZeaSyazani_Albirru : ☺️ next time mungkin kak

Gue tidak bisa untuk tidak menjerit saat membaca balasan yang Zea kirimkan. Ini gue nggak salah baca kan? Next time? Berarti kemungkinan kalau kami bisa ketemu lagi kita bisa foto bareng atau ngobrol, gitu kan maksudnya?

Apakah ini sebuah kesempatan?

Dengan perasaan gugup, gue mulai mengetik balasan untuk Zea.

@Eza_Shariq : ketemu yuk

Gue merasa aneh dengan apa yang baru saja gue ketik. Kok kesannya kayak ngegas ya? Buru-buru gue menambahkan.

@Eza_Shariq : maksudnya meet up, bikin konten gitu contohnya

@ZeaSyazani_Albirru : hahaha

@Eza_Shariq : ada yang lucu?

@ZeaSyazani_Albirru : ada. Kak Eza, hehe

@Eza_Shariq : jadi kapan kita meet up-nya?

Tak sabar gue langsung menanyakan kembali.

@ZeaSyazani_Albirru : kak Eza gk takut?

Hah? Takut? Takut apa nih yang dimaksud? Bukannya Anya bilang Zea single dan pria yang waktu itu kakaknya. Lalu apa yang Zea khawatirkan?

@Eza_Shariq : sama kamu?

@ZeaSyazani_Albirru : sama fans kak Eza, nanti kalau kita ketemu mereka makin ngarep kalau kita beneran ada something loh

@ZeaSyazani_Albirru : kak Eza gk takut?

Ngapain harus takut? Yang ada gue malah berharap mereka semakin ngarep dan mendoakan gue benaran ada something sama lo, Zea. Itu harapan gue.

@Eza_Shariq : enggak

Terpopuler

Comments

dementor

dementor

kawal terus sampai halal,kak eza.. author,up terus sampai tamat..

2023-06-19

0

Rizki Ardiansah

Rizki Ardiansah

upp

2023-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!